Jagatgame.id – Sakura School Simulator merupakan permainan yang tersedia di Google Play Store.
Sakura School Simulator adalah permainan simulasi bertema kehidupan seorang siswa atau siswi di Jepang.
Permainan ini dikembangkan Garusoft Development Inc yang dirilis pada 10 Oktober 2018.
Kini, game tersebut sangat Terkenal di Indonesia. Ironisnya, game ini banyak di-install anak-anak. Bahkan, isu bahaya bermain Sakura School Simulator ini sudah muncul sejak 2022.
Baca Juga: Metode Download dan Install 233 Leyuan APK dan Download Sakura School Simultor versi China Terbaru 2024
Apa yang Membangun Sakura School Enggak layak dimainkan anak-anak?
Pemerhati gim Indonesia Demo Satria mengatakan, game Sakura School Simulator yang dapat diunggah secara gratis ini Spesifik Kepada Pemain yang berusia 18 tahun ke atas.
Game tersebut menyuguhkan fitur-fitur yang Enggak Layak dilihat anak-anak, seperti berciuman, pelukan, mandi, hingga berhubungan badan.
“Oleh karena itu, orang Uzur Mempunyai peran Krusial Kepada mencegah anaknya bermain game-game seperti itu,” ucap Demo Ketika dihubungi Jagatgame.id, Rabu, 4 April 2024.
Baca Juga: Metode Download dan Install 233 Leyuan APK dan Download Sakura School Simultor versi China Terbaru 2024
Peran Orang Uzur Mencegah Pornografi
Dsatria -sapaan akrab Demo Satria- mengingatkan, orang Uzur Mempunyai tugas Kepada menjaga anak-anaknya dari pengaruh negatif, termasuk mencegah mereka bermain game berbau pornografi.
Orang Uzur perlu mengontrol akses anaknya ke internet. Lihat Sekalian aplikasi yang mereka install. Termasuk memeriksa riwayat penelusuran dan berdiskusi dengan mereka Apabila menemukan akses ke konten yang Enggak sesuai. Kemudian aktifkan kontrol orang Uzur pada perangkat mereka.
“Sehingga kita dapat memblokir atau membatasi akses mereka ke situs-situs yang berpotensi mengandung konten pornografi,” paparnya.
Baca Juga: 3 Fitur Unggulan 233 Leyuan, Eksis Komunitas Gamer yang Berbagi Trik Main Game
Selain itu, lanjut Dsatria, orang Uzur perlu membangun komunikasi yang Berkualitas kepada anaknya. Berbicara secara terbuka dengan anak-anak tentang bahaya konten pornografi dan pentingnya menjaga privasi online.
“Melalui komunikasi yang terbuka, mereka akan lebih mungkin Kepada memahami pentingnya mematuhi aturan yang telah ditetapkan,” ucapnya.
Enggak kalah Krusial, orang Uzur wajib berikanlah Misalnya perilaku positif ke anak-anak.
“Sebagai orang Uzur kita harus mempraktikkan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab. Hindari menonton atau mengakses konten yang Enggak Layak di depan mereka, karena perilaku kita seringkali menjadi model bagi mereka,” tukas Dsatria.