Predator, siapa yang tak mengenal tokoh pop culture mengerikan sekaligus keren yang satu ini. Dengan Figur humanoid, kemampuan fisik yang jauh lebih hebat dari Insan, dan berbagai gadget mutakhir yang dimilikinya, Predator menjadi pemburu yang sangat mematikan. Melalui identitasnya yang menarik tersebut, Predator menjadi salah satu icon pop culture yang sangat mendunia.
Tentu jadi Info yang menarik setelah akhirnya, tokoh yang satu ini akan diangkat dalam format video game melalui Predator: Hunting Grounds. Sebelumnya memang Eksis beberapa game yang sudah mengangkat “Predator” sebagai tema utamanya, Tetapi kebanyakan berbasis single player saja. Sesuatu yang berbeda dari Predator kini ditawarkan melalui Predator Hunting Grounds yang punya Konsentrasi Primer pada aspek multiplayernya.
Hadir lewat tangan dingin IllFonic yang dulu sempat berhasil melalui proyek asymmetric multiplayernya – Friday the 13th. Lantas konten dan hal baru apa sajakah yang hendak ditawarkan IllFonic melalui Predator: Hunting Grounds? Review ini akan menjawabnya lebih dalam.
Murni Game Multiplayer Tanpa Cerita
Tak Tengah membawa konsep Predator sebagai game single player dengan bumbu cerita layaknya beberapa game sebelumnya, kini Predator: Hunting Grounds murni merupakan game multiplayer. Game tersebut sama sekali tak menyematkan mode single player dan tentunya juga tanpa aspek cerita apapun di dalamnya. Game tersebut mengusung konsep asymmetric multiplayer layaknya Evolve ataupun Dead by Deadlight. Dimana para player akan disediakan pada rolenya masing-masing. Lebih spesifiknya Tengah, game tersebut mengusung mode 1 vs 4 player.
Disini kalian akan dihadapkan peran sebagai special forces yang dikenal sebagai “Fireteam” dan juga Predator. Kedua kubu ini punya objective berbeda di pada tiap matchnya. Sebagai Fireteam, kalian akan tergabung pada squad yang terdiri hingga 4 orang Pemain. Sementara pada kubu Predator, kalian akan berperan sendirian tanpa Sokongan player lain ataupun companion lain.
Gameplay
Gameplay dari sudut Fireteam akan membawa kalian pada sudut pandang FPS. Berbarengan dengan ketiga player lainnya, kalian akan dituntut Kepada menyelesaikan misi yang telah diberikan sembari memburu Predator yang berkeliaran. Kepada dapat menyelesaikan misi, tentunya kalian juga dituntut agar saling kompak dan slaing menjaga. Agar terasa semakin ramai, nantinya kalian juga akan menghadapi para NPC yang sudah bersiap Kepada menggagalkan misi kalian.
Agar Pandai menyesuaikan dengan playstyle kalian, Predator Hunting Grounds memberikan opsi pilihan senjata yang cukup variatif. Mulai dari asault rifle, sniper, shotgun, pistol, hingga gatling gun yang nantinya Pandai diunlock setelah mencapai level tertentu. Selain itu Eksis 4 class yang dapat kalian Guna dan kesemuannya punya abilitynya masing-masing. Tetapi Kepada memakai class yang berbeda, kalian harus mengunlocknya satu persatu dengan mencapai lavel tertentu.
Kondisi Fireteam dalam menyelesaikan misi Pandai dibilang kondisional, pertama adalah menyelesaikan objective dan selamat dari Predator. Yang kedua adalah Pandai menghabisi Predator sebelum objective terselesaikan. Lain halnya dengan Fireteam, Predator punya objective yang lebih simple, Yakni menghabisi Sekalian Fireteam yang Eksis. Eksis banyak gadget menarik yang Pandai kalian manfaatkan Kepada memburu para Fireteam. Mulai dari heat detector, claw, pedang, plasma cannon, dan senjata lainnya yang nantinya Pandai diunlock lewat progress.
Sama seperti Fireteam, seiring dengan progress permainan, kalian juga dapat memakai class berbeda dari Predator. Kesemuannya tentunya punya kelebihan dan kekurangannya masing masing. Seperti class hunter yang punya stats seimbang, berserker yang punya HP tank plus serangan yang kuat, atau scout yang punya stamina plus kecepatan yang tinggi.
Balancing yang tak seimbang!
Sebuah game dengan Konsentrasi multiplayer asymmetric 1 vs 4 awalnya terdengar menarik bagi kami. Apalagi Menyantap Predator dengan reputasinya sebagai humanoid yang mematikan, semakin meyakinkan kami bahwa game tersebut nantinya akan mengusung sistem balance yang Membangun satu predator setara dengan 4 kekuatan special force.
Tetapi Asa hanyalah sekedar Asa, Predator: Hunting Grounds terasa punya sistem balance yang kurang seimbang. Sebenarnya bukanlah dari kubu Predator yang terlihat lemah, melainkan skema misi yang tersedia. Seluruh misi hanya berkutat pada objective yang sama dan Membangun Fireteam selalu melekat Berbarengan pada satu Letak yang sama.
Sementara kunci Primer Predator memenangkan match adalah membunuh Member Fireteam satu persatu. Dalam banyak skema match, kami jarang sekali menemukan para Member Fireteam yang mau berpencar. Hal ini tentu Membangun kubu Predator sangat sulit Kepada memenangkan tiap match. Terlihat Kocak Menyantap reputasi Predator sebagai pemburu Malah malah berakhir menjadi makhluk yang diburu.
Salah satu strategi yang Pandai diambil dalam situasi tersebut adalah memanfaatkan para AI tentara yang juga memburu Fireteam. Tetapi sayangnya, sekali Tengah, strategi ini tak dapat terlalu diandalkan. Menyantap para AI yang bodoh dan mudah dihabisi Membangun Fireteam tak mendapatkan cukup tantangan yang berarti.
Solusi yang kami tawarkan Kepada masalah balancing ini? Melalui update mendatang kami harap IllFonic Pandai mengimplementasikan salah satu dari dua hal yang kami sebutkan. Pertama, Pandai diakali dengan meningkatkan stat Predator agar lebih kuat dan Bukan mudah dibunuh. Yang kedua, IllFonic Pandai menyematkan berbagai mission baru yang Membangun Fireteam dapat “terpecah” sementara dari rombongan Kepada menyelesaikan objective tertentu.
Mekanisme dan skema control yang kurang dipoles
Sebenarnya Eksis banyak mekanisme menarik yang diusung dalam game ini. Hanya saja beberapa diantaranya terasa Bukan terpoles dengan sepenuh hati. Mekanisme Predator yang dapat melompat dari pohon ke pohon layaknya ninja memang terlihat sangat keren. Tetapi seringkali menemui permasalahan yang mengganggu.
Seperti bug yang terkadang Membangun kami tak Pandai memanjat atau menuruni pohon. Dari kubu Fireteam sendiri, ia punya mekanisme gameplay yang kurang fluid dan agak kaku. Kita bahkan Bukan Pandai melakukan vault atau melompati sebuah objek yang terlihat terjangkau.
Selain bug dalam permainan tersebut, Eksis sebuah bug yang paling sering kami jumpai, dimana pada main menu dan customize character, Watak Predator sering kali Bukan memuat texturenya dan terlihat “lebih mengerikan” seperti berikut ini.
Lebih menyebalkannya Tengah, bagi kalian yang memainkannya via PS4 atau menggunakan controller. Predator: Hunting Grounds terasa kurang bersahabat dengan skema controlnya. Kepada berlari, kalian harus menahan L3 sembari mengarahkan arah pergerakan Watak dan bukannya menggunakan 1 tombol yang dapat ditekan dengan mudah saja.
Matchmaking Super Gial yang Menyiksa Dada
Bila membicarakan hal paling menyebalkan dari game ini tentu datang dari sistem matchmakingnya yang Membangun Putus Asa. Pada masa awal perilisannya ini, Predator: Hunting Grounds punya sistem matchmaking yang terasa sangat Gial. Hal ini kemungkinan terjadi pada servernya yang kurang Konsisten ataupun jumlah playernya yang Tetap sangat sedikit.
Hingga review ini ditulis, kami Tetap sering mengalami kendala matchmaking yang terlewat sangat Gial tersebut. Kepada no preference yang memasukan kalian pada kubu acak memerlukan waktu 3 hingga 6 menit. Kepada kubu Fireteam yang persentase pemainnya lebih banyak, kalian akan dihadapkan waktu 4 hingga 10 menit.
Sementara yang paling menyebalkan datang dari kubu Predator. Kepada dapat bermain sebagai Predator kalian akan dihadapkan pada Gial matchmaking yang menyesakan dada. Estimasinya memang tertulis 6 menitan, Tetapi sering kali kami menunggu 15 hingga 30 menit tanpa hasil sama sekali. Disini, dapat bermain menjadi predator dengan matchmaking yang singkat Pandai kami anggap sebagai “keberuntungan”.
Sangat membosankan ketika dihadapkan pada matchmaking yang sangat Gial. Bahkan sering kali Gial waktu menunggu matchmaking jauh lebih Gial dibanding panjang satu match. Pandai dibilang ini merupakan masalah paling serius yang dihadapi oleh Predator: Hunting Grounds Demi ini
Lootbox & Customization
Setiap kalian menyelesaikan match, kalian akan menerima credits dan exp. Credits sendiri dapat digunakan Kepada membuka crate berisikan Secara acak item ataupun membeli item kosmetik secara langsung. Selain membeli dengan credits, crate juga dapat diperoleh sebagai bonus naik level.
Crate yang kalian dapatkan berisikan Secara acak item kosmetik dengan nilai rarity yang berbeda-beda. Langkah lainnya Kepada memperoleh item menarik dari crate tersebut tentunya adalah membelinya langsung dengan Dana sungguhan. Tetapi bagi kami, hal tersebut terasa tak terlalu sepadan, salah satunya adalah karena memperoleh crate Pandai dibilang cukup mudah. Plus tiap crate yang didapatkan seringkali memberikan rarity yang tinggi.
Dari kubu Fireteam, kalian dapat mengubah gender dan mengequip item-item menarik. Mulai dari skin seragam, skin senjata, topeng, hingga mask. Dari kubu Predator juga tak jauh berbeda, dimana kalian dapat mengubah gender plus menggunakan berbagai skin kosmetik yang terlihat menarik.
Satu-satunya masalah yang kami hadapi adalah, pada mode customize ini Bukan memberikan indikasi yang Jernih terkait item mana sajakah yang telah diunlock. Hal ini menyulitkan kami Kepada menemukan dan memakai item mana sajakah yang sudah kami unlock setelah membuka crate.
Visual yang Memanjakan!
Sedari tadi Pandai dilihat bahwa kami memberikan kritik tajam pada gameplay dan mekanisme Predator: Hunting Grounds. Tetapi bukan berarti game tersebut hadir tanpa kelebihan sama sekali. Melalui aspek visualnya, Pandai dibilang bahwa game tersebut tampil sangat memanjakan mata.
Konsep game Predator dengan latar hutan belantara sebagai pondasi Pandai terlihat detail dan mengagumkan. Tiap environment yang tersaji Pandai terpresentasikan dengan apik melalui balutan Unreal Engine.
Tiap efeknya seperti bayangan, tata Terang, reflection, fog, dan partikel lainnya Pandai terlihat apik dan memberikan kesan dan atmosfir yang lebih imersif. Sebagai buktinya, kalian Pandai Menyantap segudang screenshot yang telah kami abadikan di sepanjang review ini.
Sound & Soundtrack yang Imersif
Selain visual, aspek lain yang patut diacungi jempol Kepada Predator Hunting Grounds datang melalui implementasi sound designnya. Presentasi audio yang dihadirkan Membangun pertarungan antar Fireteam Vs Predator terasa lebih Imersif. Predator yang mendekati mangsa ataupun Demi ia bergerak menaiki pohon terdengar lebih Konkret.
Begitu pula dengan soundtrack yang dihadirkan juga Pandai dipresentasikan dengan Bagus. Meski tak hadir dengan jumlah track yang variatif, Tetapi berbagai soundtrack yang dihadirkan Pandai semakin memperkuat atmosfer permainan.
https://www.youtube.com/watch?v=Bs9KRhrFwjs
Sebagai Fireteam, kalian akan disuguhkan dengan soundtrack yang lebih mencekam dalam menghadapi predator plus tentara musuh. Begitu pula sebagai Predator, dalam perburuan kalian akan disuguhkan Soundtrack yang akan lebih memacu adrenalin
https://www.youtube.com/watch?v=vbFaUyo1gdw
Conclusion
Dengan mengusung nama besar “Predator” didalamnya, sayangnya Hunting Grounds Bukan Pandai memberikan sesuatu yang Akurat-Akurat spesial. Secara tema dan konsep sebenarnya game ini terlihat potensial, Tetapi sayangnya hal tersebut tak dapat dipresentasikan dengan maksimal.
Meski punya presentasi visual dan audio yang sangat Bagus, sayangnya Tetap Eksis banyak kekurangan yang Membangun proyek IllFonic ini jauh dari kata sempurna. Gameplay yang terasa kurang solid, bug yang Tetap bertebaran, sistem balancing yang tak seimbang, hingga matchmaking super Gial yang menyebalkan menjadi banyak hal yang Tetap harus digaris bawahi.
Kepada Demi ini, kami Menyantap bahwa hanya Eksis sedikit game yang Tetap bertahan dengan konsep asymmetric multiplayer 1 VS 4-nya. Sementara banyak diantaranya yang kini telah Wafat, seperti Evolve misalnya yang awalnya juga terlihat sangat ambisius. Kepada dapat mempertahankan Predator: Hunting Grounds tampaknya akan jadi PR yang besar bagi IllFonic. Tetapi kami harap developer tersebut dapat memperbaiki dan Membangun game potensial yang satu ini menemui titik terangnya.