Apabila kalian menulis kata “Pre-order game” di kolom pencarian, maka akan banyak bermunculan video-video mengenai kenapa kalian Bukan boleh Pre-order games. Mulai dari figur publik terkenal di dunia games seperti boogie2988 Tiba media game sebesar gamespot menyarankan kalian Demi Bukan melakukan Pre-order game. Meski begitu tetap tak sedikit dari kalian yang juga Lagi bingung apa urgensi dari topik ini ? ayo kita lanjutkan.
Warning: Kami Bukan akan memaksa kalian Demi menolak ataupun mengiyakan tindakan Pre-Order. Hal tersebut merupakan Hak prerogatif kalian sebagai pemilik Dana.
Sebelumnya kita akan menyamakan prespektif mengenai Pre-Order games Jenis apa yang sedang dan akan kita diskusikan pada artikel kali ini. Sistem Pre-Order yang akan kita bahas merupakan Sistem Pre-Order dalam bentuk digital, Dimana kita akan membayar Dana muka secara penuh tanpa harus Mengerti bagaimana hasil akhir gamenya nanti dan baru akan diperbolehkan memainkan ketika game tersebut rilis. Bagi kalian yang sering menggunakan Steam ataupun platform penjualan digital, tentu tak asing Kembali dengan praktek bisnis semacam ini. Tetapi bagi kalian pengguna konsol dan lebih prefer membeli game secara fisik, praktek seperti ini akan terdengar sedikit berbeda.
Asal Usul Pre-Order
Dibalik kontroversi yang berhembus disekeliling Pre-Order, sebetulnya sistem ini awalnya Mempunyai tujuan yang terbilang mulia. Sebelum tahun 2000-an perusahaan game cukup kebingungan dan membutuhkan tenaga lebih Demi menentukan demand terhadap suatu game, karena Apabila terlalu banyak kopi yang diproduksi Dapat sangat merugikan perusahaan Tetapi Apabila terlalu sedikit maka konsumen akan merasa Bukan puas. Hal ini sempat terjadi pada Atari pada tahun 1983 dimana mereka memasarkan game E.T terlalu berlebihan, dengan kualitas game yang jauh dari ekspektasi, mengarahkan pada penguburan ratusan ribu catridge game Atari yang Bukan terjual dan salah perhitungan. Hari tersebut dikenal dengan krisis video game.
Karena kebingungan dan ketakutan pasca kasus kegagalan Atari, banyak developer industri game sangat berhati-hati dalam menentukan jumlah produksi fisik game mereka. Akhirnya Kurang Lebih tahun 2000 retailer seperti Gamestop dan juga Amazon mencetuskan mekanisme Pre-Order Demi membantu kedua belah pihak. Dari sisi konsumen, mereka akan mendapat jaminan stok game tanpa takut kehabisan dengan membayarkan jaminan kecil seperti 5-10 dollar Demi game seharga 60 dollar. Hal ini dirasa sangat membantu, karena meskipun terkendala jarak jauh Demi membeli video game mereka tetap akan mendapat video game yang mereka inginkan. Dari sisi industri juga sangat terbantu, karena dengan adanya Pre-order game mereka akan lebih mudah menentukan demand terhadap suatu game.
Tetapi Seluruh kesulitan dan keterbatasan tersebut sudah hilang dengan datangnya teknologi digital, kalian Bukan perlu Kembali mengantri semalaman membeli game, Bukan perlu Kembali repot ketakutan kopi fisik gagal terjual, dsb. Anehnya praktek bisnis Pre-Order Malah Lagi menjamur dan malah bergeser tujuannya.
Pre-Order digital, Pre-Order Bonus Itu Bodoh Dan Merusak Industri
Dengan hadirnya era digital, tuntutan akan Pre-order Sebaiknya mulai menghilang. Tetapi para Developer berusaha memutar otak sedemikian Jenis, agar para konsumen mau menginvestasikan Dana mereka yang berharga kedalam suatu game yang belum Jernih bagaimana bentuknya. Rasa senang akan jaminan profit serta juga laporan keuangan yang terlihat indah dimata investor mendorong mereka Demi memacu skema Pre-Order ke arah yang merusak. Disinilah kenapa Pre-Order dan Antek-Anteknya akan merusak industri game pada akhirnya.
1. Pre-Order Insentive atau Pre-Order Bonus Itu bodoh
Langkah-langkah yang developer lakukan Demi mendapatkan perhatian serta Dana Pre-Order Dapat dibilang cukup Istimewa Tetapi gila. Pada awalnya bonus dari suatu Pre-Order hanyalah Wallpaper, Musik Soundtrack, Merchandise fisik dari suatu game tersebut. Konsep ini pertama kali cukup Terkenal pada game Pokemon. Game dibawah umur dimana hadiah fisik tersebut memang cocok Demi anak-anak. Tetapi, belakangan hadiah Pre-Order tersebut mulai jadi aneh-aneh seperti baseball cap “Iconic” Punya Aiden Pearce (Cap hitam Normal dengan logo watch dog), Tiba kondom bercahaya limited edition dari Infamouse Second Son (?) yang sebetulnya semuanya gak Eksis hubungannya dengan game itu sendiri. Cmon man A T-Shirt, A Condom? lo Dapat dapet T-shirt jauh lebih keren coy.
2. Menumbuhkan Kebiasaan, Cut Content, DLC Gak Logis Lanjut Menerus
Tak kehabisan Pikiran Developer mulai memotong-motong konten dari suatu game dan menjualnya secara terpisah atau menghadiahkannya sebagai Pre-Order Bonus, Demi menarik perhatian para konsumen agar melakukan Pre-Order. Kita Dapat lihat usaha Dying Light yang menghadiahkan mode Be The Zombie kepada para konsumen yang melakukan Pre-Order, mode tersebut memperbolehkan kalian Demi bermain menjadi seorang zombie. Meskipun pada akhirnya mode tersebut digratiskan oleh sang developer. Kenapa mode tersebut Bukan dijadikan satu kesatuan game utuh dari awal.
Kalian juga Dapat ingat kejadian Metro: Last Light, dimana mereka secara permanen mencopot Ranger Mode (Very Hard Mode) dan menjadikannya sebagai alat penarik Pre-Order. Tak berhenti sampa disitu developer bahkan mengharuskan kalian membayar 5 dollar Kembali Apabila Ingin meng-unlock mode tersebut pasca Pre-Order.
Pemotongan konten semacam ini menurut kami sangatlah gila, ketika kita berbicara senjata ekslusif, jubah putih Aiden Pearce, dll, dirasa Lagi wajar saja. Tapi pemilihan Difficulty Tiba dipisahkan?. Hal yang sama juga terjadi kepada ARK, mereka merilis sebuah DLC meski game mereka sendiri Lagi dalam tahap Early Access ! Entah apa yang Eksis dibalik pikiran sang developer Demi merilis DLC tersebut. Game tersebut terbilang Lagi dalam tahap pengembangan, kenapa Bukan dimasukan saja kedalam kesatuan game tersebut, kenapa harus menjadi DLC Tambahan ? Sebenarnya Apabila kita lihat item-item ekslusif pada game single player yang ditawarkan menjadi Pre-Order juga Bukan begitu Krusial.
3. Praktek Ekonomi Yang Anti Konsumen
Bentuk komunikasi paling Manjur antar konsumen dan juga developer game bukanlah melalui customer service, ataupun melalui post Reddit. Developer manapun Niscaya akan lebih belajar Apabila Menyaksikan gamenya Bukan laku terjual. Apabila kalian Ingin mengirimkan pesan yang Manjur, tunjukanlah melalui Bilangan penjualan. Jangan beli sekuelnya Apabila gagal, jangan Pre-Order Gamenya Apabila belum Jernih bentuknya, jangan termakan Hype hanya berdasarkan trailer Cinematic , dll. Karena Apabila Bukan, Ayal-kelamaan Developer game Dapat saja mengalokasikan Bagian Budget yang lebih besar ke bagian marketing, dan membiarkan kualitas game tersebut hancur agar orang-orang tergerak Demi Pre-Order. Seperti pada Watch Dogs dan Assasins Creed Oddysey yang melakukan Prank ataupun Live Action Movie yang Bukan Jernih.
Pada kasus yang lebih parah Kembali para developer bahkan merilis game yang belum siap alias broken game at Day One. Praktek seperti ini mulai Normal terjadi di Industri game belakangan ini, dimana mereka me-rush produksi gamenya hingga akhirnya banyak glitch, bug, dan juga downgrade pada gamenya. Mereka tau game tersebut belum siap, Tetapi dengan dalih merilsi patch fix Day One, mereka merasa masalah sudah selesai. Kalian Dapat lihat Assasins Creed Unity sebagai contohnya, bagaimana game yang belum siap rilis, terpaksa dimainkan oleh para konsumennya hingga game tersebut sempat viral menjadi Meme broken Game.
No Man Sky yang menggiring opini media, mem-marketingkan gamenya, dan juga menggambarkan gameplaynya secara Bukan sesuai. Hal tersebut sebenarnya sudah mengarah kepada false advertising yang berbahaya, meski dikemudian hari No Man Sky membaik Tetapi tetap Bukan melepas Gambaran Jelek mereka.
Bagaimana kita Lanjut Pre-Order meski praktek bisnis seperti itu Lanjut berjalan, merupakan sinyal positif bagi para developer. Hingga pada Akhirnya kita hanya akan terjebak diantara iklan-iklan game yang indah tanpa pernah merasakan keindahan itu sendiri.
4. Game Delay ? Ya Uangmu Ketahan
Melakukan delay game sebenarnya merupakan Pertentangan dimana disisi lain Membangun para Developer lebih mempersiapkan gamenya. Tetapi disisi lain Apabila terlalu Ayal maka Dana kalian akan tertahan selama game tersebut belum rilis. Kasus yang cukup parah terjadi pada game The Last Guardian, dimana game tersebut bahkan terdelay nyaris selama 6 tahun. The Last Guardian pertama kali ditunjukan pada tahun 2009 pada era konsol ps3, game tersebut di delay berkali-kali hingga akhirnya Sony mengumumkan akan merilis game tersebut pada tahun 2016.
5. Menahan Review Mengenakan Review Embargo
Yups ini adalah strategi kotor yang Dapat Developer gunakan Demi menyukseskan Pre-Orders game mereka. Review Embargo adalah Embargo merilis, mereveal konten suatu game dalam jangka waktu tertentu. Awalnya, hal ini dilakukan agar para Reviewer dan juga media Dapat Mempunyai start yang sama Demi mereview game mereka tanpa takut harus kebut-kebutan dengan reviewer lain. Hal ini diciptakan Demi Membangun kualitas review tercipta tanpa tergesa-gesa.
Tetapi belakangan hal ini malah dimanfaatkan para developer Demi mencegah media atau reviewer Demi Bukan membongkar borok dari game tersebut. Assasins Creed Unity bahkan memberlakukan review embargo Tiba hari H perilisan gamenya, mencegah orang Demi merefund game mereka.
Hal ini merupakan langkah picik dari delevoper dan bentuk dari ketidak percayaan diri terhadap game buatan mereka.
Selalu dan selalu tunggu review dari media atau reviewer terpercaya kalian, jangan hanya demi merasakan game Begitu day one kalian rela terjebak kedalam game Jelek. Mungkin awalnya terlihat hanya kalian yang rugi, dan kalian Dapat lanjut ke game selanjutnya, Tetapi praktek bisnis ini Lanjut menerus dilakukan dan mengorbankan orang lain.
Verdict
Kami Bukan Dapat memaksa kalian Demi jangan atau harus Pre-Order suatu game. Karena hal tersebut merupakan hak prerogatif kalian sebagai pemegang Dana. Tetapi Apabila saja kalian mau sekedar bersabar dan menunggu Jika hanya sesaat Demi Menyaksikan review atau at least lihat kumpulan skor review, kita Dapat Serempak-sama menciptakan industri game lebih Bagus Kembali.
Para developer Dapat menciptakan game mereka sungguh-sungguh agar mendapat review yang Bagus, dan mereka Bukan akan hanya merilis game belum siap dengan Marketing besar-besaran. Apabila Eksis yang Bukan sesuai kalian Dapat sampaikan dikolom komentar.