Jakarta, Jagatgame.id – Gairah masyarakat Kepada berinvestasi makin tinggi, platform perdagangan yang menawarkan robot trading pun menjamur. Mulai dari robot trading forex (foreign exchange) hingga kripto yang menawarkan kemudahan Kepada trading secara Mekanis.
Meski Terdapat yang Akurat, tak sedikit platform robot trading forex yang hanya berkedok menipu dan menjadi investasi bodong. Apalagi, banyak juga platform robot trading forex yang mengiming-imingi masyarakat dengan imbal hasil besar, minim risiko, dan Enggak perlu melakukan kegiatan trading sama sekali.
Beberapa waktu Lewat, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan telah memblokir 249 domain situs web entitas di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang Enggak Mempunyai izin.
Rupanya, sebagian dari platform yang diblokir tersebut menggunakan modus paling baru. Mereka Membikin penawaran paket investasi berkedok penjualan robot trading forex melalui paket-paket investasi dengan menggunakan sistem member get member.
Kejanggalan Platform Robot Trading Forex Abal-abal
Pada dasarnya, robot trading forex adalah seperti Mempunyai asisten yang mengerjakan pekerjaan rutinnya saja. Fungsi utamanya Kepada mengeliminasi sisi emosional dari trader dengan tujuan agar keputusan dibuat secara Rasional bukan subjektif. Tetapi, Apabila robot dikeluarkan oleh pihak perusahaan terkait, hal ini menjadi sarat akan konflik kepentingan. Apalagi, Apabila robot trading forex tersebut menjanjikan keuntungan secara bombastis.
Menurut Desmond Wira, pengamat dan praktisi investasi, berdasarkan penelusurannya yang dibagikan di media sosial, ditemui beberapa kejanggalan pada platform robot trading forex. Desmond mengaku mendapatkan izin dari salah satu nasabah trading forex tersebut. Bahkan ia diberikan login dan password Kepada masuk ke akun realnya.
Berikut ini sejumlah kejanggalan dari platform robot trading forex yang perlu diwaspadai
1. Tingginya rasio keuntungan dibanding kerugian
Platform robot trading forex ini menawarkan tingginya rasio keuntungan dibanding kerugian. Padahal Enggak Terdapat keuntungan yang mutlak 100%. Setiap bulan cetak profit hingga 10%. Statistik win ratenya 81-19. Artinya 81% trading menorehkan keuntungan, hanya 19% tradingnya mengalami kerugian. Robot trading tersebut jarang losing streak atau rugi beruntun, setelah rugi robot itu kembali profit. Selama bertahun-tahun losing streak paling banyak 3 kali.
Dengan keuntungan 10% per bulan, maka 1 tahun keuntungannya Dapat 120%. Dengan profit sebesar itu sudah mengalahkan Dekat Seluruh trader profesional. “Lewat pertanyaannya kenapa repot-repot mencari nasabah receh?” tulisnya.
2. Hanya Dapat dioperasikan broker tertentu
Praktik robot trading yang hanya Dapat dioperasikan di broker tertentu. Padahal, dengan sistem Expert Advisor (EA) Semestinya robot trading dapat digunakan oleh broker forex lain. Hal ini diperparah dengan legalitas atau regulasi broker yang Enggak Terang. Sehingga ketika terjadi penipuan, Duit pengguna akan hilang semuanya.
3.Enggak menerima file Ekspansi robot
Robot trading dalan platform MetaTrader berbentuk file Ekspansi mq4 atau ex4. Nah menurut yang sudah join mereka Enggak pernah Menyaksikan atau menerima file tersebut.
4. Transaksi yang janggal
Ketika membuka akun salah satu pengguna, Desmond menemukan kejanggalan pembukaan posisi trading selalu dilakukan di harga Open. Hal ini terjadi di Seluruh transaksi bertahun-tahun berapa ribu transaksi yang sudah terjadi dan Seluruh terjadi di harga Open.
Selain itu, terjadi kejanggalan waktu dan harga Enggak sesuai. Juga harga dan candle Enggak sesuai. Dan yang paling parah, pembukaan posisi trading muncul belakangan (delay). Rupanya pembukaan posisi trading muncul belakangan, Enggak sesuai dengan waktu yang tercantum di Trade History.
Padahal, Ketika trading real, Enggak mungkin robot trading Dapat ambil posisi selalu di harga Open. Hal ini disebabkan Terdapat dinamika harga forex, Elemen spread, slippage, dan koneksi server broker.
Ia menyimpulkan, robot trading forex Terkenal yang ditest tersebut Enggak dilakukan secara real, melainkan rekayasa. Modus operandinya adalah dengan Langkah merekayasa harga pembukaan posisi trading. Sedangkan harga penutupan posisi trading tetap mengikuti harga pasar. Dengan Langkah ini mudah sekali Kepada mengatur suatu trading Mau profit atau rugi.
5. Skema member get member mengarah ke ponzi
Kejanggalan lain, skema member get member atau money game ala skema ponzi Kepada memberikan keuntungan yang digunakan oleh berbagai platform robot trading forex. Logikanya, ketika robot trading forex Maju digunakan, Enggak perlu menggunakan member get member.
Hal tersebut dinilai Bahkan mengindikasikan platform robot trading membutuhkan Duit dari Personil baru Kepada operasionalnya, layaknya skema ponzi lain. “Kepada memberikan keuntungan di awal, mereka Mengenakan skema ponzi atau money game,” ujar Desmon seperti dilansir dari Detikcom (28/9).
Dengan skema money game, platform tersebut hingga kini Lagi Dapat bertahan dan Maju memperluas jaringannya. Tetapi itu hanya tinggal menunggu waktu, karena bakal Terdapat 1 titik di mana pelaku tak Pandai Tengah gali lubang tutup lubang Kepada membayar keuntungan investornya. “Saya menyarankan Kepada menjauhi penawaran robot trading ini karena cenderung Enggak Kondusif atau berbahaya,” imbuhnya.
Enggak Seluruh platform robot trading forex ilegal
Ariston Tjendra, Pengamat Pasar Duit mengatakan, robot trading sebenarnya Enggak hanya digunakan dalam platform investasi ilegal saja. Beberapa broker forex Absah juga Terdapat yang Mempunyai fitur tersebut. “Karena itu salah satu benefit, orang Enggak perlu susah-susah mikir Kepada trading,” ujar Arison dikutip dari detikcom.
Tetapi, semakin populernya robot trading Membikin broker forex ilegal memanfaatkan teknologi itu Kepada menggaet targetnya. Lewat mengapa robot trading forex ini semakin Terkenal? Menurutnya, itu karena selama masa pandemi COVID-19 euforia investasi sangat tinggi. Banyak investor-investor baru atau newbie yang lahir, terutama dari kalangan milenial.
“Pandemi ini memunculkan investor-investor baru, kalangan milenial maupun orang-orang yang belum berinvestasi sebelumnya tiba-tiba tertarik investasi di masa pandemi ini. Para investor newbie tersebut mencari jalan instan Kepada mendapatkan cuan. Mereka enggan menghabiskan waktu Kepada belajar dari pengalaman bertransaksi,” ujarnya.