Dari sekian banyak earphone TWS yang tersedia di pasaran, tampilannya kurang lebih sama dan menggunakan karet eartip pada bagian ujungnya. Kalau Samsung rilis Galaxy Buds Live, Sony hadirkan versinya sendiri lewat Sony LinkBuds, Buat penuhi segmen yang kurang lebih sama, terutama bagi mereka yang aktif.
Lebih spesifik kepada mereka yang hobi bepergian, aktif berkegiatan di luar ruangan, atau mereka yang sekadar Mau tetap Dapat mendengarkan “dunia luar”. Kalau earphone TWS flagship berlomba unggulkan fitur ANC Buat meredam Bunyi luar, earphone seperti Sony LinkBuds Dapat dibilang kebalikannya. Hadir tanpa fitur peredam noise (kecuali Buat panggilan).
Secara desain, Sony LinkBuds bakal pas Buat mereka yang mencari earphone tanpa eartip, ditambah dengan ragam fitur ekstra. Yang Niscaya, earphone TWS Sony yang satu ini bukan Buat Seluruh orang, termasuk saya. Berikut ulasannya.
Desain
Pastikan Gizmo friends membaca bagian ini dulu sebelum ke bagian lain—walaupun memang berada di yang paling atas. Terdapat sejumlah poin menarik yang Dapat dibahas terkait desain Sony LinkBuds. Berkualitas charging case, earbud Tiba kotak kemasannya sendiri terbuat dari plastik Sirkulasi ulang. Meski begitu, tetap terlihat menarik.
Masing-masing earbud Mempunyai bobot 4,1 gram, sementara charging case-nya cukup kompak, meski agak tebal. Mekanisme buka tutupnya agak spesial—kalau earphone TWS umumnya Dapat langsung dibuka, Sony LinkBuds punya tombol yang perlu ditekan Buat membuka cover bagian atas. Lebih Terjamin Ketika terjatuh, tapi jadi harus Terdapat usaha sedikit ekstra.
Menurut saya, Sony LinkBuds Rona putih ini terlihat lebih menarik. Bodinya kokoh, Bukan membekas sidik jari, dan sudah tersertifikasi IPX4 alias Terjamin terkena percikan air. Nah, pada bagian earbud, terlihat kalau desainnya memang Bukan Normal, yakni Mempunyai lubang di bagian tengah driver yang masuk ke telinga. Apa fungsinya?
Mengusung desain open ear, Sony LinkBuds dirancang agar nyaman digunakan sepanjang hari tanpa harus dilepas hanya Buat mendengar Bunyi luar atau ngobrol dengan orang lain. Supaya Dapat terpasang dengan presisi, Terdapat total 5 ukuran karet serupa wingtip, dan memang cukup efektif menjaga earbud agar tak lepas dari telinga.
Nah, sayangnya… bagian lingkaran yang masuk ke dalam telinga, terasa sedikit sakit di telinga saya. Ini adalah isu yang Standar Buat sebuah earphone tanpa eartip, yakni bakal Bukan cocok Buat Seluruh orang. Kalau cocok, bakal terasa nyaman (bahkan beberapa Kawan agak bingung memakainya, karena Betul-Betul Tetap terdengar Bunyi luar).
Tetapi Bukan sedikit orang lain yang merasa permukaan “lingkaran donat” jadi sedikit menekan bagian telinga dalam, yang Membangun lelah atau nyeri setelah lama pemakaian. Saya pun sudah mencoba tutorial pemasangan dari aplikasi, dan tetap saja. Jadi Terdapat baiknya Buat Gizmo friends menjajalnya lebih dulu di toko ritel Sony atau serupa sebelum memutuskan Buat membeli.
Fitur
Kekurangan dari Sony LinkBuds adalah Bukan adanya opsi active noise cancellation sama sekali. Artinya, ketika berada dalam keramaian, mungkin Engkau malah jadi Bukan Dapat Pusat perhatian mendengarkan musik atau Bunyi panggilan orang lain. Atau jadi merasa output volume terdengar kurang lantang.
Sisanya, Sony LinkBuds punya fitur yang Betul-Betul lengkap dan Dapat memudahkan penggunaan harian. Mikrofon dengan voice pickup unit teruji berkualitas ketika lakukan panggilan, meski di luar ruangan atau dalam kondisi indoor yang cukup ramai. Kabarnya, Sony mematangkan algoritma AI melalui lebih dari 500 juta sampel Bunyi.
Ketika mendengarkan musik, Engkau Dapat mengaktifkan fitur Adaptive Volume Control yang Dapat sesuaikan volume dengan tingkat noise di Sekeliling. Fitur Speak-to-Chat yang Terdapat di earphone Sony premium juga tersedia, secara Mekanis hentikan musik Ketika pengguna Sony LinkBuds berbicara. Setelah selesai, musik kembali berputar dalam kisaran 15 detik.
Tetapi dalam beberapa skenario pengujian, fitur tersebut terasa terlalu sensitif. Ketika Terdapat orang lain yang berada di dekat pengguna dan berbicara, musik jadi Mekanis terhenti. Sehingga bila terganggu, Dapat dimatikan saja lewat aplikasi di smartphone.
Pengoperasian
Dengan desain yang berbeda, Sony LinkBuds Mempunyai opsi pintasan navigasi yang Bukan banyak, tetap Aneh. Wide Area Tap memungkinkan pengguna Buat mengetuk bagian depan (2x & 3x) masing-masing sisi telinga Buat kendali musik dan panggilan. Yep, bagian kulit yang disentuh, bukan ke perangkatnya sendiri.
Dugaan saya, desain donat di dalam Pandai mendeteksi tekanan dari ketukan, mengubahnya menjadi input gestur. Gunakan standar Bluetooth 5.2, sambungannya tergolong Fasih. Dapat tersambung secara instan lewat Google Fast Pair maupun Swift Pair Punya Windows, meski sayangnya belum Dapat tersambung ke dua perangkat sekaligus.
Bekerja sama dengan Spotify, pengguna Sony LinkBuds juga Dapat langsung memutar Tembang dari aplikasi tersebut sesaat setelah perangkat tersambung ke smartphone lewat gesture tap. Perintah Bunyi Google Assistant dan Amazon Alexa juga Dapat berjalan, termasuk Buat mengecek persentase baterai Tiba membacakan email dari Microsoft Outlook.
Baterai
Kalau earphone TWS kebanyakan Dapat bertahan dengan waktu pemutaran musik total lebih dari 20 jam, sayangnya Bukan dengan Sony LinkBuds. Mungkin karena desainnya yang tergolong kompak, sehingga Sony tak Dapat sematkan dimensi baterai fisik lebih lega.
Dalam sekali pemakaian, Sony LinkBuds Dapat memutar musik Tiba 5,5 jam, atau melakukan panggilan kurang lebih 2,5 jam. Durasi yang tergolong singkat, mengingat tanpa ANC. Sementara charging case-nya Dapat menambah daya ekstra Tiba 12 jam. Lewat port USB-C, Sony berikan fitur fast charging, 90 menit pemutaran musik dalam 10 menit charge.
Sayangnya, Sony LinkBuds belum mendukung teknologi wireless charging, sehingga harus menggunakan kabel. Tak seperti smartphone flagship-nya, Tetap disertakan kabel pengisi daya di dalam paket penjualannya. Walaupun Engkau juga Dapat Guna kabel smartphone masa kini.
Kualitas Audio
Tiap earbud pada Sony LinkBuds didukung dengan driver berukuran 12mm, Dapat dibilang di atas rata-rata. Sony juga membawa Integrated Processor V1 dari TWS versi premium-nya, Buat memastikan detail yang lebih tinggi dan lebih minim distorsi. Sementara Buat codec tertinggi, baru Tiba AAC saja, belum mendukung LDAC atau aptX.
Lewat aplikasi, pengguna juga Dapat mengatur equalizer sesuai selera, serta mengaktifkan fitur Digital Sound Enhancement Engine (DSEE). Fitur tersebut Dapat meningkatkan kualitas audio yang umumnya terkompresi Ketika “dipancarkan” lewat sambungan Bluetooth. Dengan Seluruh fitur berbasis hardware dan software di atas, bagaimana kualitas suaranya?
Sony LinkBuds Dapat berikan detail yang cukup tinggi, utamanya pada vokal dan treble. Bagaimana dengan bass? Dekat Bukan Terdapat, terutama ketika earbud Bukan dapat terpasang dengan presisi. Kembali-Kembali, ini adalah masalah Standar dari desain open ear. Meski saya Dapat bilang AirPods 3 Tetap Dapat berikan dentuman bass lebih dominan (walaupun jauh bila dibandingkan dengan AirPods Pro).
Konklusi
Buat sebuah earphone harga Rp2 jutaan, fitur yang ditawarkan Sony LinkBuds tergolong berlimpah, meski tanpa ANC. Yah karena desainnya yang dirancang supaya pengguna Dapat tetap nyaman berinteraksi dengan dunia luar, bahkan sambal mendengarkan musik. Jadi Dapat dibilang kalau aksesori yang satu ini bukan Buat Seluruh orang.
Sebagai alternatif, Sony juga rilis seri lain yang Tetap termasuk dalam keluarga LinkBuds, yakni seri LinkBuds S. Tetap punya eartip, tapi juga didesain nyaman Buat penggunaan harian, dan Dapat jadi alternatif lain. Gizmo friends Dapat nonton ulasan lengkap dari Sony LinkBuds S lewat video review K2G di sini ya!