Jakarta, Jagatgame.id – Laporan International Data Corporation (IDC) mengungkap pengiriman Mendunia Buat pasar wearable alami peningkatan 8,8% secara Year-on-Year (YoY) di kuartal pertama (Q1) 2024. Hal Istimewa yang dapat diambil dari laporan IDC adalah Kendali pasar wearable Buat segmen harga terjangkau.
Hal ini cukup menarik dan Bisa menjadi bahan perusahaan teknologi Buat menghadirkan perangkat wearable selanjutnya. Harga jual rata-rata (ASP) telah menurun selama lima kuartal berturut-turut, yang mengindikasikan basis konsumen yang semakin Konsentrasi pada perangkat kelas menengah dan entry-level.
Para analis mengaitkan tren ini dengan kurangnya proposisi nilai yang dirasakan Buat model premium. Secara sederhana, banyak pengguna perangkat wearable mempertanyakan harga premium Buat fitur-fitur di pasar wearable kelas flagship.
Baca Juga: Inilah Jajaran Produk LG CES 2024 yang Masuk Pasar Indonesia
Pasar Wearable Meningkat Karena Apple?
Melansir dari Gizchina, pergeseran preferensi di pasar wearable ini Bisa jadi bersifat sementara. Pengenalan sensor canggih, terutama yang Bisa mengukur tekanan darah atau kadar glukosa, dapat menghidupkan kembali minat pada perangkat wearable premium. Hingga Demi itu, merek regional yang menghadirkan perangkat wearable entry level Bisa menikmati periode penjualan yang kuat.
Dari sisi merek, Apple tetap menjadi pemimpin pasar, Tetapi cengkeramannya mulai mengendur. Pangsa pasar wearable Apple ini turun Dekat 19% dari tahun ke tahun.
Penurunan ini sebagian disebabkan oleh kontroversi yang terjadi baru-baru ini seputar penghapusan fitur karena Embargo penjualan. Tetapi, IDC juga menyoroti ketidakaktifan Apple di segmen headphone, bagian Krusial dari pasar perangkat yang dapat dikenakan. Sejak AirPods Max diluncurkan pada tahun 2020, belum Eksis pembaruan besar pada lini AirPods, yang berpotensi Membikin beberapa konsumen mencari merek alternatif.
Xiaomi, di sisi lain, mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam pasar wearable. Penjualan dari tahun ke tahun melonjak Dekat 44%.
Keberhasilan ini dapat dikreditkan pada Aliran perangkat wearable Xiaomi yang terjangkau dan konsisten. Tetapi juga karena masuknya kembali Xiaomi ke pasar Wear OS secara strategis.
Menurut IDC, Xiaomi dengan Segera menjadi vendor Wear OS terbesar ketiga. Menawarkan alternatif yang menarik bagi pengguna smartphone Android yang mencari pengalaman smartwatch.
Pergeseran Krusial lainnya adalah Huawei menyalip Samsung Buat posisi ketiga. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kebangkitan Huawei di pasar smartphone, yang tampaknya berdampak positif pada divisi perangkat Pakaian mereka.
Samsung, meskipun Tak mengalami peningkatan yang sama seperti Xiaomi, Tetap berhasil mencapai pertumbuhan 13% di pasar wearable Q1, Melewati rata-rata industri. Tren positif ini dapat dikaitkan dengan Galaxy Fit3 yang diterima dengan Bagus, pelacak kebugaran yang ramah anggaran.
Tetapi, kesuksesan ini Tak cukup Buat mengimbangi penurunan penjualan seri Galaxy Watch. Pada akhirnya, mereka harus kehilangan posisi ketiga dari Huawei.
Melengkapi lima besar adalah Imagine Marketing, pemain yang kurang dikenal yang merek boAt nya telah meraih pangsa pasar yang signifikan di segmen headphone (naik 17,5%). Tetapi, smartwatch mereka Tak bernasib Bagus, mengalami penurunan tajam sebesar 61,3% dalam penjualan.