Game Turn Based RPG Kurang Diminati – Game turn based RPG Mempunyai segudang judul menarik yang Tetap bertahan dan Lanjut mengeluarkan judul terbarunya hingga Ketika ini. Sebut saja Final Fantasy, Pokemon, Persona, Dragon Quest hingga game Facebook Ninja Saga, dan Tetap banyak Kembali judul game turn based RPG yang tak Dapat disebutkan satu per satu.
Enggak berlebihan rasanya kalau kita sebut Aliran ini sebagai salah satu Aliran game paling Sepuh sejak kehadirannya pada tahun 80-an.
Turn based RPG Tetap diminati oleh gamers terutama gamers barat dan Jepang. Hal ini terlihat dari banyak pejualan game-game bergenre ini tergolong Laris manis manis. Sedangkan Kepada pasar Indonesia, Aliran ini punya tempat tersendiri di hati para gamers Sepuh karena banyaknya kenangan yang dilewati.
Belakangan ini, muncul sedikit perdebatan sebagian gamers Indonesia bahwa game bergenre ini dianggap usang serta membosankan, dan lebih memilih Aliran action RPG sebagai game yang lebih advanced. Mengapa Demikian?
Argumen Kenapa Game Turn Based RPG Kurang Diminati Sebagian Gamers Indonesia
Belakangan, perdebatan muncul sejak rilisnya game besutan Hoyoverse Adalah Honkai Star Rail. Game yang Tetap mengambil universe Honkai ini Mempunyai Aliran turn based RPG yang memang berbeda dari game Hoyoverse lainnya yang berbasis action. Game ini cukup disambut Berkualitas oleh gamers Indonesia terutama bagi penggemar Aliran-nya.
Tetapi pada Ketika perilisannya. Muncul pendapat lain yang mengatakan bahwa Honkai Star Rail Mempunyai gameplay yang membosankan dan Klasik, bahkan cenderung bikin mengantuk karena menyerangnya secara bergantian dan phase gameplay yang Ayal.
Berbeda dengan saudaranya Genshin Impact yang lebih kearah action dan butuh kecepatan tangan Kepada memainkannya. Padahal, Honkai Star Rail sudah mengambil jalur casual dengan mekanik yang lebih sederhana di mata para penggemar Aliran ini.
Disini kita akan beda kenapa Terdapat sebagian gamers yang berpendapat bahwa game turn based RPG dianggap ketinggalan Era menganggap bahwa sekarang adalah eranya game action RPG.
Beda Generasi, Beda Preferensi
Gamers yang lahir pada tahun 90-an atau lebih Sepuh dari itu sudah sering menjumpai game berbasis turn based RPG pada masa keemasan PS1 dulu. Feel yang dirasakan ketika berhasil mengalahkan boss kuat yang memakan waktu dan harus mengatur strategi dengan matang, mendapatkan item langka, atau sekedar genosida monster yang Terdapat disekitar dungeon.
Pengalaman tersebut menjadi kesenangan tersendiri, bahkan Kepada game ber-Aliran ini pada perilisan Era sekarang perasaan itu Tetap terasa. Belum Kembali game-game tersebut Bisa menghadirkan berbagai musik yang ikonik hingga Lanjut terniang di pikiran kita.
Sementara, perspektif gamers muda yang besar dengan game-game action RPG beranggapan bahwa action RPG jauh lebih menantang, apalagi kalau gamenya juga open world dan Dapat multiplayer.
Mulai dari menghafal pattern serangan boss Kepada dihindari atau ditangkis, eksplorasi dan menguak Rahasia didalam gamenya, dan menaklukkan dungeon Berbarengan Mitra.
Dua kesenangan berbeda ini Enggak akan Terdapat habisnya bila diperdebatkan karena memang sejatinya Enggak Kepada diperdebatkan. Jalan tengah Kepada perbedaan pendapat ini adalah mencoba sendiri gameplay dari turn based maupun action RPG tersebut sehingga kedua kubu dapat saling mengerti game pilihan mereka.
Esports yang Sudah Merajai Indonesia
Apabila dahulu orang-orang memainkan game Kepada melepas stress atau memang Ingin menjelajahi dunia game tersebut, era sudah berganti dimana orang-orang bermain game Kepada berkompetisi dan menjadi yang terbaik pada game tersebut.
Gamers Indonesia Ketika ini tengah hype dengan game-game Esports yang mulai melunjak popularitasnya pada game MOBA seperti Dota 2, dan League of Legends.
Kemudian mulai menjaring market yang lebih luas dengan hadirnya game MOBA di platform mobile seperti Mobile Legends Membangun Sekalian kalangan Dapat menikmati game-game esports, Enggak seperti game-game Aliran tersebut yang dimana Anda harus Mempunyai PC atau konsol.
Memang, cukup banyak game-game turn based RPG berseliweran di platform mobile. Tetapi, kebanyakan adalah game-game free to play yang Dapat dikatakan rakus dalam hal microtransaction. Sehingga rasa fun yang didapatkan Enggak seperti pada game-game Aliran tersebut pada platform konsol dan PC.
Turn Based RPG Dianggap Ketinggalan Era
Pendapat ini saya temui di beberapa Lembaga game, Ketika membahas kenapa Hoyoverse Membangun game baru bergenre turnbased RPG. Padahal, game-game Hoyoverse sebelumnya sangat kental dengan action yang Segera.
Sebagian gamers Indonesia menganggap bahwa turn based RPG lahir dari keterbatasan teknologi hardware yang Terdapat pada Era tersebut, mulai dari kapasitas storage, desain sound effect dan musik, hingga kualitas grafik maupun kompleksitas gamenya.
Belum Kembali orang-orang yang sering membahas game turn based RPG adalah gamers Sepuh yang memang besar dari Aliran tersebut dan lebih sering membahas game-game jadul. Membangun persepsi gamers muda bahwa turn based RPG itu game yang ketinggalan Era makin melekat.
Turn Based RPG Kurang Menghadirkan Gimmick atau Fitur yang Menarik
Biasanya, game baru akan menghadirkan fitur yang akan menjadi ikon atau Tanda khas dari game tersebut hingga Bisa menarik perhatian gamers baru Kepada mencobanya.
Biasanya, fitur seperti ini Terdapat dua jenis, yang berhubungan langsung dengan mekanik gameplay Penting atau kegiatan diluar gameplay Penting yang akan jadi sampingan, Tetapi tetap Dapat mempengaruhi Kepribadian yang Dapat Bermanfaat di pertempuran.
Sayangnya, beberapa game turn based RPG dianggap Enggak Mempunyai jiwa bagi sebagian gamers lantaran Enggak Mempunyai gimmick atau fitur yang Membangun playernya kembali Kepada memainkannya.
Sejauh ini, hanya game Persona 5 yang Bisa membawakan fitur-fitur menarik yang Dapat Anda coba diluar gameplay utamanya. Tamat dititik dimana gamers casual dan yang kurang begitu paham dengan turn based RPG ikut mencobanya.
Bahkan beberapa game legendaris yang besar lewat Aliran turn based RPG mulai meninggalkan model gameplay seperti ini. contohnya saja Final Fantasy yang sudah move on dari konsep turn based dan sudah beralih ke action RPG sejak game Final Fantasy XV.
Biasanya, game turn based RPG Enggak lebih dari sekedar menjual Kepribadian atau cerita yang Lazim-Lazim saja. Dan gameplay nya Enggak lebih dari mengarungi dungeon-dungeon yang membosankan.
Selain itu, mayoritas developer game Aliran ini berbasis di jepang dan cenderung Konsentrasi Kepada pasar Jepang, sehingga developer tersebut kurang paham dengan minat dan game seperti apa yang digemari gamers dari luar negara mereka
Itu tadi Argumen kenapa game turn based RPG kurang diminati di Indonesia. Bagaimana? Apakah Anda adalah gamers yang Tetap Taat memainkan game dengan Aliran tersebut?
Baca pula informasi Jagat Game lainnya tentang Turn Based RPG beserta dengan Info-Info menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Ananda Pratama. For further information and other inquiries, you can contact us via author@Jagat Game.com.