Meski Bisa menghasilkan footage video yang Akurat-Akurat sinematik dengan berbagai angle menarik, saya tetap Menyaksikan sebuah drone sebagai gadget yang kurang pas bagi orang awam. Tetapi minat saya Buat menjajal sebuah drone, baru muncul ketika DJI meluncurkan salah satu opsi terbarunya yakni DJI Neo. Notabene menjadi drone DJI termurah Ketika ini.
Paling murah, tapi Bahkan diklaim paling mudah Buat digunakan. Tentu Terdapat beberapa “penyederhanaan”, salah satunya seperti sensor kamera yang mungkin tak sebesar drone lain. Tetapi, pikir saya, kita menggunakan drone dalam kondisi pencahayaan yang cukup seperti di siang hari. Fitur-fitur lainnya Tetap disematkan, bahkan kompatibel dengan DJI Googles maupun DJI Mic, plus lengkap dengan kemampuan AI.
Dalam satu pekan menjajal DJI Neo, impresi saya terhadap drone langsung berubah total. Ini adalah momen yang Akurat bagi Gizmo friends Buat membeli drone, karena kemudahan yang ditawarkan sudah sangat Berkualitas. Berikut review DJI Neo selengkapnya.
Desain
Sebelum saya membuka boks dan Menyaksikan fisik perangkat secara langsung, saya sudah mengatur ekspektasi ketika mengetahui DJI Neo adalah drone paling ringan dan kompak Ketika ini, Mempunyai bobot 135 gram saja. Tetapi tetap saja, Ketika akhirnya Akurat-Akurat Menyaksikan DJI Neo, mengambil dan meletakkannya di atas telapak tangan, Tetap terasa cukup terkejut.
Karena dimensinya memang Akurat-Akurat sangat mungil! Bahkan kalau disebelahkan dengan kontroler, terlihat lebih kecil karena profilnya yang ramping. Bodi perangkat terasa menggunakan material plastik doff, dan masing-masing dari keempat baling sudah terintegrasi Serempak pelindung. Hanya Terdapat dua tombol kendali Esensial di atas.
Dimensinya yang kecil, Membikin saya merasa ketika mengoperasikan DJI Neo, seolah sedang menggunakan kamera saku alih-alih mirrorless ketika berada di area publik. Tak begitu intrusif seperti drone besar lainnya, Tetapi tetap Bisa “mengganggu” berkat Bunyi baling-baling yang tergolong lumayan kencang. Jadi walaupun kecil, pastikan Tak mengganggu orang lain Ketika mengoperasikannya.
Desain DJI Neo yang praktis, menurut saya bakal memberikan benefit yang sangat besar terutama Buat para pelancong alias traveler. Akan lebih mudah masuk ke dalam backpack, melewati protokol keamanan bandara, dan lainnya. Plus, lebih mudah Buat aktif di area yang mungkin lebih “sempit” ruang Buat terbang seperti hiking di hutan dengan pepohonan rindang, atau mengambil PoV sebuah kafe atau bangunan yang Tak begitu luas area open space-nya.
Impresi terkait desain Akurat-Akurat sangat positif. Dan hal ini juga berlanjut ke bagian pengoperasian, di mana DJI Neo sangat mengejutkan saya, yang notabene belum pernah menerbangkan drone sama sekali.
Pengoperasian
Sebagai informasi, unit review DJI Neo yang tim Jagatgame.id ulas, merupakan unit dengan paket Fly More Combo, berisi aksesori ekstra termasuk kontroler RC-N3, baterai tambahan dan lainnya. Setupnya sendiri cukup mudah, di mana DJI memberikan tutorial yang sangat lengkap lewat YouTube Formal mereka.
Simpelnya, cukup pasangkan baterai, tekan dan tahan tombol di Dasar indikator baterai, sambungkan ke smartphone, lepas pelindung kamera, and we’re good to go! Buat aplikasinya sendiri, cukup dengan mengunduh aplikasi DJI Fly. Kalau Mengenakan iPhone, Terdapat di App Store. Sementara pengguna Android perlu mengunduhnya di situs DJI, karena Tak tersedia di Play Store.
DJI juga menampilkan perangkat seri apa saja yang kompatibel atau setidaknya sudah dioptimalkan. Walaupun Xiaomi 14T Tak masuk ke dalam list, smartphone ini cukup Lancar tersambung ke DJI Neo, meski mungkin Terdapat beberapa bug yang mengganggu nantinya. Proses pairingnya mudah, dan aplikasi smartphone bakal memberikan Seluruh tutorial yang perlu diketahui.
Intinya sih sabar saja, Tiba Anda Akurat-Akurat sudah melalui Seluruh tahap pengenalan awal, mudah kok. Lampau bagaimana Langkah menerbangkan DJI Neo? Selain dari smartphone, Bisa juga dari telapak tangan secara Mekanis—sebuah metode yang Membikin saja, Tengah-Tengah terkejut saking mudahnya. Memanfaatkan AI dan mode Palm Takeoff & Landing.
Sesuai namanya, Anda cukup meletakkan DJI Neo di telapak tangan (dengan kamera menghadap ke Paras), angkat telapak tangan sedikit, tahan tombol di drone Tiba perintah Bunyi terdengar hitungan mundur, dan terbang! DJI Neo bakal mengambil footage sesuai mode yang Anda pilih. Buat kembali? Berikan telapak tangan, dan perangkat Mekanis mendarat.
Dengan kata lain, Anda Bisa mengoperasikan drone ini, bahkan tanpa smartphone sekalipun. Terdapat enam mode preset yang Bisa dipilih langsung dari DJI Neo, dan setiap memilih mode, perangkat akan mengeluarkan Bunyi sesuai namanya; Dronie, Circle, Rocket, Spotlight, Helix, dan Boomerang. Juga Follow Buat mengikuti kita sebagai obyek Esensial, memanfaatkan AI Subject Tracking.
Kamera
Mengingat dimensi perangkatnya kecil, maka wajar bila ukuran sensor kamera DJI Neo lebih kecil dibandingkan drone lain yang lebih besar. Digunakan sensor 12MP f/2.8 1/2 inci dengan sudut pandang lebar 14mm, mendukung jarak Konsentrasi terdekat 0,6m, dan mendukung perekaman hingga 4K 30fps atau 1080p 60fps. Diperkuat single-axis mechanical gimbal sebagai solusi stabilisasi berbasis hardware.
Dikombinasikan dengan solusi stabilisasi EIS RockSteady dan HorizonBalancing, video yang ditangkap dari DJI Neo Akurat-Akurat sangat mulus, dengan horizon yang Mekanis Akurat—pas Buat mengambil momen pemandangan luas. Kualitas foto dan videonya, menurut saja, setara dengan smartphone kelas menengah.
Bukan yang paling tajam, atau sekelas kamera DSLR, Tetapi Tetap sangat Berkualitas terutama dalam kondisi siang hari—waktu yang lebih Standar Buat mengoperasikan drone. Selama pengujian, saya Tak pernah merasa kualitas video DJI Neo mengecewakan, karena setidaknya sudah socmed ready. Tentu Bisa “dipercantik” setelah proses perekaman.
Bagi Anda yang menggunakan DJI Neo sebagai kamera vlogging Mekanis, ketika footage dipindahkan ke DJI Fly, tampilan Paras Bisa ditingkatkan dalam satu sentuhan, lewat opsi Glamour Effects. Menariknya, tak hanya Corak kulit saja, Tetapi juga postur tubuh, memanfaatkan olah AI.
Fitur & Lainnya
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Terdapat banyak preset mode pengambilan mudah (QuickShots) yang Bisa dipilih termasuk langsung dari bodi DJI Neo. Tetapi lewat aplikasi DJI Fly, Anda Bisa menggunakan preset sendiri, atau mengubah sistem masing-masing mode. Semisal, Ketika mode Dronie, Anda Bisa memilih drone akan menjauh hingga sekian meter, sebelum kembali ke titik awal.
Kalau Bisa dioperasikan langsung atau dari smartphone, lantas apa gunanya aksesori tambahan seperti kontroler? Bila dipasangkan dengan RC-N3, Anda dapat mengoperasikan DJI Neo hingga jarak 10 kilometer (vs 50 meter dari smartphone). Menariknya, drone DJI mungil satu ini juga kompatibel dengan DJI Goggles 3, membuatnya berubah menjadi drone FPV.
Tanpa slot kartu memori, penyimpanan internal DJI Neo berkapasitas 22GB. Dengan kapasitas tersebut, Bisa menyimpan kira-kira 40 menit video 4K, atau 55 menit video 1080p. Tetapi proses pemindahan ke smartphone berjalan cukup Segera dan seamless, sehingga tak menjadi masalah bagi saya. Nah, bagaimana kalau Anda Mau merekam video dengan Bunyi?
Karena Bunyi baling cukup kencang, Anda Bisa memanfaatkan mikrofon smartphone sebagai sumber audio dari footage DJI Neo, atau memasangkannya dengan DJI Mic 2. Nantinya, hasil video yang terekam bakal Mekanis direduksi noise dari kipas, sehingga lebih Jernih dan lebih pas Buat konten vlogging.
Baterai
Tengah-Tengah, keterbatasan dimensi Membikin DJI Neo Mempunyai waktu rekam yang mungkin lebih singkat dibandingkan drone lain. Satu baterai DJI Neo Bisa digunakan Buat terbang dan merekam Tiba 18 menit—ini adalah klaim dari pihak Formal. Realitanya, bergantung dari resolusi, atau Elemen lain seperti suhu di Sekeliling. Dari pengalaman pribadi, kira-kira berkisar 12-15 menit.
DJI menyediakan aksesori tambahan yakni Two-Way Charging Hub, sudah termasuk dalam Fly More Combo. Ini adalah charging station yang Bisa mengisi hingga tiga baterai sekaligus, menggunakan sambungan USB-C. Rasanya cukup wajib dimiliki ketika memang Mau merekam banyak footage dalam satu waktu.
Ketika baterai DJI Neo habis, cukup lepas, letakkan ke charging hub, dan ganti ke yang baru. Baterai DJI Neo berkapasitas 1435 mAh. Kalau isi daya langsung via drone, maksimum 15W, membutuhkan waktu 50 menit dari habis hingga penuh. Menggunakan charging hub 60W, Bisa mengisi ketiga baterai dari Kosong Tiba penuh dalam 60 menit saja.
Hasil
Buat sebuah drone terbaru, terkecil, dan termurah dari DJI Ketika ini, Terdapat banyak sekali Elemen positif yang Membikin saya mudah merekomendasikannya. Berkualitas sebagai drone sekunder, maupun drone pertama Buat mereka yang awam, DJI Neo sangat cocok nan menggoda. Mudah dioperasikan, Tetapi potensinya juga Tak kalah besar.
Kalau memang Akurat-Akurat Buat keperluan kasual saja, paket standarnya pun cocok, mengingat pengoperasiannya sangat mudah bahkan Tak selalu memerlukan smartphone. Tetapi kalau Gizmo friends Mau belajar lebih serius, atau mengambil footage yang lebih variatif, Fly More Combo tentu lebih cocok dengan solusi charging hub yang juga praktis. Sesuaikan kembali dengan kebutuhan masing-masing.