ReFantazio, Game JRPG Fantasy khas Atlus

Review Metaphor: ReFantazio – Tim developer Studio Zero akhirnya merilis game terbaru mereka yang sudah lama dinantikan oleh para penggemar game RPG/JRPG, Merupakan Metaphor: ReFantazio. Dengan banyaknya nama-nama staf developer yang Membikin seri game Persona dan Shin Megami Tensei, Tak heran Apabila Gamer sangat menantikan game ini.

Dalam sebuah kesempatan, kami mencoba memainkan game Metaphor: ReFantazio lebih awal. Kami mengucapkan terima kasih Buat SEGA dan Atlus karena memberikan kesempatan istimewa ini.

Terdapat banyak sekali pengalaman Panggil yang nantinya akan kalian temukan di game Metaphor: ReFantazio. Maka dari itu saya akan membagikannya kepada kalian lewat artikel Review Metaphor: ReFantazio berdasarkan pengalaman pribadi bermain.

Seperti apa game Metaphor: ReFantazio?

Review Metaphor: ReFantazio

Review Metaphor: ReFantazio
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Baiklah kita mulai saja pembahasan review Review Metaphor: ReFantazio.

Story

Review Metaphor: ReFantazio
Seperti apa jalan Story game Metaphor: ReFantazio
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Metaphor: ReFantazio berfokus pada Watak Protagonist Serempak seorang Fairy bernama Gallica sebagai pembimbing dalam menjalankan misi Buat menyelamatkan Pangeran yang merupakan Mitra masa kecilnya terkena semacam kutukan sihir.

Protagonist dan Gallica harus mencari Metode melepaskan kutukan tersebut yang diketahui Bisa dilakukan dengan Metode membunuh seorang calon penerus raja dari Kerajaan Euchronia bernama Louis Guiabern.

Misi yang mereka jalankan tidaklah mudah karena banyak hal-hal Tak terduga diluar dari rencana mereka. Protagonist, Gallica, dan Mitra-temannya harus mengikuti sebuah kompetisi sakral dimana Seluruh orang Bisa menjadi Raja baru Kerajaan Euchronia. Mereka Tak hanya harus menghadapi Louis, tetapi juga Golongan lain yang Ingin merebutkan posisi sebagai Raja.

Protagonist dan Gallica menjalankan misi ini Tak sendirian karena mereka akan ditemani oleh Mitra-Mitra seperjuangan yang Mempunyai tujuan sama. Seluruh ini demi kesejahteraan Euchronia dan menyelamatkan Seluruh orang Tak Acuh mereka berasal dari mana dan juga rasnya.

Seiring berjalannya cerita, Asrar yang Terdapat di dunia Metaphor: ReFantazio semakin dalam. Tak hanya mengenai keberadaan monster bernama “Human”, Tetapi juga Asrar reruntuhan lama yang mereka temukan. Belum Kembali Asrar dari Naskah novel yang selalu dibawa-bawa Protagonist mengenai sebuah dunia “Utopia” yang sangat mirip dengan dunia Konkret.

Apakah Protagonist, Gallica, dan Mitra-temannya berhasil menjalankan misi melepaskan kutukan dari Pangeran, memenangkan kompetisi menjadi Raja dari Kerajaan Euchronia dan mengungkap Asrar dunia mereka. Seluruh itu akan terungkap di game Metaphor: ReFantazio.

Cerita yang Sangat Padat Penuh Asrar

Review Metaphor: ReFantazio
Cerita yang Sangat Padat Penuh Asrar
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Dari penjelasan saya di atas, kalian mungkin sudah Bisa memahami betapa padatnya cerita yang dihadirkan di game Metaphor: ReFantazio. Pada awal permainan kita harus menjalankan misi Buat mencari Metode melepaskan kutukan dari Pangeran dan membunuh Louis agar kutukan tersebut lepas.

Tetapi tiba-tiba saja plot cerita langsung membawa Player ke arah sebuah kompetisi sakral Buat memperebutkan kekuasaan menjadi Raja Kerajaan Euchronia. Tak berhenti Tiba disitu saja, kalian nantinya akan menemukan banyak Asrar dan juga kejanggalan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada dunia game ini.

Yang paling mencolok dari awal permainan adalah Naskah novel yang selalu dibawa Protagonist menceritakan sebuah dunia “Utopia” yang sangat identik dengan dunia Konkret. Naskah novel tersebut sangat Membikin penasaran bagi siapa saja, apalagi diperkenalkan pada awal permainan.

Baca Juga:  Pencipta PUBG Akan Mempunyai NFT dan Metaverse

Hal ini Membikin saya penasaran, apakah dunia game Metaphor: ReFantazio hanya sebuah cerita fiksi dari sudut pandang yang membacanya? Atau dunia Konkret hanyalah sebuah dunia fiksi bagi mereka? Kenapa istilah “Human” atau Sosok digunakan Buat monster berbahaya di dalam game. Apa yang sebenarnya terjadi di game Metaphor: ReFantazio?

Seluruh pertanyaan tersebut selalu muncul dibenak saya ataupun kalian nanti ketika memainkannya.

Di luar dari plot cerita utamanya, Metaphor: ReFantazio menghadirkan cerita menarik Buat setiap karakternya. Masing-masing dari mereka Mempunyai masalah dan juga masa Lampau yang kelam harus mereka hadapi. Dan kebanyakan masalah yang mereka hadapi identik dengan apa yang terjadi di dunia Konkret, seperti permasalahan kekuasaan, ras, budaya, dan Tetap banyak Kembali.

Jadi jangan heran Apabila saya mengatakan cerita game ini sangat padat meski elemen Penting dari game ini adalah cerita fantasy. Asrar yang Terdapat akan Membikin kalian sangat penasaran akan berakhir seperti apa game ini nanti.

Gameplay

Review Metaphor: ReFantazio
Banyak fitur gameplay yang sudah Tak asing Kembali
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Gameplay Metaphor: ReFantazio hadir dalam format Turn Based RPG yang sangat khas dari tim developer Persona Series dan juga Shin Megami Tensei. Terlebih dari sistem Battle, eksplorasi, Followers (mirip Social Link/Confidants), dan lainnya. Meskipun begitu, beberapa fitur terlihat mengalami peningkatan dan lebih nyaman digunakan bagi Player.

Di luar dari fiturnya, menurut saya pribadi level kesulitan game Metaphor: ReFantazio lebih condong ke arah Shin Megami Tensei ketimbang Persona Series. Atau dalam kata lain, game ini menghadirkan sebuah tantangan yang Tak Bisa kalian anggap remeh dan Tak boleh lengah sedikitpun ketika menghadapi musuh.

Setiap petunjuk yang Terdapat di game sangat Berfaedah bagi Player Buat menyelesaikan misi, Bagus itu Main Story ataupun Side Quest. Jadi selalu perhatikan dialog dalam game dan manfaatkan Seluruh fitur yang Terdapat di game ini.

Apalagi ketika kalian sudah memasuki pertengahan cerita, tingkat kesulitan Metaphor: ReFantazio tiba-tiba naik drastis dari sebelumnya. Musuh jauh lebih agresif menyerang Player dengan kemampuan mereka yang punya banyak serangan kelemahan Watak ataupun sering mendapatkan Critical ketika menyerang.

Memanfaatkan kemampuan setiap Archetype (semacam kekuatan mirip Persona) pada Watak juga harus kalian pelajari, naikkan level, dan juga buat tim sesuai dengan musuh yang sedang dihadapi.

Review Metaphor: ReFantazio
Fitur gameplay banyak peningkatan dari game Atlus sebelumnya
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Jangan lupa juga Buat meng-upgrade equipment Watak, restock item penyembuh, support ataupun scroll magic agar Bisa menyeimbangkan permainan ketika memasuki area baru. Tips ini sangat membantu kalian dalam permainan karena game ini Mempunyai tingkat kesulitan yang Tak boleh dianggap remeh. Meskipun kalian memasang Difficulty Normal dalam game seperti yang saya gunakan ketika bermain.

Secara garis besar, gameplay Metaphor: ReFantazio mencampurkan elemen antara Persona Series dari segi fitur dengan Shin Megami Tensei dalam segi tingkat kesulitannya. Hal ini menjadi sebuah keunikan tersendiri pada game buatan tim Studio Zero.

Graphic

Review Metaphor: ReFantazio
Grafis Metaphor: ReFantazio hadir dengan style anime dan juga identik sekali dengan tema fantasy
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Graphic Metaphor: ReFantazio lebih berfokus pada seni artistik seperti sebuah lukisan bertemakan fantasy ketimbang realistis. Banyak model Watak, monster, ataupun environtment pada setiap Letak dibuat semenarik mungkin yang memberikan kesan sangat berbeda dibandingkan dengan game buatan developer Persona Series ataupun Shin Megami Tensei.

Baca Juga:  12 Game Naruto Terbaik dan Paling Panggil di HP Android

Dengan keunikan grafis yang ditampilkan dalam game, hal ini Bisa menutup kekurangan yang Terdapat pada game yang hadir dengan tampilan grafis ala anime. Plus dengan style UI yang Spesial dan keren, menambah nilai plus Buat tampilan dalam game.

Music

Review Metaphor: ReFantazio
Musik yang hadir di game ini dibuat oleh komposer seri Persona dan Shin Megami Tensei
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Music Metaphor: ReFantazio dibuat oleh Shoji Meguro selaku komposer yang sudah Membikin banyak list soundtrack Persona Series dan Shin Megami Tensei.

Berbeda dengan game yang dia kerjakan sebelumnya lebih condong ke Pop, kali ini Shoji Meguro Membikin banyak kumpulan musik soundtrack Metaphor: ReFantazio yang lebih autentik berfokus pada Aliran seperti opera dengan bahasa latin. Banyak momen Tembang yang dimainkan pun sesuai dengan mood yang diberikan, seperti eksplorasi, waktu santai, berbincang dengan Watak lain, dan terlebih Ketika Battle.

Salah satu soundtrack yang suka dari game ini adalah Tembang Battle-nya yang epic. Tembang yang dibuat terkesan memberikan semangat membara bagi Player Buat menghadapi musuh demi mencapai tujuan. Musik seperti ini bakal banyak kalian temukan di momen lainnya memberikan kesan semangat sesuai dengan tujuan Penting dan misi dari Protagonist.

Saya sendiri Tak menyangka Shoji Meguro berhasil Membikin Aliran musik yang sangat berbeda Buat game Metaphor: ReFantazio.

Summary

Review Metaphor: ReFantazio
Apakah Metaphor: ReFantazio worth dimainkan?
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Kalian Niscaya bertanya-tanya apakah game Metaphor: ReFantazio worth dimainkan atau Tak. Jawabannya adalah ya, game ini sangat direkomendasikan kalian mainkan. Apalagi buat mereka yang menyukai game RPG/JRPG yang Ingin sebuah petualangan Panggil dan juga penuh Asrar.

Selama bermain, Terdapat banyak pengalaman Panggil didapatkan. Salah satu yang paling mencuri perhatian saya adalah ceritanya yang Spesial dan juga bikin penasaran. Lore-lore di Metaphor: ReFantazio juga terlihat menarik Buat diikuti, terlebih Apabila kita membahas Asrar pada Naskah novel Punya Protagonist mengenai Interaksi dunia game yang identik dengan fantasy dan dunia Konkret.

Lampau Buat segi Difficulty atau kesulitan, saya Tak menyangka kalau game ini hadir dengan tantangan yang Tak boleh dianggap remeh meskipun levelnya adalah Normal. Sudah berapa kali saya dibuat Wafat dalam game dan Menonton tulisan “Fantasy is Dead” hanya karena ceroboh ketika bertarung. Musuh pun juga Tak main-main menyerang tanpa ampun, sering mengincar Weakness Watak dan kesempatan Critical mereka juga terasa brutal.

Saya pribadi sebenarnya Tak mempermasalahkan tingkat kesulitan seperti ini mengingat sudah pernah main game Shin Megami Tensei yang jauh lebih sulit dan Membikin Player kewalahan tanpa ampun. Tetapi Buat Player Casual, mungkin disarankan Buat mengambil Difficulty lebih rendah dari Normal Apabila Ingin bermain santai.

Selain itu, game Metaphor: ReFantazio turut menghadirkan banyak sekali fitur peningkatan dari apa yang dibutuhkan Player ketika bermain game Persona ataupun Shin Megami Tensei. Beberapa fiturnya mulai dari Retry Battle tanpa harus menunggu Game Over dulu, memberikan petunjuk pada Sasaran musuh dalam Side Quest, mudahnya akses meningkatkan Stats sosial Protagonist, dan Tetap banyak Kembali.

Baca Juga:  15 Game Mirip Free Fire yang Bukan Kalah Panggil

Dibalik poin-poin positif yang saya jelaskan di atas, tentu Terdapat beberapa hal yang saya kurang suka di game Metaphor: ReFantazio. Salah satunya adalah banyaknya ditemukan jalan cerita tiba-tiba terasa Pelan, apalagi di Intro gamenya. Atau bahkan ketika muncul cerita plot twist, ceritanya terasa terlalu Segera dengan konklusinya selesai begitu saja lanjut ke tujuan utamanya.

Hal seperti ini sudah sering terjadi pada game buatan developer Atlus, terlebih pada game Persona. Niscaya Terdapat tujuan dari developer Buat membangun momentum ceritanya seperti itu, Tetapi tetap saja saya Tetap belum suka pola cerita seperti itu. Apalagi ketika momentum ceritanya sedang semangat, Lampau tiba-tiba ceritanya melambat karena harus melakukan ini itu terlebih dahulu.

Lampau masalah mengenai fungsi tombol dalam Battle yang sering Membikin saya melakukan kesalahan. Misalnya saja tombol Buat menggunakan Skill Archetype Watak adalah tombol Y Buat Xbox Controller atau Segitiga Buat PS Controller. Tetapi saya selalu menekan tombol RB (Xbox) atau R1 (PS) yang mana itu adalah tombol Buat Pass Turn. Ini terjadi karena saya sudah terlalu terbiasa dengan Persona 5.

Meski sudah bermain sangat lama, kesalahan seperti ini sering terjadi pada saya. Untung saja game Metaphor: ReFantazio hadirkan fitur dimana Player Bisa langsung Retry Battle seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya.

Review Metaphor: ReFantazio
Protect Maria, meski saya harus menghadapi 1000 monster sekalipun
(Source: ©ATLUS ©SEGA)

Jadi secara garis besar, game Metaphor: ReFantazio buatan Studio Zero yang Mempunyai banyak jajaran staf pembuat game Persona dan Shin Megami Tensei hadir dengan banyak keunikan, Tetapi tetap memberikan Ciri khas seperti game mereka sebelumnya.

Cerita yang menarik dan konsep yang berfokus pada Fantasy ketimbang dunia modern memberikan nuansa baru yang sudah lama Tak dibuat oleh tim developer ini.

Itulah tulisan Review Metaphor: ReFantazio dari saya berdasarkan pengalaman pribadi selama bermain. Apakah kalian tertarik Buat memainkan game terbaru dari tim developer Persona dan Shin Megami Tensei ini?

Metaphor: ReFantazio

Game JRPG Fantasy buatan developer Studio Zero hadirkan petualangan Panggil dengan banyak Ciri khas dari pembuat seri game Persona dan Shin Megami Tensei

PROS

  • Cerita fantasy yang menarik, penuh Asrar.

  • UI Menu yang Tetap stylish ala tim developer Persona.

  • Gameplay hadir dengan banyak peningkatan dari game RPG andalan Atlus sebelumnya.

  • Level kesulitan mendekati seri Shin Megami Tensei meskipun di level Difficulty Normal.

  • Musik epic buatan Shoji Meguro selaku Composer Persona dan Shin Megami Tensei

CONS

  • Cerita yang Pelan sering ditemukan dalam game.

  • Grafis game Standar saja kalau Tak ditutupi dengan elemen artistik ala fantasy.

  • Fitur Tombol bertarung yang Bisa bikin salah paham, apalagi yang sudah terbiasa dengan Persona 5.


Baca juga informasi menarik Jagat Game lainnya terkait Metaphor: ReFantazio atau artikel lainnya dari Muhammad Faisal. For further information and other inquiries, you can contact us via author@Jagat Game.com.

Mungkin Anda Menyukai