Jakarta, Jagatgame Indonesia —
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi buka Bunyi terkait kekhawatiran sejumlah pihak pada game yang mengandung konten kekerasan yang berdampak Jelek pada anak.
“Sama seperti konten-konten, [game] harus Eksis ratingnya kan. Gambar hidup kan Eksis ratingnya, Seluruh umur, 13, 17, game juga begitu,” ujar dia, di Jakarta, Selasa (23/4).
Budi menyebut pihaknya akan berusaha menertibkan ruang digital yang menjadi lingkup tugasnya. Kalau memang perlu diblokir, maka pihaknya akan memblokir game yang dituding berdampak Jelek tersebut.
“Kita lihat, kalau memang perlu kita blokir, kita blokir,” tuturnya.
Di sisi lain, Budi mengimbau masyarakat Buat bijak dalam mengonsumsi konten. Pasalnya, Seluruh konten, termasuk game, Kalau dikonsumsi Kagak sesuai usianya dapat memberikan Dampak Jelek secara psikologis.
Sebelumnya, jagat maya diramaikan oleh tudingan game mengandung konten kekerasan memberikan Dampak Jelek bagi anak. Unggahan akun @txtdarigajelas, contohnya, menuding game Free Fire (FF) memberikan banyak Dampak Jelek.
“FF menyebabkan anak berperilaku agresif dan terjerumus ke tindak kenakalan dan kriminalitas,” tulis narasi dalam cuitan tersebut di X (Twitter), Minggu (21/4).
Pemerintah sendiri tengah merampungkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang perlindungan anak dari game online demi merespons marak kriminalitas seperti kekerasan, pornografi, pelecehan seksual, dan perundungan anak-anak akibat pengaruh game online.
“Progresnya sudah harmonisasi antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sehingga tugas dan fungsi serta kewenangannya Kagak tumpang tindih. Insya Allah tahun ini ditargetkan rampung,” kata Deputi Bidang Perlindungan Tertentu Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nahar, Rabu (17/4).
Ia menuturkan game yang mengandung kekerasan berdampak sangat Jelek pada perkembangan mental dan perilaku anak dan remaja.
Menurutnya, pemerintah akan Lalu mengawasi konten atau game online yang mengandung kekerasan, termasuk kemungkinan pemblokiran game seperti Free Fire.
“Pengaruhnya banyak dan sangat kompleks. Risiko yang dihadapi termasuk konten, perilaku, kontak fisik, perilaku konsumen. Konten-konten Kagak sesuai dengan rating usia anak-anak,” tutur Nahar.
“Ini (Free Fire) yang harusnya diperketat dan diawasi, mengingat risiko-risiko dari perkembangan perilaku yang dapat membahayakan dan mempengaruhi anak-anak,” tandasnya.
[Gambas:Video CNN]
(lom/arh)