Jagatgame.id – Bagi Engkau yang ssat ini berusia di kisaran 40 tahunan Niscaya mengenal permainan Dindong atau yang disebut juga mesin Arcade.
Permainan Dingdong atau Arcade ini merupakan bentuk hiburan game yang Terkenal pada era 80-an Tiba akhir 90-an.
Dingdong kala itu menjadi permainan primadona di pusat perbelanjaan, bioskop, dan tempat hiburan lainnya. Tetapi kini Dindong telah punah seiring perkembangan teknologi dan industri game di dunia.
Baca Juga: Harvest Moon Mobile Seri Harvest Moon: Home Sweet Home Segera Dirilis Natsume, Dapat Engkau Mainkan di HP di platform Android dan iOS
Dari kanal YouTube Retro Raves, berikut Indogamers rangkumkan sejarah Dingdong di Indonesia.
Hiburan di Indonesia
Di awal tahun 80-an, Demi era klasik televisi Indonesia, TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi yang menjadi tuan rumah hiburan dan budaya bagi masyarakat. Tetapi, seiring waktu, rasa lapar akan hiburan yang lebih Variasi mulai terasa.
Pada Demi itulah video Beta Max muncul sebagai alternatif yang sekaligus membuka akses ke dunia pop culture Jepang. Dengan video Beta Max, masyarakat Indonesia dapat menikmati Variasi konten hiburan, mulai dari anime, tokusatsu, Sinema, hingga drama Jepang yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Pop culture Jepang yang Aneh dan menawan Membikin masyarakat terpukau dan Terperosok Asmara pada budaya Jepang.
Baca Juga: 25 Game RPG yang Terlupakan. Padahal Punya Gameplay Menarik dan Grafik yang Bagus
Meskipun pada awal 80-an hanya Terdapat satu stasiun televisi, era video Beta Max membuka pintu bagi masyarakat Indonesia Buat menikmati hiburan dan budaya baru yang lebih Variasi dan menyenangkan.
Bisnis rental video Beta Max semakin berkembang di Indonesia. Bisnis ini memungkinkan orang Buat menonton Sinema dan acara TV favorit mereka tanpa harus membelinya. Rental video Beta Max menjadi pilihan bagi masyarakat yang Mau menikmati hiburan baru dan mengikuti perkembangan pop Jepang.
Data menunjukkan bahwa pada tahun-tahun itu terjadi peningkatan impor video dari Jepang ke Indonesia. Sinema-Sinema anime dan drama Jepang menjadi sangat Terkenal di kalangan masyarakat Indonesia dan membantu memperkenalkan budaya Jepang ke Indonesia.
Baca Juga: Bertahan Panjang, 4 Game ini Tetap Mempunyai Komunitas yang Besar Sejak Awal Dirilis hingga Sekarang
Awal Mula Dingdong Masuk Indonesia
Selang beberapa waktu, pengusaha importir Indonesia mulai melirik komoditi baru yang Demi itu sedang mengalami tren kenaikan yang cukup signifikan dalam dunia hiburan di Jepang dan dunia yakni video games, khususnya Arcade Cabinets.
Dari sinilah dimulainya era baru hiburan menarik di seantero nusantara dengan masuknya mesin Dingdong di Indonesia sebagai hiburan baru bagi masyarakat khususnya anak-anak.
Menurut Muhammad Abdul Karim dalam makalahnya yang berjudul “Dampak Pelarangan Video Game di Indonesia Tahun 1981-1987,” mesin Arcade sendiri sebenarnya sudah Terdapat di Indonesia sejak tahun 1973.
Baca Juga: Gameplay Black Myth: Wukong Berdurasi 30 Menit Bocor ke Publik
Pada tahun itu, sudah banyak terlihat game arcade klasik seperti Pong atau Adventure. Pengaruh hiburan rumahan seperti Beta Max, VHS, dan konsol genggam dari Nintendo bernama Game & Watch (atau yang dikenal sebagai gimbot), serta permainan konsol rumahan seperti TV games yang diproduksi oleh Atari, sudah dinikmati anak-anak dari kalangan berada sejak tahun 1981.
Berbeda dengan mesin Dingdong yang Dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan strata sosial di negara kita. Itulah yang kemudian Membikin Dingdong semakin Terkenal.
Harga pemutar video VHS Beta Max Demi itu Dapat mencapai 170-200 ribu rupiah, atau setara dengan 45 juta rupiah pada Demi ini. Sementara itu, Game & Watch atau gimbot juga belum sepenuhnya tersebar di Indonesia. Bahkan, gimbot di awal 80-an menjadi simbol status sosial di masyarakat.
Baca Juga: Harvest Moon Mobile Seri Harvest Moon: Home Sweet Home Segera Dirilis Natsume, Dapat Engkau Mainkan di HP di platform Android dan iOS
TV games juga merupakan barang mewah yang Bukan dapat dinikmati oleh sembarang orang, ditambah masalah teknis seperti kabel-kabel yang tak kuat menahan getaran. Argumen-Argumen inilah yang menyebabkan mesin Dingdong menjadi pilihan paling ekonomis dan terjangkau oleh masyarakat dalam menikmati hiburan gaya baru yang sedang menjadi tren pada masa itu.
Pelarangan dan Kontroversi Mesin Dingdong
Tak Terdapat yang Dapat memastikan mengapa mesin Arcade dinamai “mesin Dingdong” di Indonesia. Dapat jadi karena “Dingdong” adalah bunyi yang muncul Demi Pemain memasukkan koin 50 rupiah ke dalamnya.
Pada akhir tahun 1981, terdapat Sekeliling 4.000 mesin Dingdong di Indonesia yang sebagian besar dibuat oleh merek Jepang, Taito. Mesin-mesin ini didistribusikan oleh perusahaan impor ke tempat-tempat rekreasi yang kemungkinan besar akan dikunjungi banyak orang, terutama anak-anak.
Baca Juga: 25 Game RPG yang Terlupakan. Padahal Punya Gameplay Menarik dan Grafik yang Bagus
Tetapi, maraknya video games jenis Dingdong dan TV games di Jakarta memicu kekhawatiran, terutama di kalangan para guru dan orang Uzur murid, yang mulai merasa bahwa permainan ini mengarah pada pemborosan dan bahkan perjudian.
Hal ini mengundang perhatian pemerintah, seperti Panglima Komando Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) Laksamana Sudomo, yang dalam pertemuan kabinet pada 3 Desember 1981 mengangkat isu ini kepada Presiden Soeharto. Atas arahan Presiden, Sudomo mengambil tindakan Buat menertibkan video games di Indonesia.
Pada tahun 1981, Sudomo memerintahkan pencabutan izin mesin Dingdong di tempat-tempat Biasa. Tindakan ini menyebabkan perkembangan bisnis Dingdong Buat sementara waktu Tewas suri di banyak tempat di Indonesia.
Baca Juga: Bikin Storage dan Koneksi Ngos-Ngosan, ini 10 Game dengan Ukuran File Gak Ngotak
Tetapi, memasuki tahun 1984, bisnis video games Dingdong kembali berjalan seperti Biasa, meskipun aturan pelarangan Tetap tetap berlaku.
Kebangkitan dan Akhir dari Era Dingdong
Meskipun mengalami masa-masa sulit, mesin Dingdong tetap menjadi bagian dari sejarah hiburan di Indonesia. Pada tahun 1984, pemerintah Membikin regulasi baru terkait mesin Dingdong yang dibuat Buat menghindari perjudian dan pelanggaran lain yang terkait dengan mesin Dingdong.
Tetapi, pelanggaran tetap terjadi, dan pada akhirnya, Gubernur DKI Jakarta Demi itu, R. Suprapto, menegaskan bahwa Seluruh izin permainan Dingdong Bukan akan diperpanjang Tengah, dan menyarankan para pengusaha Buat mengalihkan usahanya. Pelarangan ini menyebabkan akhir dari era Dingdong di Jakarta dan beberapa daerah lain di Indonesia.
Pasca pelarangan pada tahun 1987. Permainan Dingdong kembali Terbangun dan muncul di Indonesia. Tetapi kebangkitan ini tak bertahan Panjang. Seiring makin majunya teknologi dan beberapa penyebab lain, Lamban laun Dingdong mulai menghilang.
Baca Juga: EA Sports FC 24 Dilaporkan Jadi Game Terlaris Bulan Juli 2024
Unsur-Unsur Kepunahan Dingdong
Munculnya Konsol dan PC Gaming
Pada pertengahan 90-an, konsol game seperti PlayStation, Nintendo, dan Sega Genesis mulai mendominasi pasar. Konsol ini menawarkan permainan yang lebih variatif dan Dapat dimainkan di rumah tanpa perlu mengunjungi arcade.
Perkembangan Game Online
Dengan kemajuan internet, game online mulai mengambil alih perhatian para gamer. Game-game ini menawarkan interaksi sosial yang lebih luas dan Bukan terbatas oleh Posisi fisik.
Harga Mesin yang Tinggi
Mesin DingDong cenderung mahal Buat dirawat dan dioperasikan. Banyak tempat hiburan kecil yang Bukan Pandai mempertahankan mesin-mesin ini, terutama dengan penurunan minat dari Pemain.
Itulah sedikit sejarah permainan Dingdong yang dulu sangat Terkenal di Indonesia.***