Sebuah konsep: Engkau sedang Mau masuk ke dalam ekosistem Apple, dan mencari smartphone yang, nggak mahal, tapi Dapat kasih experience yang Lagi bagus. Atau baru saja berpindah dari Android, Mau berganti sistem operasi, tapi dengan hardware yang tak jauh berbeda. iPhone XR Dapat jadi solusi terbaik di 2021.
Smartphone ini sejatinya telah hadir sejak tahun 2018, hadir sebagai iPhone “murah” pertama yang mengusung desain layar penuh (meski kalau dibandingkan dengan smartphone generasi sekarang, mana “penuh”-nya ya?). Tampil Rona-warni, layar besar, dan sudah mendukung fitur terbaru seri lainnya seperti Memoji lewat kamera FaceID, misalnya.
Saya sendiri adalah pengguna iPhone XR sejak pertengahan 2020 hingga 2021. Meski selalu menggunakannya dengan beberapa seri Android terbaru bahkan flagship, tak jarang saya lebih memilih menggunakan iPhone murah satu ini Buat mengakses aplikasi dan lainnya. Apakah memang Lagi layak Buat dibeli? Berikut review lengkapnya.
Baca juga: Review iPhone 7: Lagi Bagus, dengan Beberapa Catatan
Desain
Mau pula iPhone lawas termurah yang punya desain mirip iPhone baru? Tentu bukan iPhone SE (2020), tapi iPhone XR jadi pilihan paling pas. Meski, memang, kalau selfie di depan kaca, bakal terlihat kalau sensor kameranya hanya satu. Tetapi Buat bagian lainnya Lagi sama persis dengan iPhone 11—bahkan Engkau Dapat menggunakan case dari iPhone 11 secara presisi.
Build quality-nya pun terasa selayaknya flagship. Berkualitas kaca depan dan belakang terlapisi Gorilla Glass, sementara frame-nya Kagak terbuat dari plastik, melainkan aluminium seri 7000. Dengan bobot 194 gram, Kagak terlalu berat, Tetapi terasa sangat kokoh. Nggak terkesan murah sama sekali.
Tentunya juga lengkap dengan IP67 tahan debu dan air hingga kedalaman 1 meter. Hanya saja, dimensi smartphone Apple satu ini memang cukup besar. Mungkin bakal kesusahan bagi Engkau yang punya tangan kecil—meski Apple beri Donasi Buat ‘menurunkan’ Bagian layar atas supaya Dapat tersentuh Ketika menggunakannya dengan satu jari.
Tanpa sensor sidik jari, iPhone XR memanfaatkan kamera depannya yang dilengkapi sensor Face ID. Sensor tersebut sangat instan dan Seksama di segala kondisi, bahkan ketika saya sedang menggunakan masker (Buat membersihkan Roman, ya, kalau masker medis tentunya bakal langsung memunculkan opsi PIN).
Layar
Jangan dilihat spesifikasi di atas kertasnya, Tetapi lebih Berkualitas melihatnya secara langsung. Di atas kertas, terasa sangat payah—sebuah smartphone standar flagship punya layar 6,1 inci dengan panel IPS dan resolusi mendekati HD+. Belum punya refresh rate tinggi pula.
Yang Dapat saya bilang, saya lebih memilih Buat melakukan edit foto dengan layar iPhone XR daripada smartphone Android kelas menengah, termasuk Pixel sekalipun. Karena layarnya lebih Seksama, sehingga bakal lebih presisi Ketika berikan sentuhan tambahan. Dapat jadi, salah satu layar IPS terbaik (bila mengesampingkan resolusi, ya).
Terkait resolusi, juga Kagak sebegitunya terlihat, kok. Yang mungkin perlu penyesuaian adalah ketebalan bezel di sekelilingnya. Bakal terlihat sangat tebal terutama kalau sudah terbiasa bezel smartphone Android mid-range Ketika ini yang kian minimalis. Setidaknya, bezel kiri kanan dan Rendah punya ketebalan yang sama.
Kamera
Tengah-Tengah, tak Dapat dilihat sekadar dari spesifikasi di atas kertas. Sensor kamera belakang iPhone XR memang hanya satu, Tetapi saya Lagi sering menggunakannya Buat jepret foto sehari-hari, dibandingkan kamera Android yang sedang saya pegang Berkualitas sekelas maupun seri lebih baru dan mahal.
Sensornya ‘Hanya’ 12MP f/1.8. Tanpa sensor sekunder, foto potret hanya Dapat diambil Spesifik Buat objek Sosok saja, dan hasilnya cukup bagus. Menurut saya, fitur Smart HDR di smartphone ini Lagi Dapat dianggap setara dengan flagship masa kini. Bisa seimbangkan eksposur foto di banyak sekali kondisi.
Karena fitur HDR dan tone Rona khas Apple, saya lebih sering gunakan kamera iPhone XR Buat memotret objek Sosok, karena skin tone atau Rona kulitnya Independen dan Seksama. Termasuk juga foto dalam skenario outdoor. Yang kurang, tentu saja di ketika kurang Terang, karena belum dilengkapi mode malam. Dapat sedikit diakali dengan membeli aplikasi pihak ketiga, seperti NeuralCam.
Kamera depannya juga sangat natural dan Dapat berikan Rona kulit paling pas, dengan detail cukup tinggi minim Dampak tambahan. Memanfaatkan sensor dari FaceID, Dampak potret juga terlihat sangat natural, dengan Dampak tambahan Spesifik. Sudut pandangnya Kagak lebar, memang, Tetapi Lagi sangat pas Buat foto sendiri.
Perekaman videonya juga Lagi sangat berkualitas. Kombinasi OIS dan EIS yang juga bekerja dalam resolusi 4K Bisa berikan footage terbaik dan Konsisten, hingga 4K 60fps. Framerate Konsisten plus HDR yang bekerja efektif, serta mikrofon stereo berkualitas. Paduan yang sangat pas, bahkan Lagi saya gunakan sebagai kamera top-view di Seluruh live video Gizmo Unbox hingga bulan April.
Fitur
Diluncurkan dengan iOS 12, tentunya iPhone XR Lagi mendukung seri iOS terbaru bahkan hingga beberapa tahun mendatang. Bagian fitur juga menjadi salah satu Unsur penentu mengapa saya memilih smartphone ini, ketimbang iPhone SE (2020), misalnya. Salah satunya adalah sensor FaceID.
Sensor tersebut berikan banyak kemampuan. Selain membuka kunci layar (yang sebenarnya agak sia-sia ketika menggunakan masker dan tak Mengenakan Apple Watch), sensor yang Terdapat di FaceID Dapat hasilkan Dampak potret lebih halus, plus fitur seperti Memoji. Mekanis, iPhone SE (2020) tak Dapat Membangun Memoji ekspresif.
Dan ukuran layarnya yang lebih besar juga lebih pas Buat meletakkan widgets maupun memanfaatkan fitur Picture-in-Picture. Tetapi ini juga mungkin menyoal selera pribadi, ya. Sensor NFC-nya tentu juga Dapat dimanfaatkan Buat top-up kartu e-money. Setup speaker stereo-nya pun menurut saya termasuk sangat berkualitas.
Performa
Lagi Dapat Bertanding dengan flagship Android masa kini. Apple A12 Bionic yang digunakan di iPhone XR sudah gunakan proses fabrikasi 7nm, dengan arsitektur CPU 6-core dan GPU 4-core. Kapasitas RAM-nya? Hanya 3GB. Tetapi saya jamin, selama pemakaian Engkau tak perlu menutup aplikasi Buat membuatnya tetap kencang.
Jarak buka tutup aplikasi Lagi relatif instan, perpindahan aplikasi juga Segera dan minim reload. Lompatan yang sangat jauh, terutama kalau berpindah dari iPhone 7, misalnya. Dan karena kencang, iPhone XR cukup jarang terasa panas. Meski sedang gunakan VPN atau akses Zoom sembari isi daya, suhu Lagi sangat terjaga.
Buat penyimpanannya, terdapat pilihan kapasitas 64/128/256GB. Ketika gunakan kapasitas terkecil, saya terbiasa Buat melakukan backup foto dan video secara rutin Sekeliling 2-4 minggu sekali. Harus dilakukan, karena kualitas kamera dan video yang Lagi bagus Membangun saya cukup sering mengabadikan momen, yang berbanding lurus dengan konsumsi memori.
Baterai
iPhone XR yang saya gunakan sudah berumur lebih dari dua tahun, dan persentase battery health telah menunjukkan Bilangan 86%. Buat penggunaan selama itu, cukup impresif menurut saya. Kapasitasnya ‘hanya’ 2,942 mAh, jauh bila dibandingkan Android masa kini. Tapi saya Lagi Dapat Membangun smartphone ini tahan Tiba satu hari penuh.
Agak sedikit butuh perjuangan, memang, Tetapi Lagi Dapat diraih. Kalau membeli unit secara baru dengan baterai 100%, tentunya bakal sangat mudah dan mungkin Dapat mencapai 1,5 hari penggunaan. Karena meski rilis 2018, prosesornya memang sudah kencang dan Irit daya.
Mengisi smartphone ini dengan kabel lightning dan adapter 5W bawaan memang rasanya seperti neraka. Tetapi kalau Gizmo friends membeli unit baru, umumnya sudah menggunakan kabel lightning to USB-C yang mendukung fast charging 15W. dengan adaptor yang cocok, mengisi hingga penuh butuh waktu sekiranya 90 menit. Tak terlalu lama, standar lah ya.
Saya rasa, kapasitas baterainya yang besar (Buat ukuran iPhone) dan prosesor yang efisien Membangun perangkat ini lebih jarang diisi daya. Yang tentunya berpengaruh terhadap masa Mengenakan baterai hingga bertahun-tahun ke depan. Unsur Krusial Buat menentukan iPhone sebagai pilihan.
Hasil
Menurut saya, iPhone XR cocok menjadi ‘batas Rendah’ buat Engkau yang Mau mencoba terjun ke ekosistem Apple, menjajal smartphone-nya tapi tak mau keluar budget yang terlalu banyak. Desain fisik, layar dan pengalaman penggunaannya sama dengan seri terbaru, jadi nggak merasa tertinggal Biar rilisnya sudah beberapa tahun sebelumnya.
Lantas bila muncul pertanyaan antara iPhone XR dan iPhone SE (2020), pertimbangan Dapat dikerucutkan menjadi tiga poin konsiderasi Esensial; apakah oke dengan daya tahan baterai yang lebih boros? Layar kecil tanpa dukungan FaceID? Serta desain jadul dengan bezel tebal? Kalau oke sih, silakan saja. Harga pun lebih murah, dan prosesornya malah satu tingkat lebih baru.
Bahan pertimbangan saya, dari yang sebelumnya menggunakan iPhone 7, adalah Unsur baterai. Agak malas aja kalau harus sering isi daya (karena iPhone yang saya gunakan cukup sering Buat rekam video dan akses media sosial). Serta agak sedikit pesimis karena iPhone SE gunakan rasio layar jadul, sementara XR sudah modern, di mana saya berasumsi kalau nanti Terdapat perubahan UI, tentu bakal lebih pas. Sekadar Dugaan, ya.
Semoga ulasan ini Dapat membantu Engkau yang sedang berencana membeli iPhone XR, atau sedang dilanda kebingungan memilih antara XR dan SE (2020). Tengah-Tengah, sesuaikan dengan kebutuhan pribadi ya.
Spesifikasi iPhone XR
General
Device Type |
Smartphone |
Model / Series |
Apple iPhone XR |
Released |
26 Oktober, 2018 |
Status |
Available |
Price |
Rp7.999.000 (64GB) |
Platform
Chipset |
Apple A12 Bionic (7 nm) |
CPU |
Hexa-core (2×2.5 GHz Vortex + 4×1.6 GHz Tempest) |
GPU |
Apple GPU (4-core graphics) |
RAM (Memory) |
3GB RAM |
Storage |
64GB, 128GB, 256GB NVMe |
External Storage |
Not supported |
Operating System |
iOS 14.5 |
User Interface |
iOS |
Design
Dimensions |
150.9 x 75.7 x 8.3 mm |
Weight |
194 g |
Design Features |
Glass front (Gorilla Glass), glass back (Gorilla Glass), aluminum frame (7000 series) IP67 dust/water resistant (up to 1m for 30 mins) Apple Pay (Visa, MasterCard, AMEX certified) |
Battery |
Li-Ion 2942 mAh, non-removable (11.16 Wh) Support Fast charging 15W, 50% in 30 min (advertised) USB Power Delivery 2.0 Qi wireless charging |
Display
Screen Type |
Liquid Retina IPS LCD, 625 nits (typ) |
Size and Resolution |
6.1 inches, 828 x 1792 pixels, 19.5:9 ratio |
Touch Screen |
Yes |
Features |
Scratch-resistant glass, oleophobic coating Wide color gamut True-tone |
Network
Network Frequency |
GSM / CDMA / HSPA / EVDO / LTE |
SIM |
Single SIM (Nano-SIM and/or eSIM) & Dual-SIM |
Data Speed |
HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE-A, EV-DO Rev.A 3.1 Mbps |
Camera
Multi Camera |
No |
Rear |
12 MP, f/1.8, 26mm (wide), 1/2.55″, 1.4µm, PDAF, OIS |
Front |
7 MP, f/2.2, 32mm (standard); SL 3D, (depth/biometrics sensor) |
Flash |
Quad-LED dual-tone flash |
Video |
4K@24/30/60fps, 1080p@30/60/120/240fps, HDR, stereo sound rec. |
Camera Features |
Portrait mode with advanced bokeh and Depth Control Portrait Lighting Pemandangan (up to 63MP) Smart HDR Auto image stabilization Burst mode Photo geotagging Image formats captured: HEIF and JPEG |
Connectivity
Wi-fi |
Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/, dual-band, hotspot |
Bluetooth |
Bluetooth 5.0, A2DP, LE |
USB |
Lightning, USB 2.0 |
GPS |
Yes, with A-GPS, GLONASS, GALILEO, QZSS |
HDMI |
Yes |
Wireless Charging |
Qi wireless charging |
NFC |
|
Infrared |
No |
Smartphone Features
Multimedia Features |
Stereo speakers |
FM Radio |
No |
Web Browser |
HTML5, Safari |
Messaging |
iMessage |
Sensors |
Face ID, accelerometer, gyro, proximity, compass, barometer, Siri natural language commands and dictation |
Other |
Black, Red, Yellow, Blue, Coral, White |