Jakarta, Jagatgame.id – Perusahaan teknologi komputasi Gugusan (cloud) Akamai Technologies, Inc. dalam laporan “State of the Internet: Gaming Respawned” menyatakan terdapat lonjakan serangan terhadap aplikasi web di industri gaming yang mencapai lebih dari dua kali lipat selama setahun terakhir.
Laporan tersebut menguraikan bahwa serangan ini meroket dari popularitas dan banyaknya permintaan akan platform game cloud. Serangan terhadap aplikasi web di sektor gaming Membangun akun para pemain game akan berisiko dibobol oleh pelaku kejahatan siber.
“Pertumbuhan dan evolusi aktivitas gaming memicu peningkatan jumlah serangan siber yang terjadi,” ujar Senior Strategist Akamai Buat Industri Media & Hiburan, Jonathan Singer, dalam keterangannya, Senin (8/8/2022).
Baca Juga: Susul PayPal, Kominfo Buka Blokir Situs Game Origin
Alhasil, penjualan akun game dan pencurian informasi pribadi, termasuk data kartu kredit, kembali marak. Terlebih transaksi mikro diproyeksikan mencapai Bilangan 106,02 miliar dolar AS pada tahun 2026, sehingga jadi sasaran empuk bagi para penyerang.
“Biasanya, pelaku kejahatan siber mengincar live service dan kredensial Serempak Buat mencuri aset gaming. Selain itu, seiring merambahnya industri gaming ke teknologi cloud, Eksis potensi ancaman baru yang dimanfaatkan pelaku kriminal Buat menyasar pemain anyar,” jelasnya.
Dari laporan ini, sebanyak 37% dari total serangan DDoS merongrong industri gaming. Persentase ini melampaui sektor finansial di posisi kedua dengan 22%. Intervensi lain yang diuraikan juga mencakup serangan terhadap aplikasi web di sektor gaming melonjak 167% antara kuartal I 2021 hingga kuartal I 2022, yang mempengaruhi jutaan akun pemain video game di seluruh dunia.
Selanjutnya, negara yang menjadi Sasaran utamanya adalah Amerika Perkumpulan, diikuti Swiss, India, Jepang, Inggris, dan negara lain di Eropa dan Asia. Selain itu, perusahaan gaming mengalihkan operasinya ke cloud sehingga menjadi ladang baru yang menggiurkan bagi para peretas.