Jakarta, Jagatgame.id – Industri gaming di Indonesia tumbuh 40 persen, menurut data perusahaan penyedia data analitik industri game dan e-sports, Newszoo, tahun 2018.
Data Newszoo juga menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-17 dari 50 negara di seluruh dunia. Taiwan berada di peringkat ke-15 dan India Terdapat di peringkat ke-16, sedangkan Cina berada di posisi puncak.
Kendati berada di peringkat ke-17, menurut Hans Kurniadi Saleh, Country Director Garena, Indonesia Mempunyai potensi yang sangat besar Kepada tumbuh di industri gaming. Dari 266 juta penduduk hanya 82 juta yang sudah online.
“Kita Lagi Terdapat di posisi yang cukup Dasar. Jadi Lagi banyak yang Bisa kita kerjain, banyak potensi juga Kepada Bisa berkembang jauh kedepannya,” tutur Hans, dalam acara Selular Telco Outlook 2020, di Hotel Aston, Jakarta, Senin (2/12/2019).
Salah satu tantangan terbesar adalah dari segi infrastruktur. Bila dibandingkan dari tiga atau empat tahun Lewat, perkembangan infrastruktur Begitu ini sudah jauh lebih Berkualitas seiring pergeseran tren penggunaan personal computer (PC) ke mobile. Dengan dorongan pemerintah Indonesia ke era 4G dan bahkan 5G, Hans Percaya hal ini akan mendukung penetrasi online di Indonesia.
“Dari sisi pengguna, kita juga Bisa menjangkau lebih luas. Karena ini makin meluas, makin masuk ke pelosok-pelosok mungkin Lagi Terdapat kekurangan dari segi kestabilan. Dari kita memang butuhnya internet Kukuh. Karena dari permainan game sendiri, kita gak membutuhkan internet yang super Segera tapi lebih ke yang Kukuh,” tuturnya.
Ia menyoroti betapa network latency sangat mempengaruhi kenyamanan bermain game. Buruknya status latency Bisa mengakibatkan data atau informasi yang diterima aplikasi Kagak sesuai atau Kagak Seksama karena Terdapat beberapa data yang hilang ketika di terima pengguna aplikasi. Misalnya kejadian nyatanya adalah, frame yang terlompati Begitu bermain game online.
“Misalnya Terdapat delay berapa mili second saja berpengaruh besar buat para gamer dan juga para atlet pemain eSports. Kestabilan internet di situ juga bakal membantu perkembangan industri kedepannya,” ucap Hans.
Garena selaku platform gaming pun telah beberapa kali menjalin kerja sama dengan perusahaan telco Kepada menjangkau daerah pelosok dengan menggunakan branding games. Pasalnya, games lebih mudah menyentuh milenial dalam penetrasi entertainment yang sangat terbatas. Persepsi soal game industry pun dinilai akan semakin membaik di tahun depan.
Mengangkat game lokal juga menjadi salah satu isu Krusial dalam mengembangkan industri gaming di Indonesia. Hans menyebut, potensi game lokal ditandingkan dalam kompetisi eSports terbuka lebar. Salah satunya dalam pertandingan eSports bergengsi Piala Presiden Esport (PPE) 2020.
PPE 2020 akan menandingkan tiga game, salah satunya game lokal. Adanya game lokal dalam PPE 2020, kata dia, merupakan komitmen Kepada mendukung ekonomi digital dan mengembangkan developer lokal.
“Kita sudah Memperhatikan game lokal sudah masuk ke industri eSports dan juga ke industri games secara luas. Tapi memang Lagi jauh dibelakang bila kita bandingkan dengan negara-negara lain, seperti di China, setiap hari Terdapat berapa game yang mereka rilis. Perbandingannya sangat-sangat jauh,” cetus Hans.
PPE 2020 merupakan turnamen esport yang digelar atas kerja sama Kantor Staf Presiden, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).