[Review] Man of Medan : Meninggalkan Banyak Asrar Tetapi Tetap Mencekam!

Kalau kita berbicara tentang Bandai Namco tentunya kita melekat dengan game-game fighting seperti Tekken, Soulcailbur ataupun beberapa game adaptasi anime seperti Jump Force dan Naruto. Tetapi publisher asal Jepang tersebut mencoba sebuah langkah besar dengan mencoba keluar dari Area nyaman mereka, dengan menggandeng Supermassive Games, pengembang yang sebelumnuya sukses dengan game Until Dawn, dengan merilis game bergenre Horror Interactive Story, The Dark Pictures: Man of Medan. 

Man of Medan sendiri, menjadi sebuah pembuka dari kumpulan cerita horror “The Dark Pictures Anthology” , yang rencananya akan Mempunyai delapan cerita yang Enggak saling berhubungan, dimana Bandai Namco akan merilisanya setiap enam bulan sekali. Seolah menajdi proyek ambisius Bandai Namco dan Supermassive Games, Man of Medan sendiri merilis game yang satu ini secara mulitpaltfrom  Demi PS4, Xbox One dan PC melalui Steam, dengan menghadirkan berbagai fitur-fitur pembeda dengan game bergenre Interactive Story lainya, serta elemen horror yang siap disajikan lewat petualangan cerita kapal berhantu. 


Story

Seolah Ingin mengulang kesuksesan Until Dawn, sang pengembang Supermassive Games sepertinya Tetap menggunakan elemen yang Nyaris sama. Kalau sebelumnya mereka menggunakan cerita sekumpulan anak muda yang terjebak dalam sebuah cabin didalam hutan, kali ini sang pengembang mengangkat tema kapal hantu sebagai hidangan utamanya. Man of Medan sendiri diadaptasi dari sebuah kisah Asrar dari kapal OSS Ourang Medan pada tahun 1940an, dimana kapal tersebut menyimpan begitu banyak Asrar setelah Nyaris Seluruh crew kapalnya ditemukan tewas secara misterius. 

Cerita Man of Medan sendiri akan berfokus dari lima orang Watak, yang terdiri dari Alex, Brad, Julia, Conrad, dan Fliss Sang Kapten Kapal. Tujuan Penting mereka sebenernya adalah bersenang-senang, sekaligus menenemukan Asrar harta karun yang berada direruntuhan pesawat bekas Perang Dunia II. Sebelum menyelam sang Kapten Fliss sudah mengingatkan bahwa mereka harus mematuhi segala aturan seperti menyentuh ataupun membawa benda apapun dari bangkai pesawat tersebut kepermukaan, karena akan membawa sial. Konflik sendiri dimulai pada Begitu malam hari, kapal mereka Malah disergap oleh kawanan perampok, yang sebelumnya menyamar sebagai seorang nelayan. Ditengah kegentingan tersebut, secara misterius kapal Duke of Milan Bersua dengan kapal yang disebut-sebut menyimpan harta karun sekaligus Asrar Adalah OSS Ourang Medan. Karena mengetahui Asrar harta karun yang Terdapat dikapal tersebut, para perompak yang sebelumnya hanya Ingin melakukan pemerasan terhadap anak-anak muda ini, merubah arah tujuannya dengan menjadikan kelima orang ini tawanan dengan mebawa mereka kedalam kapal yang penuh Asrar tersebut. 


Ciptaan Tiga Metode Bermain

Pandai dibilang Supermassive Games Akurat-Akurat Membikin Man of Medan berbebeda dengan game-game interactive story pada umumnya. Kalau biasanya game dengan Aliran serupa hanya Mempunyai mode single player Demi menikmati permainan, game pembuka dari antologi Dark Pictures ini memperkenalkan sebuah fitur yang memungkinan Engkau bermain secara multiplayer. Mode multiplayer tersebut dibagi menjadi dua, Shared Story (online multiplayer) dan Movie Night (local multiplayer). 

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190909002639

Trobosan yang dilakukan oleh sang pengembang dalam Shared Stroy yang memungkinkan mu bermain secara online multiplayer ini Malah Pandai dibilang menjadi sebuah boomerang, dikarenakan Demi memainkan mode yang satu ini Engkau diwajibkan Demi mengundang salah satu Kawan dalam daftar friend list mu. Enggak adanya opsi bermain dengan Pemain secara Secara acak, Membikin kesempatan Engkau Demi mencicipi mode yang satu ini nyaris Enggak Terdapat. Selain itu mode ini Pandai dibilang kurang bersahabat bagi Engkau-Engkau pemburu trohpy, pasalnya Terdapat beberapa secrets item  yang hanya Pandai didaptakan melalui mode Shared Story saja.  

Baca Juga:  Review Dark Knight Black Desert Figurine ‚Äì Elegan Memukau Mematikan

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190909002727

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190909002818

Sedangakan Demi Movie Night, merupakan sebuah mode yang cukup Istimewa, karena memungkinkan Engkau berbagai kontroller dengan Kawan-Kawan mu Demi mengendalikan kelima Watak yang Terdapat dalam game Man of Medan. Perbedaannya Penting mode ini dengan Shared Story adalah, cerita akan berjalan secara bergantian dari setiap sudut pandang kelima Watak. Sesuai dengan nama dari mode yang satu ini Adalah “Movie Night”, mode ini dihadirkan Demi hiburan dan menciptakan sensasi bermain game horror Berbarengan Kawan-Kawan mu, dengan konsekuensi dan pilihan yang akan menentukan keseluruhan cerita dalam Man of Medan.


Gameplay dan Fitur

QTE yang “Kurang Manusiawi” dan Interaksi Watak yang Lebih Hidup

Secara gameplay Man of Medan memang Enggak Mempunyai banyak perbedaan dengan game dengan Aliran serupa. Layaknya game interactive story pada umumnya, keseruan dalam game ini terletak dari aski-aksi yang Engkau pilih serta percakapan antara Watak yang akan menghantarkan  mu kedalam konsekuensi yang berbeda. Tetapi bukan berarti game ini Enggak Mempunyai perbedaan dengan game interactive story lainnya, Suppermasive Games sendiri sundah menyiapakan fitur QTE yang Pandai dibilang “kurang manusiawi” karena akan muncul secara tiba-tiba dan mewajibkan mu Demi selalu waspada. Sehingga kehilangan kewaspadaan dalam bermain game Man of Medan adalah sebuah dosa besar, karena kesalahan menekan tombol dalam game Man of Medan akan menutun mu kedalam Kematian. Fitur lain yang Membikin Man of Medan secara gameplay menawarkan ketegangan adalah adanya fitur “Keep Clam” yang mengharuskan mu menekan serangkaian tombol yang digambarkan sebagai detak jantung Watak mu, Demi tetap bersembunyi dari situasi menegangkan. 

Screenshot 5 2

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190901010817

Seolah Tetap mengadopsi beberapa fitur dalam game Until Dawn, Supermassive Games sendiri sepertinya Tetap membawa beberapa fitur yang Terdapat dalam game yang dirilis secara Spesial di Console PS4 tersebut. Peran totem Until Dawn sebagai alat penunjuk atau memberikan vision masadepan yang akan membantu mengambil berbagai keputusan sendiri digantikan oleh lukisan-lukisan yang Pandai Engkau jumpai dalam game. Perubahan yang begitu signifikan terletak pada Interaksi para Watak, sehingga setiap jawaban yang Engkau pilih akan mempengaruhi prespektif Watak tersebut kepada Watak lainnya. Hal ini dibuktikan ketika saya, memainkan Man of Medan di playtime kedua, dimana Watak Pandai berbeda-beda dalam setiap chapternya tergantung pilihan yang diambil Sehingga Pandai diartikan Nyaris tiap dialog dalam game ini memberikan peran yang Krusial, sehingga Membikin Watak yang Terdapat seolah Mempunyai logika dan perasaan terhadap Watak lain. 

Baca Juga:  Stranger Things VR Akan Membiarkan Anda Bermain sebagai Vecna

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190901011511

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190902000837

Secara gameplay sendiri Man of Medan Akurat-Akurat sebuah game interactive horror story yang Pandai dibilang Kehausan akan Kematian, hal ini ditunjukan dengan adanya 69 Kematian yang siap menghampiri mu berdasarkan pilihan yang Engkau ambil dan kewaspadaan mu menekan tombol QTE yang muncul.


Visual dan Audio yang Menambah Kengerian!

Supermassive Games sendiri Tetap menjadikan Ungkapan Paras tiap Watak game Man of Medan sebagai kekuatan Penting Demi menyampaikan pesan kengerian yang Terdapat dalam game bagi para pemainnya. Layaknya Until Dawn, game pembuka dari antologi Dark Pictures ini menggunakan aktor dan Selebriti Asal sebagai model Watak dengan teknologi motion capture. Walaupun Terdapat perubahan engine dari Decima (engine yang digunakan dalam Until Dawn) ke Unreal Engine 4, sang pengembang berhasil menyajikan kualitas visual yang indah, serta Ungkapan Paras tiap Watak yang begitu hidup. Selain itu pergerakaan kamera yang sinematik serta pecahayaan dan detail yang memukau, seolah menambah kengerian yang Terdapat Begitu kalian memainkan game Man of Medan.

Devil in Me + House of Ashes + Little Hope | Full Intro Song [Khemmis - A Conversation with Death]

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190901235406

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190901224729

Demi kualitas Audio sendiri, sepertinya Supermassive Games Akurat-Akurat menyampaikan kengerian yang Terdapat dalam game dengan Bagus. Percakapan dari tiap aktor dan Selebriti dalam game Man of Medan sendiri begitu natural, sehingga emosi yang mereka tunjukan dapat tersampaikan dengan Bagus. Sedangakan Demi soundtrack dan beberapa sound effect ditempatkan dengan pas, sehingaa dapat membangun atmosfer mencekam serta Membikin para Pemain Lanjut bersikap waspada akan kengerian yang akan menunggu disetiap sudut kapal SS Ourang Medan. Demi soundtracknya sendiri Man of Medan menyajikan Kemudian berjudul “A Conversation with Death” Demi Kemudian pembuka, yang dinyanyikan oleh band metal asal Amerika, Khemmis, dan Demi Kemudian endingnya diisi oleh Gangstagrass yang berjudul “O Death”.


Slowburn, Plot Hole dan Jumpscare Murahan

Terlepas dari gameplay, visual dan audio yang dimiliki Man of Medan yang memang digarap dengan Bagus oleh sang pengembang, Man of Medan Tetap Mempunyai kekurangan yang sepertinya cukup fatal bagi game bergenre interactive horror story. Mari kesampingkan gameplay yang memang berhasil membangun kengerian pagi para pemainnya lewat QTE dan fitur “Keep Calm”. Menurut saya pribadi, dari segi cerita Man of Medan, disampaikan secara bertele-tele sehingga Membikin game ini menjadi sebuah slowburn horror game. Cerita diawal game yang lelet, serta Segera dibagian akhir Membikin Man of Medan meninggalkan berbagai Corak Asrar yang Tetap belum terjawab. Apalagi adanya peran Curator sebagai penghantar cerita, yang Malah menurut saya pribadi, Membikin tensi ketegangan yang sudah meningkat didalam game, menjadi hilang dan terkesan hambar. Hal ini terjadi karena durasi game yang tergolong singkat, sehingga dari segi cerita Man of Medan kurang begitu “menggigit” diawal, serta phase yang mendadak Segera diakhir Malah meninggalkan beberpa plot hole.

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190901010331

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190901010341

Secara cerita sendiri Man of Medan juga Tetap meninggalkan sebuah lubang yang dalam. Hal itu dibuktikan dengan adanya beberapa adegan yang Malah Enggak menjelaskan berbagai hal yang Terdapat dalam game. Seperti adegan flashback diawal game, yang dirasa Enggak menjelaskan asal usul “The Gold of Manchuria”, kenapa emas yang mendangung zat kimia tersebut Tetap Pandai bertahan didalam kapal SS Ourang Medan selama puluhan tahun hingga akhirnya meneror Alex dan rekan-rekannya. Serta empat peti Wafat yang Terdapat dikapal Man of Medan yang seolah hanya menjadi “pajangan” Demi menambah kengerian yang Terdapat. Selain itu adanya tikus dibagian ending game yang menyerang Ollson, terlihat cukup aneh, Kalau dilihat kapal ini sudah Terdapat sejak era Perang Dunia II. Jadi dari mana asal muasal tikus tersebut?

Baca Juga:  Batman Menjadi Dokter Takdir di Lazarus Planet Crossover DC

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190902001403

The Dark Pictures Anthology Man of Medan 20190901232905

Seolah-olah berfokus kepada pengembangan gameplay, sang pegembang sepertinya Akurat-Akurat lupa bahwa dalam game bergenre interactive story, cerita Mempunyai peran Krusial. Hal tersebut dibuktikan dengan, Supermassive Games yang lebih berfokus membangun kengerian lewat elemen Jump Scare dibanding dari cerita yang disajikan. Pendeknya durasi game yang dimiliki Man of Medan Membikin elemen Jump Scare dalam game ini terasa begitu intens. Nyaris setiap lorong yang kita telurusi ataupun cutscene yang Terdapat dalam game ini akan berakhir dengan sebuah jump scare dengan Bunyi yang mengagetkan serta Pengaruh zoom layaknya sinetron-sinetron Indonesia.


Hasil

Kalau kita simpulkan, Man of Medan sendiri telah berhasil secara gameplay dengan membangun kengerian serta atmosfir yang mencekam selama kita memainkan game yang satu ini. Hal ini ditunjukan dengan QTE yang sedikit kurang “manusiawai” karena kemunculannya yang tiba-tiba, sehingga menuntut para pemainnya Demi selalu waspada disetiap situasi. Selain itu Interaksi tiap Watak digambarkan begitu hidup yang ditentukan lewat dialog-dialog yang kita pilih selama permainan, memberikan pengalaman bermain yang berbeda bagi tiap pemainnya. Selain itu suntikan mode seperti Shared Stories dan Movie Night sendiri dianggap sebuah terobosan baru yang dihadirkan oleh sang pengembang. Walapun menurut saya pribadi Demi Mode Shared Stories perlu ditambahkan matchmaking dengan Secara acak player, sehingga para Pemain Enggak perlu menunggu Kawan dari daftar friend list Demi mencoba mode yang satu ini. Meskipun begitu dari segi cerita game ini jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan durasi game yang terlalu singkat sehingga, banyak Asrar dalam game ini Enggak dapat dijelaskan secara keseluruhan. Lambatnya cerita diawal game serta hadirnya Curator ditengah-tengah cerita Malah Membikin atmosfir kengerian yang sudah dibangun seolah-olah hilang. 

Terlepas dari hal itu Man of Medan berhasil menjadi sebuah game yang wajib kalian mainkan, selain didukung dengan gameplay serta visual yang memanjakan mata, harga game ini tergolong bersahabat bagi kantong mu. Selain itu yang perlu kalian ingat adalah, Man of Medan sendiri adalah game pembuka dari kumpulan “The Dark Pictures Anthology”, menarik Demi kita tunggu cerita horror apalagi yang akan dihadirkan oleh sang pengembang, mengingat tujuh game lain sudah siap menghantui mu!

REVIEW SCORE


Baca juga informasi menarik lainnya terkait Review Games serta artikel keren lainnya dari Andi Permana.