Pernahkah kalian terpikir bagaimana sejarah AI dari awal Tiba sekeren Ketika ini? Kalau kalian memang penasaran dan Mau Mengerti, kalian datang ke artikel yang Akurat karena kami akan membahas sejarah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Kagak dapat dipungkiri kalau kecerdasan buatan atau AI merupakan salah satu teknologi yang paling menunjukkan perkembangannya dalam beberapa Dasa warsa terakhir. Bahkan, Dapat dikatakan AI telah merevolusi bermacam sektor dengan cukup Berkualitas, mulai dari kesehatan Tiba transportasi.
Tentu saja akan menarik Buat membahas sejarah AI dikarenakan terdapat Terperosok bangun dan kecaman dari bermacam pihak dari dulu bahkan Tiba sekarang. Alasannya bermacam-Ragam. Eksis yang takut pekerjaannya tergantikan oleh AI, padahal kenyataannya Kagak semudah itu.
Nah, kali ini kami akan mengajakmu membahas sejarah kecerdasan buatan dari awal Tiba tahun 2023 yang tentunya akan menarik Buat kita ulik.
Sejarah AI dari Awal Tiba Sekarang
Kalau kalian penasaran dengan sejarah AI dari awal Tiba sekarang, yuk kita ulik Serempak Tiba tuntas!
Dimulainya Sejarah Artificial Intelligence (1950an – 1960an)
Dapat dikatakan ini merupakan fase awal Natalis dari artificial intelligence yang kita kenal. Di tahun 1950an, dunia Mempunyai orang pintar – mulai dari ilmuwan, matematikawan, termasuk filsuf yang Mempunyai konsep AI yang telah berasimilasi secara budaya dalam pemikirannya.
Selain Marvin Minsky dan John McCarthy, sosok berpengaruh lainnya ialah Alan Turing, seorang peneliti asal Inggris yang mendedikasikan dirinya Buat lakukan eksplorasi kemungkinan matematis dari sebuah kecerdasan buatan.
Kala itu, terbesit di pikiran Alan, mengapa mesin Kagak Dapat melakukan hal yang sama dilakukan oleh Mahluk, mulai dari gunakan Intelek pikiran, dan gunakan logikanya Buat mengambil keputusan bahkan memecahkan masalah. Di tahun 1955, kecerdasan buatan pertama bernama ‘Logic Theorist’ diperkenalkan.
Sayangnya, pada masa ini komputer Betul-Betul barang mewah. Buat menyewa satu komputer Ahli pada masanya saja membutuhkan Kurang Lebih USD 200.000 tiap bulannya, yang bila kita konversikan Dapat menembus 3 Miliar Rupiah. Inilah yang menghambat perkembangan AI kala itu.
Roller Coaster AI (1960an – 1970an)
Di tahun ini, proyek kecerdasan buatan tampak semakin diincar oleh para peneliti. Bahkan, pada masa ini para peneliti merasa sangat Serius bahwa dengan kemampuan dan perlengkapan yang mereka miliki kala itu akan segera menyelesaikan PR mereka dalam mengembangkan AI yang sempurna, Tetapi sayang hasilnya Kagak sesuai dengan Asa.
Di tahun 1963, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) guyurkan Anggaran Buat perkembangan kecerdasan buatan dikarenakan proyek AI buatan Herbert A. Simon dan Allen Newell bernama ‘General Problem Solver’, termasuk AI ‘ELIZA’ buatan Joseph Weizenbaum tunjukkan potensi yang sangat menjanjikan.
Berbekal dukungan penuh dari pemerintah Buat mengembangkan kecerdasan buatan, tidaklah heran bila masa ini juga disebut masa keemasan perkembangan artificial intelligence. Kala itu, Marvin Minsky mengatakan bahwa dalam tiga Tiba delapan tahun mendatang dunia akan Menyantap kemunculan AI yang Bisa berpikir layaknya Mahluk.
Tetapi ini Tetap merupakan langkah awal, karena para peniliti juga harus mempertimbangkan bermacam Unsur lain, termasuk di antaranya pemrosesan bahasa alami, pemikiran abstrak, dan pengenalan diri supaya Betul-Betul Dapat bertindak layaknya Mahluk. Di masa ini, kemampuan komputer pun Tetap belum Betul-Betul memadai.
Era Kegelapan Perkembangan AI (1980an – 1990an)
Di tahun ini, upaya para peneliti Buat mengembangkan AI menemui jalan buntu. Hal ini dikarenakan penurunan drastis dalam pendanaan dan Asa para peneliti yang mengembangkan kecerdasan buatan Kagak kunjung terwujud. Biar demikian, Era kegelapan perkembangan AI ini Tetap diupayakan oleh para peneliti.
Tiba pada akhirnya kembali ‘dihidupkan’ oleh dua sumber, Yakni perluasan perangkat algoritmik dan tentu saja kucuran Anggaran. Di sini, John Hopfield Serempak David Rumelhart memperkenalkan teknik ‘Deep Learning’ yang memungkinkan komputer Buat belajar dari pengalaman.
Edward Feigenbaum Kagak mau kalah dengan memperkenalkan ‘Expert System’ yang konon Dapat meniru proses pengambilan keputusan dari Mahluk. Ia mendemonstrasikan bagaimana AI tersebut Dapat merespons situasi tertentu, Tiba pada akhirnya orang awam Dapat menerima saran dari AI tersebut.
Menyantap potensi tersebut, Kagak heran bila pemerintah Jepang mengucurkan Anggaran 400 Juta Dollar Amerika dengan Asa Bisa merevolusi pemrosesan komputer, menerapkan pemrograman logika, dan tentu saja mengembangkan kecerdasan buatan. Meski sudah mendapat dukungan, Tengah-Tengah kebanyakan Sasaran Kagak Dapat dicapai.
Kembali Menunjukkan Tanda Kehidupan (1990an – 2000an)
Setelah melewati fase kegelapan perkembangan AI, di tahun 1990an ini kecerdasan buatan Malah menunjukkan perkembangan pesat bahkan tanpa adanya pendanaan dari pemerintah dan kehebohan dari publik.
Hal tersebut ditunjukkan oleh kecerdasan buatan bernama ‘Deep Blue’ buatan IBM, yang Bisa mengalahkan Grand Master Gary Kasparov yang merupakan Pemenang catur dunia. Pertandingan yang dipublikaskan secara luas ini merupakan kali pertama Pemenang dunia Dapat dikalahkan oleh kecerdasan buatan.
Di tahun yang sama, Dragon Systems mengembangkan aplikasi Buat mengenal Bunyi, yang ditujukan Buat sistem operasi berbasis Windows, dan menunjukkan pencapaian besar.
Kagak hanya Bunyi, bahkan emosi Mahluk pun juga tak luput dari kecerdasan buatan. Hal ini dibuktikan oleh Kismet, sebuah robot yang dikembangkan oleh peneliti asal Massachusetts Institute of Technology (MIT) bernama Cynthia Breazeal yang tampak dapat mengenali dan menampilkan emosi.
Bangkitnya Kecerdasan Buatan dari Tidurnya (2000an – 2010an)
Setelah kemunculan internet, muncullah era di mana Mahluk Tetap terbatas kemampuannya dalam mengumpulkan dan mengolah informasi dalam jumlah yang teramat besar bernama ‘Big Data’. Kendati demikian, penerapan dari kecerdasan buatan sudah mulai terlihat pada beberapa sektor, di antaranya teknologi, perbankan, pemasaran, dan juga hiburan.
Kebangkitan kecerdasan buatan dari tidurnya ini tentunya merupakan proses yang agak Spesial dan kompleks, karena meski algoritma Kagak mengalami banyak kemajuan, Tetapi era ‘Big Data’ ini sukses mendesak kecerdasan buatan atau AI kembali beradaptasi.
Bahkan meski hukum Moore Kagak menunjukkan tingkat kepastian yang absolut, Tetapi peningkatan AI dalam bermacam sektor Kagak menunjukkan kehilangan momentum sama sekali. Hal ini Dapat dilihat dari terobosan terbaru dalam ilmu komputer, matematika, bahkan ilmu syaraf yang terinspirasi dari hukum Moore.
Berarti, kebangkitan dari artificial intelligence Rupanya dibarengi dengan kemajuan pesat dalam komputasi dan pengolahan data. Mulai dari machine learning, neural networks, mulai digalakkan Buat mencoba selesaikan bermacam problematika. Di sini, Facebook dan Google mulai Mempunyai peranan Krusial dalam memacu perkembangan AI.
Suksesnya Machine Learning (2010an – 2020an)
Dapat dikatakan ini merupakan fase yang Kagak kalah pentingnya dalam sejarah AI. Hal ini dibuktikan dengan kesuksesan machine learning, termasuk deep learning yang mengalami ledakan popularitas dan Dapat kita lihat pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari sistem pengenalan Raut, asisten virtual, Tiba mobil otonom (tanpa pengemudi).
Mulai dari tahun 2010an, dunia menyaksikan kemajuan spektakuler dalam teknologi machine learning yang merupakan salah satu aspek terpenting dalam sejarah AI. Hal ini Dapat kita lihat dari kemajuan perangkat keras dan perangkat lunak pada masa ini, dan normalisasi implementasi AI dalam bermacam sektor, termasuk di dunia perbankan.
Nah, di masa ini machine learning juga telah menghadapi tantangan dalam melindungi privasi para user yang tentunya sensitif dan menjadi perhatian serius. Tetapi, terlepas dari Terperosok bangun tersebut, kesuksesan era machine learning ini akhirnya Dapat mendorong AI kian dekat ke kehidupan sehari-hari umat Mahluk.
Ditambah dukungan perangkat komputasi yang kini semakin kuat dan Ahli, tentunya akan semakin memudahkan dan menghemat waktu para peneliti dalam mengeksekusi hal-hal baru bila mana dibutuhkan Buat menambah Surat keterangan.
AI di Era Now (2023)
Memasuki tahun 2023, ini merupakan masa di mana artificial intelligence telah melebur ke bermacam sektor Buat memudahkan hidup Mahluk. Kemampuan dari kecerdasan buatan dari bermacam raksasa teknologi dimanfaatkan Buat kepentingan bisnis, kesehatan, otomotif, dan mungkin dalam kasus yang ekstrim pengambilan keputusan.
Ditambah kombinasi ‘Big Data’, cloud computing, dan tentu saja pemahaman yang kini jauh lebih Berkualitas dan terbuka merupakan salah satu masa terpenting dalam sejarah AI yang kita kenal Ketika ini karena sudah terbukti Bisa memudahkan kehidupan Mahluk, di antaranya adalah Google Bard dan ChatGPT Buat memudahkan kalian mencari Surat keterangan.
Dari sini, dapat kita petik bahwa sejarah AI merupakan perjalanan panjang dan penuh tantangan. Mulai dari awal konsep Tiba tahun 2023 ini, kecerdasan buatan akhirnya telah berkembang menjadi kekuatan yang mendorong banyak Penemuan.
Meski mungkin Tetap Eksis beberapa mimpi yang belum terwujud, Tetapi kemajuan AI selama beberapa Dasa warsa belakangan ini tentunya membawa kita semakin dekat dengan realisasi impian umat Mahluk selama ini. Jadi, sejarah AI tentunya akan Maju berkembang, dan menurut kami masa depannya tampak sangat cerah.
Akhir Kata
Nah itulah dia sejarah AI dari awal Tiba sekarang yang mungkin belum kalian ketahui, atau mungkin kalian telah dibuat penasaran olehnya.
Kami Serius setelah kalian membaca artikel singkat ini, kalian Dapat mendapatkan gambaran keseruan dan dedikasi yang dilakukan oleh para peneliti dari seluruh dunia Buat menghadirkan kemudahan yang Dapat kita dapatkan Ketika ini.
Baca juga informasi menarik Jagat Game lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@Jagat Game.com