Review ASUS Zenfone 10: Penyempurnaan Flagship Android Kompak Rp9 Jutaan

ASUS kembali Tengah menghadirkan sebuah opsi smartphone dalam dimensi kompak, Tetapi tetap bertenaga lewat ASUS Zenfone 10. Dibandingkan generasi sebelumnya, terdapat penyempurnaan sana-sini, dalam kemasan yang Lagi sangat familiar. Tetap dibanderol dengan harga terjangkau, mulai Rp9 juta.

Seolah Tak berusaha Demi melawan Galaxy S23 Ultra maupun iPhone 15 Pro Series, ASUS nampaknya Ingin hanya Konsentrasi pada segmen pasar yang Dapat dibilang dapat mereka kuasai; smartphone gaming serta flagship berdimensi kecil. Meski Apple akhirnya menyerah, ASUS lewat Zenfone Lagi tetap tancap gas, Tiba Penjelasan Demi menepis rumor yang Terdapat.

Sayangnya, smartphone ini hadir dengan penyesuaian hardware yang juga menghapus sejumlah fitur kamera superior yang dimiliki generasi sebelumnya. Meski begitu, ASUS Zenfone 10 Lagi Dapat tetap menjadi opsi terbaik Demi flagship Android mungil. Berikut review lengkapnya.

Desain

Mirip seperti yang sebelumnya, dengan beberapa perubahan yang sangat kecil. Secara dimensi, desain ASUS Zenfone 10 tetap mengutamakan kemudahan dalam menggenggamnya satu tangan, dengan bobot yang Lagi sangat ringan di 172 gram. Opsi warnanya juga mirip, kecuali opsi Aurora Green yang Dapat dibilang lebih segar.

Hanya varian Rona Comet White yang tampil cerah dengan bingkai aluminium berwarna silver. Material bodi belakangnya Lagi terbuat dari plastik polikarbonat. Tak usah khawatir karena Lagi terasa cukup solid, dan permukaannya kini Mempunyai tekstur lebih halus. Perbedaan kecil lain Terdapat pada teks pada bodi belakang yang sudah Tak seramai generasi sebelumnya.

Dibandingkan Galaxy S23, desain ASUS Zenfone 10 sedikit lebih tinggi, lebih tebal Dekat 2mm, Tetapi lebih ramping. Sisi Dasar perangkat cukup ramai karena Terdapat lubang speaker, mikrofon, port USB-C maupun slot kartu SIM yang Dapat menampung dua kartu nano SIM—tanpa slot kartu microSD. Sementara di sisi atas, Terdapat jack audio 3,5mm dan mikrofon tambahan.

ASUS Zenfone 10 sangat mudah digenggam maupun masuk ke kantong baju atau celana, dengan grip yang maksimal. ASUS juga memberikan aksesori tambahan berupa hard case dalam Rona hitam—nilai plus ketika umumnya hanya berupa soft case transparan saja.

Layar

Sama seperti generasi sebelumnya, layar ASUS Zenfone 10 Lagi dirancang cukup mungil dengan dimensi 5,9 inci, gunakan panel Super AMOLED full HD+. Peningkatan yang dihadirkan adalah resolusi maksimum hingga 144Hz, membuatnya setara dengan flagship gaming. Dapat menyala cerah hingga tingkat maksimum 1100 nits.

Keempat sisi bezel-nya belum dirancang simetris, dan sisi bagian atas Dasar Lagi relatif lebih tebal. Tetapi karena dimensinya yang kompak, Lagi terlihat lumrah, dan setidaknya ukuran kamera punch-hole juga tergolong mungil. Saturasi warnanya tergolong memuaskan, dan dapat dikustomisasi tingkat akurasinya maupun sesuai selera lewat menu Settings.

Poin menarik lain, refresh rate pada layar ASUS Zenfone 10 Akurat-Akurat dapat diatur sesuai keinginan, mulai dari auto, 120Hz, 90Hz, atau 60Hz Demi menghemat daya. Dukungan konten HDR10+ juga sudah hadir, alias sudah pas Demi akses konten digital dari platform streaming favorit.

Kamera

Terlihat mirip, Tetapi Terdapat penyesuaian, termasuk beberapa bagian yang diturunkan. ASUS Zenfone 10 tetap Mempunyai dua sensor kamera di belakang, serta kamera punch-hole di depan. Langsung saja kita bahas kesamaan dan perbedaannya dibandingkan generasi sebelumnya.

Sensor Primer kamera ASUS Zenfone 10 Dapat dibilang kurang lebih sama, yakni Sony IMX766 50MP dengan 6-axis gimbal stabilizer yang diklaim lebih Konsisten dibandingkan solusi OIS konvensional. Sementara sensor ultra-widenya gunakan OmniVision OV13B, naik resolusi dari 12MP ke 13MP, Tetapi menghilangkan fungsi autofokus, sehingga Tak Dapat berperan sebagai kamera makro.

Begitu pula dengan sensor kamera depannya, naik secara resolusi dari 12MP menjadi 32MP, gunakan sensor RGBW yang secara teori Dapat menangkap Sinar lebih Berkualitas, Tetapi Tengah-Tengah menghilangkan kemampuan autofokus, bahkan sudah Tak dapat merekam video 4K. Lampau bagaimana dengan hasil fotonya?

Demi kondisi Sinar berlimpah di luar ruangan, Berkualitas sensor Primer dan sensor ultrawide Pandai hasilkan gambar yang memuaskan, dengan saturasi yang sedikit melampaui aslinya, sehingga lebih menarik ketika dibagikan ke media sosial. Sedikit aja, sih, Tak Tiba berlebihan.

Ketika digunakan Demi ambil foto skenario indoor atau dengan Paras Sosok, terkadang Rona yang dihasilkan Tak konsisten, Dapat terlihat flat, Tetapi lain waktu punya kontras lebih tinggi. Ketika mengambil foto portrait, terkadang Rona kulit menjadi rata cerah seolah bagian shadow ditingkatkan.

Low-lightnya Dapat diandalkan, asal ketika menggunakan sensor ultra-wide ASUS Zenfone 10, wajib mengaktifkan mode malam (yang Dapat dibuat aktif secara Mekanis demi kemudahan jepret foto). Keluhan lainnya adalah shutter lag yang menurut saya cukup parah, harus menanti sekian detik sebelum Dapat kembali mengambil gambar.

Yang saya perhatikan, shutter lag ASUS Zenfone 10 malah sedikit lebih lama Ketika gunakan 2x digital zoom. Padahal, smartphone ini sudah dirilis lebih dulu di beberapa negara lain, sehingga saya berasumsi Semestinya software sudah lebih matang. Mungkin ASUS membutuhkan waktu lebih lama Demi menyempurnakan bagian ini, dan semoga Akurat-Akurat dapat diatasi lewat software update berikutnya.

Gizmo friends dapat mengakses hasil foto dari kamera ASUS Zenfone 10 lewat album berikut ini.

Beralih ke video, sensor Primer kamera ASUS Zenfone 10 Dapat merekam video hingga 8K 24fps atau 4K60fps. Sementara ultra-wide barunya tak Tengah Dapat merekam 4K60fps, alias sebatas 4K30fps. Kamera selfienya? Kini sebatas 1080p 30fps saja, tak Dapat 1080p 60fps atau 4K30fps. Sangat disayangkan.

Selain resolusi, kualitasnya sudah terbilang oke, dengan fitur stabilisasi Mekanis yang Dapat aktif di Seluruh sensor dan Seluruh resolusi. Spesifik Hypersteady, hanya Dapat aktif pada resolusi tertentu, Tetapi Akurat-Akurat dapat meredam guncangan ketika smartphone digunakan Demi merekam momen Sembari berlari atau lainnya.

Fitur

Secara tampilan antarmuka, ASUS Zenfone 10 terlihat seperti menjalankan Android murni tanpa kustomisasi yang banyak. Saya Menonton pendekatannya mirip seperti OnePlus atau vivo, di mana opsi kustomisasi lebih jauh, berhasil disimpan secara rapi di dalam menu Settings. Sifatnya opsional, Tetapi fungsional. Seperti kendali penuh Demi menampilkan masing-masing ikon di bar paling atas.

ASUS Zenfone 10 menjalankan Android 13 sejak awal, dan dijanjikan siap mendapat setidaknya dua kali pembaruan OS serta empat tahun pembaruan keamanan. Dibandingkan flagship lainnya tentu terasa kurang, terutama Samsung yang Dapat memberikan janji dua kali lipat, bahkan Demi smartphone kelas menengahnya.

Lagi menyoal fitur, ASUS berikan fitur hardware yang cukup komplit. Terdapat speaker stereo yang Pandai berikan Bunyi lantang sekaligus berkualitas, bahkan jack audio 3,5mm Demi opsi mendengarkan NyanyianLalu lewat earphone kabel favorit. Fitur lainnya adalah tombol power yang selain menjadi sensor sidik jari, juga sebagai “ZenTouch” Demi mengaktifkan sejumlah gestur tertentu.

Anda Dapat menentukan fungsinya ketika di-swipe ke Dasar maupun disentuh dua kali, dengan pintasan sesuai selera. Demi tangan saya yang besar, fungsi pertama sering kali Tak sengaja aktif Ketika sedang menggenggam smartphone, sehingga saya matikan.

Performa

ASUS Zenfone 10 hadir di Indonesia sebagai salah satu dari sedikit opsi smartphone flagship Formal dengan chipset Snapdragon 8 Gen 2. Dibandingkan generasi sebelumnya, cip bikinan Qualcomm satu ini membawa peningkatan performa sekaligus efisiensi daya lebih Berkualitas. Walaupun di atas kertas Lagi sama-sama menggunakan proses fabrikasi 4nm.

Berbeda dengan yang Lampau, ASUS Zenfone 10 varian dasar kini membawa kapasitas RAM 8GB berjenis LPDDR5X, dengan opsi lain yakni 16GB buat Anda si paling multitasking. Penyimpanan internalnya sendiri berjenis UFS 4.0, hadir dalam pilihan 128GB atau 512GB.

Performa ASUS Zenfone 10 terasa sangat gegas, selain berkat cip yang kencang, juga tampilan antarmukanya yang tergolong clean mendekati Android murni. Berkualitas Demi multitasking maupun bermain game dengan visual berat, Seluruh Dapat dijalankan secara Lancar. Yang perlu dijadikan catatan adalah suhu perangkat yang dapat mempengaruhi performa.

Bodi ASUS Zenfone 10 relatif mudah hangat, Berkualitas ketika menjalankan aplikasi berat maupun sekadar mengakses aplikasi kamera. ASUS memberikan opsi mode high performance yang Konsentrasi memberikan performa maksimal, dan membiarkan perangkat terasa panas dalam waktu lebih lama alias mengurangi risiko throttling.

Menurut kami, isu panas ini memang tergolong wajar dan selalu Terdapat di Seluruh smartphone kompak. Tetapi tak dapat dipungkiri, suhu rata-rata ASUS Zenfone 10 memang melampaui kompetitornya seperti Galaxy S23, atau kurang lebih sama seperti Xiaomi 12 dengan cip lebih lawas.

Baterai

Meski Terdapat beberapa tambahan maupun penyesuaian hardware, kapasitas baterai ASUS Zenfone 10 tetap berada di 4,300 mAh, tergolong besar Demi dimensinya yang mungil. Karena chipset-nya sudah semakin efisien daya, tentu daya tahannya kini lebih Berkualitas Tengah. Hingga melampaui satu hari penggunaan penuh.

Mulai dari menyalakan hotspot, akses kamera hingga lainnya, saya selalu mendapati baterai ASUS Zenfone 10 Lagi tersisa lebih dari 20% sebelum tidur. Artinya, Lagi Dapat isi daya di keesokan harinya. Demi penggunaan yang lebih ringan, tentu Dapat Tiba dua hari. Atau Anda Dapat memanfaatkan fitur baterai tambahan yang sangat banyak, Dapat diulik lebih jauh lewat menu Settings.

Lewat charger 30W yang disertakan ke dalam paket penjualannya, mengisi daya ASUS Zenfone 10 memerlukan waktu Sekeliling 30 menit Demi Dapat mencapai lebih dari 50%, atau lebih dari 80 menit Demi mencapai 100%. Bukan yang paling kencang, tapi juga Lagi tergolong lumayan. Setidaknya baterai ASUS Zenfone 10 cukup irit sehingga Anda tak perlu isi daya terlalu sering.

Berita Berkualitas lainnya adalah hadirnya dukungan wireless charging, sehingga Anda Dapat mengisi daya ASUS Zenfone 10 ke wireless charger yang kompatibel. Sayangnya, sebatas 15W saja, dan saya Tak menemukan opsi reverse wireless charging alias Tak Dapat dimanfaatkan Demi mengisi daya perangkat lain seperti earphone TWS atau smartwatch.

Hasil

Secara keseluruhan, ASUS Zenfone 10 menawarkan spesifikasi dan fitur yang solid Demi sebuah smartphone flagship mungil dengan harga kurang dari Rp9 juta. Sudah Guna chipset terbaru Qualcomm, punya kamera berkualitas, hadir dalam banyak opsi Rona dan bahkan membawa fitur hardware lengkap seperti jack audio 3,5mm dan wireless charging.

Yang paling disayangkan adalah penyesuaian hardware pada kamera selfie dan ultra-wide, serta software yang terasa Lagi kurang matang. Kalau memang aspek kamera jadi sangat Krusial, tentu Gizmo friends Dapat melirik Galaxy S23 yang sudah turun harga dengan selisih -+ Rp2 juta.

Spesifikasi ASUS Zenfone 10