Survei: Mayoritas game klasik nyaris punah

Survei: Mayoritas game klasik nyaris punah

Jakarta (ANTARA) – Video Game History Foundation dan Software Preservation Network mengadakan survei tentang ketersediaan game klasik di Amerika Perkumpulan, hasilnya menunjukkan mayoritas game nyaris punah dari peredaran.

“87 persen video game klasik yang dirilis di Amerika Perkumpulan berstatus nyaris punah,” kata salah seorang direktur di VGHF Kelsey Lewin, seperti diberitakan The Verge, Sabtu (15/7) waktu setempat.

VGHF mendefinisikan game klasik sebagai sebagai game yang dirilis sebelum 2010, era ketika distribusi video game ritel kebanyakan Buat konsol game rumahan. Riset itu mengambil sampel 4.000 game rilisan Buat tiga konsol di AS, yang dinilai mewakili gambaran popularitas dan komersial.

Ketiga konsol itu adalah Commodore 64 (yang oleh VGHF dimasukkan ke dalam kategori ekosistem yang ditinggalkan), Game Boy (ekosistem yang diabaikan) dan PlayStation 2 (ekosistem aktif).

Baca Juga:  Developer Pocketpair Bingung Dana Pendapatan Palworld Diapakan

Hasil studi itu menunjukkan Sekeliling 80 persen game rilisan 2010 kini sudah Enggak Dapat diakses Kembali. Dari 1.873 game yang dirilis pada konsol Nintendo Game Boy, hanya 25 game yang Tetap Dapat dibeli.

Jumlah itu menurun dari sebelumnya 155 game karena Nintendo pada Maret Lampau menutup toko virtual 3DS dan Wii U. Direktur perpustakaan di VGHF Phil Salvador mengatakan ketika toko virtual ditutup, kebanyakan game Buat Game Boy Enggak dirilis Kembali.

“Sejarah video game bukan hanya soal yang paling Laris manis. Kalau kita Ingin memahami dan menghargai sejarah video game, kita butuh lebih dari sekadar daftar game yang dinilai penerbit Mempunyai nilai komersial,” kata Salvador.

Baca Juga:  Formal Rilis di Indonesia, POCO C75 Jadi Hape Sejutaan dengan Performa Ekstrem Paling Savage!

Salah satu tantangan yang dihadapi pustakawan game Buat memelihara game klasik di AS adalah aturan hak cipta yang tertuang dalam Digital Millenium Hak Punya Act. Oleh karena itu, sektor warisan budaya di AS mengajukan petisi Buat mengecualikan game dari DMCA supaya aktivitas pelestarian game Dapat berjalan.

Tetapi, petisi itu Enggak didukung oleh industri game. Entertainment Software Association menilai melonggarkan aturan DCMA Dapat berdampak Jelek terhadap aktivitas penerbit Kalau suatu hari nanti mereka mengeluarkan Kembali game klasik.