Pada semester kedua tahun ini, Infinix Indonesia hadirkan gebrakan yang cukup masif dengan menghadirkan dua seri Zero terbaru. Keduanya sama-sama punya banderol harga tertinggi, dan Infinix Zero Ultra jadi yang paling premium dengan banyak fitur unggulan yang umumnya hanya ditemukan di kelas flagship.
Mulai dari layar OLED 3D curved, sensor kamera 200MP, Tiba kecepatan pengisian daya tercepat di dunia. Harganya? Rp6 jutaan, alias jauh di Dasar flagship lain yang umumnya Melampaui Rp10 juta. Tentu saja, dengan sejumlah penyesuaian spesifikasi, agar harganya Tak melambung tinggi.
Selama menjajal Infinix Zero Ultra sebagai daily driver, saya merasa Eksis sedikit kemiripan dengan seri Zero X Pro. Secara hardware, punya potensi yang sangat Bagus, hanya saja Tetap perlu penyempurnaan sana-sini. Apakah yang satu ini cocok Kepada dipilih Gizmo friends? Berikut ulasannya.
Desain

Kalau seri Zero sebelumnya agak mirip dengan flagship lain, Infinix Zero Ultra tampil cukup berbeda dan terlihat premium. Berkat layar lengkung bagian depan, serta bodi belakangnya yang juga Mempunyai pola Spesifik. Seperti pada opsi Corak Coslight Silver ini, seperti diberikan garis-garis lekukan abstrak yang Malah menarik.
Menariknya Kembali, permukaan bodinya pun dibuat timbul mengikuti masing-masing lekukan, Membangun Infinix Zero Ultra Tak licin di tangan sekaligus Tak mudah terlihat kotor. Memang, bodinya sangat bongsor dengan ketebalan Sekeliling 8,8mm, tapi setidaknya lebih ringan dari flagship Samsung yang punya layar sama besar. Mungkin juga karena material bodinya yang terbuat dari plastik.





Meski begitu, terasa cukup kokoh dalam genggaman. Saya juga suka dengan permukaan bodi Dasar dan atas yang dibuat flat, sementara sisi samping belakang dibuat melengkung supaya berikan kesan ramping. Tonjolan kamera? Tentu saja Eksis. Jadi kalau mau bagian lingkaran kamera terlindungi, silakan gunakan case pelindung yang sudah tersedia dalam paket penjualan—dengan catatan, bakal jadi semakin besar di tangan.
Layar

Dari desain, nilai kemewahan berlanjut ke bagian layar. Infinix Zero Ultra punya bentang layar 6,8 inci yang, secara Nomor, memang tergolong sangat besar. Tetapi Tetap cukup nyaman dalam genggaman, karena punya lengkungan 71 derajat di sisi kiri dan kanannya. Jadi selain nggak terlalu lebar, juga terlihat sangat-sangat premium.
Sesuai dugaan, lengkungan tersebut juga membawa sedikit kekurangan tersendiri. Selain Corak yang sedikit berubah dari area tersebut pada kemiringan tertentu, juga rawan tersentuh bagian samping tangan Demi menggenggam, Membangun beberapa kali salah sentuh. Bukan Sekadar di Infinix Zero Ultra aja kok, Tiba Galaxy S22 Ultra pun juga punya isu serupa.

Secara panel, layar AMOLED 120Hz yang dibawanya sudah tergolong superior. Saturasi dan kontras sudah oke, cerah Kepada penggunaan luar ruangan, dan Eksis profil Corak Seksama yang Dapat dipilih sesuai keinginan. Ukuran kamera punch-hole tergolong kecil, begitu pula bezel atas dan Dasar yang dibuat terlihat sama tipis, patut diacungi jempol Kepada smartphone Android harga Rp6 jutaan.
Kamera

Lanjut ke bagian yang tergolong “wow” karena pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Infinix, yakni sensor kamera Penting 200MP. Ya, Infinix Zero Ultra jadi satu-satunya, setidaknya Tiba ulasan ini dibuat (dan sepertinya Tiba akhir 2022), yang mengusung sensor 1/1,22 inci satu ini. Hasil akhir fotonya secara default tetap beresolusi 12MP dengan pixel binning, tapi Eksis opsi Kepada ambil dalam resolusi penuh.
Benefit mengambil foto 200MP, yang paling terasa adalah Kepada kebutuhan cropping, karena detail yang lebih Bagus (dengan catatan hanya pada Sinar berlimpah, ya). Dan tentunya, ukuran file foto bakal jauh lebih besar, Dapat lebih dari 70MB. Selain sensor Penting, Eksis sensor ultra-wide 12MP yang cukup menarik karena mendukung autofokus, serta depth sensor.

Sebelum mengulas smartphone ini, saya sempat Menyantap smartphone lain yang juga Mengenakan sensor 200MP serupa. Setelah menjajal kamera Infinix Zero Ultra, menurut saya, sensor satu ini Tetap belum Betul-Betul maksimal. Dynamic range bukan yang terbaik di kelas harganya, dan yang paling mengganggu menurut saya adalah reproduksi Corak yang terkadang hit and miss.
Terutama Kepada skin tone, cenderung warm dan terkadang Tiba kemerahan dalam kondisi pencahayaan indoor. Sementara Kepada hasil foto malam, Kembali-Kembali bukan yang terbaik di kelasnya, terutama dibandingkan dengan yang Mengenakan sensor 50MP IMX766 seperti realme 9 Pro+. Memang Betul, resolusi bukan segalanya. Tetapi dengan dimensi sensor besar dan teknologi pixel binning, ekspektasi saya sepertinya sudah terlalu tinggi di awal.
Info baiknya, sensor ultra-wide Infinix Zero Ultra punya kelebihan yang bahkan tak dimiliki oleh Seluruh flagship masa kini, yakni autofokus. Bukan yang paling oke ketika low-light dan bukan yang paling lebar sudut pandangnya, tapi Membangun Engkau lebih Elastis Kepada menempatkan Konsentrasi, termasuk makro.
Eksis juga satu kelemahan yang paling mengesalkan terkait akses kamera smartphone ini—saya bahas di bagian berikutnya. Hasil foto lengkap dari kamera Infinix Zero Ultra Dapat Engkau akses pada album berikut ini ya.
Kepada perekaman video, Infinix Zero Ultra mendukung resolusi hingga 4K 30fps di sensor Penting, dan 1080p Tiba 60fps di kamera depan dan belakang. Tapi kalau mau nambahin EIS, hanya Dapat pada 1080p 30fps. Selebihnya, sensor Penting hanya memanfaatkan OIS bawaan, yang Tetap kurang dibandingkan smartphone lain di kelasnya (termasuk yang tanpa harus mengaktifkan Ultra Steady).
Kepada video low-light, Kembali-Kembali Tetap kalah dengan smartphone dengan IMX766 atau ISOCELL 108MP kompetitor di kelasnya. Tapi kalau Sinar berlimpah, Tetap tergolong Bagus, dengan bokeh natural yang melimpah berkat dimensi sensor besar. Kamera depannya juga Dapat berikan detail optimal pada Paras. Plus sejumlah fitur ekstra seperti Dual View Video dan Pengaruh portrait yang Dapat ditambahkan.
Fitur

Karena harganya sudah jauh lebih premium, wajar kalau akhirnya Infinix Zero Ultra sudah didukung oleh sensor NFC. Beserta fitur audio lain seperti speaker stereo, dan vibration motor yang sudah nyaman Kepada ketik-ketik. Sayangnya, Kepada sistem operasi, Infinix Tetap harus berbenah lebih banyak dengan XOS 12 berbasis Android 12 pada smartphone ini.
Bagi saya yang senang dengan home screen Kudus, saya Tak menemukan opsi Kepada Tak menambahkan aplikasi yang ter-instal Mekanis di halaman depan. Yang ngeselin Kembali, menghapusnya harus satu-satu, Tak Dapat dicentang semuanya dan langsung hapus. Keluhan lainnya Eksis pada lock screen, di mana fitur face unlock seringkali terkunci Kepada Argumen keamanan. Jadinya harus Mengenakan in-display fingerprint sensor—yang tergolong Seksama dengan posisi yang pas.

Eksis Kembali yang lebih mengesalkan? Eksis: ketika Mau mengabadikan momen langsung dari layar Tewas, biasanya kita perlu menekan tombol power lanjut tombol kamera, atau menekan tombol volume Dasar dua kali. Aplikasi kamera terbuka, smartphone kita putar dalam posisi landscape, dan begitu tangan kiri dan kanan memegang Infinix Zero Ultra secara pas, layarnya terkunci. Bug yang saya rasakan sejak Infinix Zero X Pro.
Dugaan saya, Eksis hubungannya dengan sensor proximity yang mendeteksi seolah smartphone Eksis di kantong, atau mengamankan supaya layar Tak tersentuh secara Tak sengaja. Triknya, Demi aplikasi kamera baru terbuka, bodi Infinix Zero Ultra jangan diputar ke landscape dulu, alias tangan Tak boleh menutupi bagian atas layar dalam beberapa detik awal.
Tetap terkait kamera, Infinix juga perlu mengoptimalkan sensor kameranya dengan aplikasi lain. Kepada hal sesimpel scan barcode Kepada WhatsApp Web, sensor Penting Infinix Zero Ultra sedikit sulit ambil Konsentrasi dan cenderung over-exposure, sehingga proses deteksi QR code sedikit lebih lama. Kamera depannya pun kurang oke Kepada panggilan video, Paras jadi sangat halus dan Pengaruh cropping tinggi.
Performa

Urusan chipset, Infinix Zero Ultra didukung dengan cip MediaTek Dimensity 920 octa-core 6nm, yang sejatinya merupakan versi peningkatan minor dari yang dibawa oleh seri Zero 5G. Bukan yang paling kencang di kelas harganya, tapi sudah tergolong cukup. Dipasangkan Serempak RAM 8GB (+5GB virtual RAM), serta penyimpanan internal 256GB tanpa slot kartu microSD.
Ketika digunakan Kepada menjalankan aplikasi sehari-hari, Tak Eksis masalah, terasa mulus dan Lancar meski membawa layar 120Hz. Suhu juga cukup terjaga berkat adanya sistem pendingin berbasis hardware. Jadi walaupun tanpa case, Tak terasa panas pada bodi bagian belakang. Sayangnya, secara default XOS pada Infinix Zero Ultra cenderung Giat Kepada menghentikan aplikasi.
WhatsApp, misalnya, seringkali notifikasi Tak masuk terutama ketika smartphone saya letakkan di atas meja alias Tak bergerak. Jadi Kepada beberapa aplikasi yang membutuhkan notifikasi instan, pastikan Engkau mengaturnya supaya Tak Mekanis masuk ke mode Ekonomis daya (dengan menahan logo aplikasi – App info – Battery – Unrestricted), dan bila perlu menguncinya lewat menu multitasking.
Sangat disayangkan karena dengan begitu, pengguna Infinix Zero Ultra Tetap harus mengatur ulang sejumlah aplikasi kirim pesan atau aplikasi Kepada sambungan ke smartwatch supaya Dapat berjalan Lancar. Padahal cip Dimensity 920 sendiri tergolong Ekonomis daya, dan kuat menjalankan aplikasi yang cukup berat secara bersamaan.
Baterai
Selain sensor kamera beresolusi paling tinggi, kecepatan isi daya Infinix Zero Ultra juga yang terkencang di industri Tiba Demi ini, yakni 180W! Diklaim Dapat mengisi baterai berkapasitas 4,500 mAh hanya dalam waktu 12 menit saja—iya, kapasitasnya memang terdengar sedikit kecil Kepada dimensi bodinya yang cukup besar. Ketika saya coba isi pertama kali, waktu yang dibutuhkan Eksis di rentang 30-35 menit.
Rupanya, pengguna harus mengaktifkan mode Furious dulu di menu pengaturan baterainya, serupa dengan Xiaomi dan realme. Demi sudah diaktifkan, mengisi Infinix Zero Ultra dari baterai Dekat habis ke 50% hanya butuh waktu 4-5 menit. Tiba penuh? Kurang dari 15 menit! Sedikit meleset dari klaim, tapi Tetap sangat ngebut. Ukuran adaptor charger-nya pun tergolong kecil, dan mendukung standar USB-PD.
Dan Tak seperti dua vendor lain tersebut, kabelnya sudah USB-C to USB-C. Demi digunakan ke smartphone lain, Tetap Dapat berikan fast charging di rentang 30-65W, jadi tergolong inklusif. Dan ketika mengaktifkan mode Furious pun, menurut saya bodinya tergolong hangat saja, Tak Tiba panas banget. Eksis sertifikasi TUV Rheinland dan sejumlah Perlindungan Spesifik dari Infinix terkait proses isi daya, supaya tetap Kondusif ke depannya.
Kepada baterai Infinix Zero Ultra sendiri, sekadar cukup saja Kepada penggunaan seharian penuh yang Tak begitu intens. Standby time terasa sedikit boros, jadi kalau dalam hari tersebut aktif mengakses kamera atau bermain gim, besar kemungkinan Engkau harus mengisi daya ulang sebelum menuju tengah malam. Setidaknya cukup 5 menit saja.
Konklusi

Secara keseluruhan, kalau Menyantap sebagai smartphone dengan harga Rp6 jutaan, Infinix Zero Ultra Dapat dibilang sepadan dengan para kompetitornya dan tentu membawa kelebihan kekurangan tersendiri. Unggul pada segi desain, tampilan layar, serta teknologi pengisian daya yang Betul-Betul instan. Juga pas Kepada digunakan sebagai perangkat konsumsi hiburan dengan layarnya yang besar.
Tapi kalau Gizmo friends mencari sebuah smartphone yang pengalaman kameranya lebih memuaskan secara menyeluruh, opsi dari realme yang saya sebutkan sebelumnya, atau kompetitor lain seperti Galaxy A73 5G terasa jauh lebih pas Kepada mengabadikan momen foto dan video dalam segala kondisi. Bukti kalau kombinasi software dan hardware yang matang Rupanya tak boleh dilewatkan.
Kalau memang ke depannya Eksis perbaikan software yang Dapat benahi sejumlah bug, tentu Infinix Zero Ultra jadi menarik Kepada dilirik. Ketika Kembali Dapat Mempunyai smartphone yang Dapat terisi penuh kurang dari 15 menit, supaya Dapat langsung beraktivitas tanpa harus menanti 2-4 kali waktu lebih lama.
Spesifikasi Infinix Zero Ultra

General
Device Type | Smartphone |
Model / Series | Infinix Zero Ultra |
Released | 06 Oktober, 2022 |
Status | Available |
Price | Rp6,449.000 |
Platform
Chipset | MediaTek Dimensity 920 (6 nm) |
CPU | Octa-core (2×2.5 GHz Cortex-A78 & 6×2.0 GHz Cortex-A55) |
GPU | Mali-G68 MC4 |
RAM (Memory) | 8GB LPDDR5 |
Storage | 256GB UFS 3.1 |
External Storage | – |
Operating System | Android 12 |
User Interface | XOS 12 |
Design
Dimensions | 165.5 x 74.5 x 8.8 mm |
Weight | 213 gram |
Design Features |
Glass front, plastic back, plastic frame Color: Coslight Silver, Genesis Noir |
Battery |
Li-Po 4500 mAh, non-removable Fast charging180W TUV Rheinland Safe Charge |
Display
Screen Type | AMOLED, 120Hz |
Size and Resolution | 6.8 inches, 1080 x 2400 pixels (~387 ppi density) |
Touch Screen | Capacitive touchscreen |
Features |
900 nits peak brightness 360Hz touch sampling rate 71-degree curved screen In-display fingerprint sensor |
Network
Network Frequency | GSM / HSPA / LTE / 5G |
SIM | Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
Data Speed | HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE Cat4 150/50 Mbps, 5G |
Camera
Multi Camera | Yes (Rear) |
Rear | 200 MP, f/2.0, (wide), 1/1.22-inch, 0.64µm, Dual Pixel PDAF, OIS; 13 MP, f/2.4, (ultrawide), AF; 2 MP (AI lens) |
Front | 32 MP |
Flash | Dual LED flash |
Video | 4K 30fps, 1080p 30/60fps |
Camera Features |
AI scene detection Super Night mode Dual View Video Sky Remap |
Connectivity
Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/6, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot |
Bluetooth | Yes |
USB | USB Type-C 2.0, USB On-The-Go |
GPS | Yes, with A-GPS |
HDMI | No |
NFC | |
Infrared | No |
Smartphone Features
FM Radio | Yes |
Web Browser | HTML5 (Android Browser) |
Messaging | SMS (threaded view), MMS, Email, Push Mail, IM |
Sensors | Fingerprint (under display, optical), accelerometer, gyro, proximity, compass |
Other | Face and Fingerprint unlock |
Eksplorasi konten lain dari Jagatgame.id.id
Berlangganan Kepada dapatkan pos terbaru lewat email.