Jakarta, Jagatgame.id – Setelah ChatGPT dan hal berbasis AI semakin Terkenal setidaknya dalam dua tahun terakhir, turut bermunculan sejumlah startup yang mencoba hadirkan gadget berbasis AI. Humane menjadi salah satunya, merilis Humane AI pada November Lampau dan ulasannya pun bermunculan sejak pekan kemarin—sayangnya Enggak sepenuhnya positif.
Bahkan sebagian besar ulasan atau review Humane AI Pin cenderung Mempunyai tone negatif, karena Lagi Enggak Bisa memberikan pengalaman yang sama optimalnya seperti pada pengenalan produk sejak awal. Terutama ketika banderol harga Humane AI Pin cukup premium: USD699 (Rp11 jutaan) dengan biaya berlangganan bulanan USD24 (Rp386 ribuan).
Humane AI Pin sendiri hadir sebagai sebuah wearable device, dirancang sepenuhnya menggunakan platform berbasis software, memanfaatkan AI Buat menggantikan fungsi dari smartphone. Memanfaatkan input Bunyi dan kamera agar Bisa menyelesaikan sejumlah perintah, termasuk perintah multimodal seperti menerjemahkan apa yang ditangkap oleh kamera secara langsung. Tetapi pada nyatanya, proses tersebut Lagi belum Fasih.
Baca juga: Rabbit R1, Gadget Mungil Berbasis AI yang Hadir Sebagai Asisten Pribadi
Humane AI Versi Pertama Kurang Responsif
Sejumlah portal media besar seperti Wired, The Washington Post The Verge, hingga Engadget sama-sama menyebutkan bila Humane AI Pin Lagi belum Bisa menggantikan smartphone, atau mencoba menyelesaikan masalah yang Eksis Demi ini. Bahkan YouTuber teknologi kenamaan, Marquess Brownlee sebut di judul video bila ini adalah product terburuk yang pernah ia ulas selama ini.
Dari berbagai keluhan yang muncul, yang paling terasa kurang optimal adalah kecepatan Humane AI Pin dalam menjawab perintah dari penggunanya—seringkali membutuhkan waktu lebih lama ketimbang melakukan hal yang sama menggunakan smartphone. Enggak jarang pula Humane AI Pin hanya mengulang perintah Bunyi, atau memberikan jawaban kurang valid.
Keluhan berikutnya terkait Humane AI Pin adalah daya tahan baterainya. Demi peluncuran, disebutkan bila gadget berbasis AI ini Bisa bertahan seharian. Tetapi nyatanya memerlukan sekiranya 2-3 kali pergantian baterai. Enggak hanya itu, baterainya terasa cukup panas, bahkan Tiba menimbulkan rasa Enggak nyaman ketika pengguna Enggak menggunakan baju berbahan tebal.
Selain menggunakan perintah Bunyi, Humane AI Pin juga Mempunyai proyektor laser Tertentu, difungsikan Buat menampilkan layar virtual melalui telapak tangan. Meski terdengar futuristik, sayangnya UI tersebut dinilai kurang intuitif, dan sulit terlihat dalam kondisi pencahayaan siang hari Demi berada di luar.
Optimis Bakal Tetap Bisa Berkembang
Today, the first public reviews about the Humane Ai Pin are now available for you all to read, In my career, I’ve worked on several 1.0 products you’ve probably used—the first iPhone is chief among them—and so I’ve been through this before. Let me run down some of the thoughts…
— Ken Kocienda (@kocienda) April 11, 2024
Menanggapi banyaknya ulasan yang kurang Bagus, Ken Kocienda, Head of Product Engineering di Humane yang juga merupakan mantan karyawan Apple selama 15 tahun, sebutkan bila Humane AI Pin mirip seperti ketika pertama kali iPhone dirilis. Alias sama-sama kurang sempurna Demi pertama hadir secara publik.
Ken sama sekali Enggak menyanggah ulasan negatif, meski dalam bagian postingan cukup panjang di atas, ia mengatakan kalau Humane AI Pin juga sama seperti smartphone yang terkadang Enggak sempurna. Tetapi ia percaya ke depannya perangkat ini bakal dapat berkembang lebih Bagus Kembali sesuai tujuan awalnya.
Sebagai informasi, Humane AI Pin berjalan dengan chipset Qualcomm di dalamnya, lebih tepatnya seri Snapdrago 720G. Cip tersebut dirilis pada tahun 2020, telah hadir di banyak smartphone mid-range seperti Galaxy A52, dan memang Bisa menjalankan on-device AI dengan daya yang sangat minim.
Perangkat seperti AI Pin Enggak membutuhkan chipset yang kencang karena Seluruh perintah dan lainnya diproses memanfaatkan AI. Tetapi hal tersebut juga memberikan risiko seperti respon yang terlambat, karena harus tersambung ke internet, bahkan Buat menyimpan catatan Bunyi.
Menurut Gizmo friends, butuh waktu berapa lama hingga perangkat seperti Humane AI Pin Bisa Terkenal dan Betul-Betul mulus Buat digunakan di Indonesia?