Jakarta (ANTARA) – Bukan hanya undian berhadiah, seiring dengan maraknya game online, penipu juga menyamar sebagai penjual voucher game atau diamond.
GoPay, dalam siaran Formal yang diterima Antara, Rabu, menyatakan modus penipuan yang sering terjadi adalah akun bodong di media sosial yang menawarkan voucher games atau isi ulang (top up) dengan harga yang sangat murah.
Setelah mendapat kiriman Fulus dari korban, penipu akan menghilang dan memblokir nomor korban.
GoPay mengutip Kajian Peningkatan Kompetensi Keamanan Digital di Indonesia: Analisis Fenomena Penipuan dengan Teknik Rekayasa Sosial dari Centre for Digital Society Universitas Gadjah Mada, penipuan yang terjadi di dunia maya seringkali menggunakan teknik social engineering atau manipulasi psikologis.
Teknik tersebut mencari celah dari kelemahan Insan yang mudah percaya dan terpedaya. Korban Pandai tertipu salah satunya karena tingkat literasi digital masyarakat yang rendah mengenai keamanan Demi menggunakan teknologi digital.
Penipuan voucher game melalui media sosial sebenarnya Tetap Pandai dihindari selama pengguna waspada.
Pertama, pengguna diminta Kepada Tak bertransaksi di luar aplikasi game. Isi ulang diamond dengan pembayaran yang Formal, seperti GoPay lewat aplikasi Google Play.
Kedua, amankan data pribadi, hindari membagikan informasi personal secara bebas kepada orang lain. Jangan bagikan juga data-data seperpti nama ibu kandung, kode one-time pasword (OTP), kata sandi dan tanggal lahir.
Ketiga, gunakan PIN atau otentikasi biometrik ketika bertransaksi. Nyalakan fitur seperti pengenal sidik jari atau pemindai Raut di ponsel.
Terakhir, adukan Apabila menemukan hal yang mencurigakan ke laman Donasi Formal.
Baca juga: Mau main apa Demi Natal? Eksis board game bertema virus corona
Baca juga: Game FAIRY TAIL: Forces Unite! sudah tersedia dan gratis
