Ketika berbicara tentang smartphone flagship dengan kamera terbaik, seri smartphone Huawei P40 Pro Plus Niscaya muncul dalam benak para penggiat fotografi mobile. Sejak beberapa seri terdahulunya, Huawei P series dikenal dengan kameranya yang unggul, bekerja sama dengan Leica dalam pembuatannya.
Tanda khas tersebut Lanjut dibawa Tiba ke tahun 2020, dimana Huawei merilis seri P40. Varian terbaiknya, Huawei P40 Pro Plus yang kami ulas, Mempunyai total tujuh sensor kamera (dua di depan, lima di belakang). Tentu ini menjadi daya tarik tersendiri. Apakah hasilnya memang memuaskan? Sesuai dengan judul, ya, Dapat menjadi salah satu yang terbaik.
Tetapi kemampuan kamera yang sangat Berkualitas, versatile nan lengkap tersebut terganjal dengan situasi dagang yang sedang dialami Huawei hingga Ketika ini. Apabila Huawei P30 Pro hadir sebagai smartphone yang Nyaris sempurna, Huawei P40 series terpaksa diluncurkan tanpa layanan Google. Huawei Mobile Services pun hadir sebagai alternatif.
Meski perkembangannya termasuk pesat, situasi ketersediaan aplikasi ketika saya mengulas smartphone ini Tetap Membikin saya sulit Demi menobatkannya sebagai salah satu flagship layak beli. Apakah juga demikian Demi Gizmo friends? Berikut adalah ulasan lengkap Huawei P40 Pro Plus.
Desain
Demi sebuah smartphone yang banderol harganya Nyaris mencapai Rp20 juta, desain Huawei P40 Pro Plus memang sesuai, terlihat sangat premium dan terasa mahalnya. Tertentu Demi seri Plus, bingkai atau frame beserta back cover-nya terbuat dari keramik, hanya hadir dalam dua pilihan Rona saja (Black Ceramic & White Ceramic). Varian Rona yang kami ulas adalah yang kedua, terasa kokoh dan berbobot.
Bobotnya sendiri mencapai 226 gram, dengan ketebalan 9mm. Tonjolan kameranya Enggak terlalu keluar layaknya Samsung Galaxy Note20 Ultra, misalnya, meski total sensornya lebih banyak dengan dimensi lebih besar. Kalau telapak tangan mudah berkeringat, akan terasa sedikit licin. Dan ketika diletakkan di permukaan yang Enggak rata, siap-siap saja tergelincir hingga Terperosok. Sudah pernah terjadi pada unit yang kami ulas, dan bezelnya tetap utuh, alias kokoh.
Mulai bagian depan hingga belakang, dari keempat sisinya dibuat sangat seamless, Enggak Eksis tepian yang terasa tajam di telapak tangan. Desain layarnya juga cukup spesial yang nanti bakal saya bahas di bagian selanjutnya. Secara keseluruhan, desainnya Enggak membosankan, terasa premium dan worth atas budget yang sudah kita keluarkan Demi membeli smartphone ini.
Layar
Ini adalah salah satu bagian yang paling spesial dari Huawei P40 Pro Plus. Secara spesifikasi sih memang bukan yang terbaik. Gunakan jenis panel OLED berdimensi 6,58 inci, refresh rate-nya mencapai 90Hz dengan resolusi 1200p, hasilkan kerapatan piksel 441ppi. Layar ini juga tentunya telah mendukung standar konten video HDR10.
Reproduksi warnanya sangat Berkualitas dan cukup Seksama. Bagian spesial dari layar Huawei P40 Pro Plus adalah lengkungan kacanya. Apabila umumnya sebuah smartphone flagship hanya miliki kaca lengkung di sisi kiri dan kanan, P40 Pro Plus Malah di keempat sisinya. Selain membuatnya terlihat jauh lebih elegan, lengkungan ini Membikin nyaman ketika bernavigasi dari ujung layar.
Hanya saja, dimensi kamera punch-hole terpaksa dibuat sedikit lebih besar, karena seluruh sensor yang esensial diletakkan di dalamnya. Serta, Enggak terlihat adanya earpiece pada bagian atas layar. Huawei gunakan teknologi Acoustic Display Demi menyalurkan Bunyi lewat getaran layar. Kualitas suaranya sama persis dengan keluaran Bunyi earpiece pada umumnya.
Di balik layar tersebut, terdapat in-screen fingerprint scanner yang diklaim 30% lebih Segera dari generasi sebelumnya. Dan memang proses pembacaan sidik jarinya berjalan sangat Seksama dalam waktu yang singkat. Hanya saja, Huawei tak berikan informasi mengenai lapisan pelindung bawaan kaca depan ini. Jadi Eksis baiknya Demi tetap menggunakan pelindung bawaan.
Kamera Huawei P40 Pro Plus
Ultra Vision Leica Penta Camera. Setup kamera yang dibawa Huawei P40 Pro Plus ini diklaim sangat versatile, sehingga Bisa berikan kualitas yang sempurna 24/7, bagaimana pun kondisi pencahayaannya. Nggak kaget, sih, mengingat generasi-generasi sebelumnya juga membawa setup kamera dengan kualitas superior. Maka sangat wajar bila Huawei Membikin klaim yang cukup tinggi Demi P40 Pro Plus.
Sensor Penting ‘Ultra Vision’ pada smartphone ini punya resolusi 50MP, gunakan sistem Quad Bayer dengan dimensi sensor 1/1.28”, paling besar di antara flagship lainnya Ketika ini, bahkan mengalahkan 108MP Punya Samsung dan Xiaomi. Sensor juga dilengkapi dengan teknologi Octa-PD autofocus, yang memang akurasinya Segera dan Berkualitas.
Lampau Eksis dua sensor 8MP yang masing-masing punya fungsi berbeda. Satu dengan 3x optical zoom, f/2.4, cocok Demi foto potret. Satu Tengah 10x optical zoom, f/4.4 Demi foto objek jarak jauh, hingga maksimum 100x digital zoom. Ketiga sensor ini punya OIS, ditambah dengan AIS atau stabilisasi berbasis kecerdasan buatan dari Huawei.
Sensor yang satu Tengah cukup Spesial dan berbeda dari smartphone kebanyakan. Yakni 40MP Cine Camera, f/1.8. Kamera ini pada dasarnya adalah kamera ultra wide-angle, uniknya punya diafragma yang Malah lebih besar dari sensor Penting. Ketika sensor ini digunakan, rasio foto Mekanis berubah menjadi 3:2. Termasuk Ketika merekam video, sensor default-nya yang ini dulu, baru Dapat pindah ke sensor wide/normal.
Demi hasilkan Pengaruh bokeh yang natural, terdapat sensor kelima yang merupakan sensor 3D time-of-flight (ToF). Sementara di sektor video, Huawei P40 Pro Plus dapat merekam dengan resolusi maksimum 4K 60fps Berkualitas dengan kamera belakang maupun depan. Tertentu kamera belakang, terdapat fitur super slow motion 960fps di resolusi full HD.
Demi perekaman videonya sendiri, kualitasnya cukup bagus. Konsisten Berkualitas di depan maupun belakang, dan field-of-view di kamera depan 32MP f/2.2-nya juga Tetap relative luas, Enggak banyak terpotong. Dynamic range juga lebar berkat dukungan HDR video. Perpindahan antar sensor ketika merekam juga Dapat berjalan smooth. Fitur professional tersedia Berkualitas Demi pengambilan foto maupun video.
Lampau bagaimana dengan kualitas foto dari total lima sensor kamera utamanya? Tentu, banyaknya jumlah sensor Membikin smartphone ini sangat Elastis Demi ambil foto. Pemandangan? Ultra-wide. Kualitas terbaik? Guna sensor Penting. Potret? 3x optical zoom, dan satu Tengah Demi objek jarak jauh. Tone foto-nya juga mendekati aslinya, nggak lebay kecuali di waktu-waktu tertentu ketika foto objek Sosok menggunakan mode malam.
Isu di Kamera
Tetapi meski begitu, kamera Huawei P40 Pro Plus Tetap Mempunyai beberapa isu. Setidaknya 2-3 kali dalam seminggu, ketika saya mencoba Demi ambil foto, hasilnya seolah seperti saya terlambat menekan tombol shutter, hasilkan foto buram dengan gerakan saya menurunkan smartphone seperti ini. Jarang sih, tapi kalau pas kejadian, terutama pas memang ambil fotonya hanya sekali, jadi Enggak punya backup. Apalagi Demi momen yang hanya terjadi satu kali.
Isu kedua adalah Kecenderungan kamera Demi Membikin situasi pencahayaan lebih terang dari aslinya. Ini paling sering dialami ketika ambil foto sore hari menuju malam. Meski tanpa night mode dan peningkatan AI sekalipun, langit bakal terlihat jauh lebih terang seperti siang hari. Detil fotonya bagus, gedung atau objek lain terlihat detil. Tetapi suasana foto jadi Enggak sesuai, seperti siang hari.
Juga mode malamnya yang Enggak se-Elastis Punya Google Pixel atau flagship Samsung dan iPhone terbaru. Mau segelap atau seterang apapun, waktu yang dibutuhkan Demi ambil foto dengan night mode berada di rentang 5-6 detik. Meski begitu, mode ini Bisa berikan tambahan detil yang diperlukan pada kondisi Sinar gelap pekat sekalipun.
Hasil foto lengkap dari Huawei P40 Pro Plus dapat diakses lewat album berikut ini.
Fitur
Berbeda dengan smartphone Android lainnya, bagian ini bakal saya isi dengan lebih banyak deskripsi mengenai situasi ketika Gizmo friends memutuskan Demi membeli smartphone Huawei tanpa layanan Google. Iya, memang Eksis Metode Demi memasangkan GMS ke dalam smartphone ini. Tetapi metode tersebut Enggak Formal, dan Enggak Eksis jaminan bakal Dapat digunakan seterusnya atau Enggak.
Maka dari itu, saya seolah menantang diri Demi menggunakan Huawei P40 Pro Plus ‘as is’, sebagaimana mestinya. Dari awal penggunaan, situasinya kurang lebih serupa dengan Nokia X jaman dulu (kalau Gizmo friends Eksis yang pernah punya, ya). Enggak Eksis Google Play Store, jadi aplikasi hanya Dapat dicari di AppGallery, atau Petal Search.
Huawei Lanjut berusaha supaya aplikasi-aplikasi esensial yang dibutuhkan Demi pengguna smartphone-nya sehari-hari, Eksis di AppGallery. Aplikasi lokasl sendiri sebenarnya sudah cukup lengkap, Berkualitas perbankan seperti BCA Mobile dan BNI Mobile Banking, Tokopedia, Ruang Guru, Vidio dan beberapa lainnya. Demi navigasi, Eksis HERE WeGo, platform navigasi besutan Nokia yang kini dimiliki oleh konsorsium otomotif, digunakan di mobil mewah seperti Jaguar.
Nah kalau Petal Search ini bukan seperti widget Google Search Normal. Lewat aplikasi yang satu ini, kita Dapat mendapatkan aplikasi yang dibutuhkan dari penyedia aplikasi pihak ketiga. Semisal, ketika Mau mengunduh Spotify, aplikasi tersebut Tetap absen di Huawei AppGallery. Ketika dicari di Petal Search, akan secara Mekanis diarahkan ke sumber dari APKPure, dan Dapat langsung unduh.
Aplikasi yang ditampilkan di Petal Search, belum jaminan dapat dijalankan secara normal. Tanpa layanan Google, saya menggunakan smartphone ini layaknya menggunakan laptop. Nyaris seluruh kebutuhan terpaksa harus saya akses dari browser.
Catatan saya tersimpan di Google Keep. Foto-foto Seluruh saya unggah ke Google Photos. Smartwatch yang Normal saya gunakan sehari-hari memerlukan aplikasi WearOS. Dua kebutuhan pertama saya akses dari browser, sementara Demi jam… ya sudah, dipasrahkan alias Enggak Dapat tersambung.
Performa
Selain Samsung, Huawei juga selalu menggunakan chipset besutan sendiri. Bedanya, Betul-Betul hanya menggunakan Kirin, alias Enggak Eksis versi Snapdragon atau lainnya. Secara teori, smartphone yang ditenagai oleh chipset besutan sendiri harusnya berjalan lebih optimal. Dan hal ini memang terasa ketika menggunakan Huawei P40 Pro Plus.
Chipset Kirin 990 yang Eksis di smartphone ini sudah mendukung jaringan 5G, meski dalam status terkunci berkat belum hadirnya regulasi. Gunakan arsitektur CPU octa-core, 2-core inti Cortex-A76 punya clockspeed tertinggi mencapai 2,86GHz. Selain itu, Eksis 16-core GPU serta triple-core NPU Tertentu Demi olah fitur kecerdasan buatan seperti pada kameranya.
Meski kencang, chipset ini juga dibuat Ekonomis daya, menggunakan fabrikasi 7nm+. Tertentu pada Huawei P40 Pro Plus, Huawei gunakan sistem pendingin 4-in-1, terdiri dari lapisan grafit, pipa penyalur panas, vapor chamber serta graphene Gambar hidup.
Oke, cukup dengan penjelasan teknis yang memang cukup banyak dibawa pada smartphone ini. Dan memang selama penggunaan, Huawei P40 Pro Plus terasa sangat Segera Demi buka tutup aplikasi. Meski digunakan Demi bermain gim berat maupun utak-atik kameranya, smartphone Enggak terasa panas. Lebih dingin dari Galaxy Note20 Ultra sekalipun.
Penyimpanannya sangat luas di 512GB, dan Tetap ditambah kartu memori hingga kapasitas 256GB. Tetapi dengan catatan; akan memakan slot SIM 2 (alias hybrid), dan jenis kartu memorinya adalah NM (Nano Memory), alias beda dengan kartu microSD pada umumnya. Yah setidaknya kapasitas internalnya sendiri sudah cukup luas ya.
Baterai
Punya layar besar dengan lima kamera, kapasitas baterainya Dapat dibilang cukup ngepas, hanya 4,200 mAh. Sedikit di Rendah standar, apalagi Demi smartphone kelas menengah yang kapasitas baterainya rata-rata 5,000 mAh. Tetapi jangan khawatir, berkat kombinasi chipset yang efisien, Huawei P40 Pro Plus sanggup bertahan hingga pemakaian seharian.
‘Keuntungan’ dari kapasitas baterai yang hanya cukup, adalah proses pengisian dayanya yang Segera. Apalagi smartphone ini mendukung 40W SuperCharge, Berkualitas lewat kabel maupun secara nirkabel (dengan aksesori terpisah). 30 menit saja sudah mencapai Sekeliling 75%, sementara isi penuh butuh waktu Sekeliling 70 menit.
Tetapi karena Huawei gunakan protokol sendiri, ketika saya isi menggunakan GaN charger 65W, benefit 40W Enggak akan aktif, sehingga harus menggunakan charger bawaan Huawei Demi proses pengisian yang optimal. Smartphone ini juga mendukung fast reverse wireless charger hingga 27W, kalau-kalau kepikiran Demi isi daya flagship lain secara nirkabel lewat punggung smartphone ini.
Konklusi
Menggunakan smartphone ini, secara keseluruhan mengingatkan saya akan pengalaman Mempunyai smartphone seri Lumia, atau 808 PureView tahun 2013 Lampau. Ketika itu, saya memegang smartphone dengan kamera terbaik, Tetapi aplikasinya juga terbatas. Setiap momen yang saya tangkap memang berkualitas, tapi pada akhirnya, smartphone tersebut jarang saya gunakan.
Kenapa? Karena keterbatasan aplikasi yang tersedia. Karena meskipun fitur dari UI-nya melimpah, apalah artinya kalau aplikasi yang Mau kita akses sehari-hari Enggak tersedia, bukan? Padahal saya juga pengguna iPhone, alias Enggak seutuhnya bergantung dengan Android. Itu saja saya merasa ‘tertinggal’ banyak.
Meski begitu, sekali Tengah, saya mengapresiasi Huawei yang berikan alternatif seperti AppGallery yang perkembangannya pesat, termasuk Petal Search Demi alternatif pencarian aplikasi. Hanya saja, sekarang Tetap belum dapat mengejar absennya layanan Google. Dengan begitu, Dalih Demi membeli Huawei P40 Pro Plus murni Demi kemampuan kameranya saja.
Beli produk Huawei di:
Spesifikasi Huawei P40 Pro Plus
General
Device Type |
Smartphone |
Model / Series |
Huawei P40 Pro Plus |
Released |
09 Juni, 2020 |
Status |
Available |
Price |
IDR 18.499.000 (launch price) |
Platform
Chipset |
HiSilicon Kirin 990 5G (7nm+) |
CPU |
Octa-core (2×2.86 GHz Cortex-A76 & 2×2.36 GHz Cortex-A76 & 4×1.95 GHz Cortex-A55) |
GPU |
Mali-G76 MP16 |
RAM (Memory) |
8GB |
Storage |
512GB (UFS 3.0), support NM card up to 256GB |
Operating System |
Android 10 |
User Interface |
EMUI 10.1 |
Design
Dimensions |
158.2 x 72.6 x 9 mm |
Weight |
226 g |
Design Features |
Colors: Ceramic Black, Ceramic White Protection: IP68 dust/water resistant (up to 1.5m for 30 mins) |
Battery |
Li-Po 4200 mAh, non-removable Fast charging 40W Fast wireless charging 40W Fast reverse wireless charging 27W |
Display
Screen Type |
OLED capacitive touchscreen, 16M colors |
Size and Resolution |
6,58 inches; 1200 x 2640 pixels, 19.8:9 ratio |
Touch Screen |
Yes, Multitouch capacitive touchscreen |
Features |
HDR10 90Hz refresh rate In-display fingerprint sensor |
Network
Network Frequency |
5G / LTE TDD / LTE FDD / WCDMA / EDGE / GPRS |
SIM |
Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
Data Speed |
HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE-A, 5G |
Camera
Multi Camera |
Yes (Front) |
Rear |
Ultra Vision Leica Penta Camera: 50 MP, f/1.9, 23mm (wide), 1/1.28″, 2.44µm, omnidirectional PDAF, OIS; 8 MP, f/4.4, 240mm (periscope telephoto), PDAF, OIS, 10x optical zoom; 8 MP, f/2.4, 80mm (telephoto), PDAF, OIS, 3x optical zoom; 40 MP, f/1.8, 18mm (ultrawide), 1/1.54″, PDAF, 3D ToF Sensor |
Front |
32 MP, f/2.2, 26mm (wide), 1/2.8″, 0.8µm, AF; IR TOF 3D, (depth/biometrics sensor) |
Flash |
Yes |
Video |
4K@30/60fps, 1080p@30/60fps, 720@7680fps, 1080p@960fps, HDR; gyro-EIS |
Camera Features |
AI Image Stabilization, Light Painting Mode, Stickers, Dual-VIew Mode, High-res Mode, Pro Mode, Aperture Mode, AI Golden Snap |
Connectivity
Wi-fi |
Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, DLNA, Wi-Fi Direct, hotspot |
Bluetooth |
5.1, A2DP, LE |
USB |
3.1, Type-C 1.0 reversible connector, USB On-The-Go |
GPS |
dual-band A-GPS, GLONASS, BDS, GALILEO, QZSS, NavIC |
HDMI |
No |
Wireless Charging |
Yes |
NFC |
|
Infrared |
Yes |
Smartphone Features
Multimedia Features |
Audio File Formats: mp3 / mp4 / 3gp / wma / ogg / amr / aac / flac / wav / midi / ra Support 192 Khz / 24 bit 3gp / mp4 / wmv / rm / rmvb / asf |
FM Radio |
Yes |
Web Browser |
HTML 5 with Android Browser |
Messaging |
SMS(threaded view), MMS, Email, Push Mail, IM |
Sensors |
Infrared face recognition, fingerprint (under display, optical), accelerometer, gyro, proximity, compass, color spectrum |