Belakangan ini ramai pembicaraan di sosial media mengenai mengapa game Aliran fighting kurang Terkenal bagi kalangan gamer Gen-Z di Indonesia. Memang, game fighting sendiri terlihat kurang Terkenal dibanding Aliran game lainnya di negara kita ini.
Tapi apa saja Dalih – Dalih yang menyebabkan game fighting kurang diminati oleh gamer di Indonesia terutama gamer Gen-Z? Mari kita bahas Berbarengan pada artikel ini
Dalih Game Aliran Fighting Kurang Terkenal Bagi Gamer Gen-Z di Indonesia
Pada artikel ini, penulis akan membahas Dalih – Dalih mengapa game Aliran fighting kurang Terkenal bagi gamer Gen-Z di Indonesia. Dalih ini merupakan opini pribadi penulis yang juga Getol bermain game fighting. Berikut adalah hal – hal yang menjadi Dalih tersebut.
Pandangan Gamer Indonesia Terhadap Game Fighting
Dalih pertama adalah pandangan para gamer Indonesia terutama Gen-Z terhadap game Fighting. Banyak yang menganggap game fighting adalah game perusak stick dimana kita hanya melakukan spam tombol saja.
Karena itu, banyak yg menilai Aliran ini terlalu gampang Demi dimainkan dan kurang menarik Demi ditonton. Padahal pandangan tersebut salah dimana game fighting memerlukan strategi tersendiri Demi bermain.
Bahkan sebenarnya Game Fighting Demi ini lebih sering menjadi Mind games dimana Pemain harus mengadu mental serta mengarahkan lawannya ke posisi yang Pemain inginkan Demi dapat menang.
Akses Game yang Terbatas
Dalih selanjutnya mengapa game Aliran fighting ini kurang Terkenal adalah akses yang sangat terbatas. Game – game fighting yang Demi ini aktif dalam kompetitif adalah game yang berada di Platform Arcade, Konsol dan juga PC.
Demi platform mobile yang merupakan platform paling Terkenal di Indonesia, sangat sedikit sekali game yang dapat dimainkan, hanya beberapa saja yang menarik seperti Brawlhalla yang Dapat dimainkan di Mobile.
Selain platform yang cukup susah diakses, gamer juga harus membeli game – game fighting yang dapat dimainkan secara kompetitif ini. Dan inilah yang menjadi permasalahan Krusial pada lingkup gamer di Indonesia.
Game seperti Tekken, Street Fighter, dan sebagainya merupakan game berbayar. Demi ini, para gamer di Indonesia mayoritasnya memilih game free-to-play seperti Mobile Legends, Apex Legends, dan juga Valorant Demi game kompetitif mereka.
Learning yang Sangat Curve Tinggi
Dalih lainnya mengapa game fighting kalah Terkenal adalah Learning Curve pada game fighting sangat tinggi dibanding Aliran lainnya. Begitu banyak kombo dan mekanik yang harus dikuasai ketika bermain game Fighting.
Pemain game fighting secara kompetitif harus belajar berbagai gerakan dan frame yang dimiliki, mekanik seperti Korean Back Dash, dan melakukan serangan balasan. Hal ini sangat jauh berbeda dari pemikiran gamer di Indonesia yang mayoritas menganggap game fighting hanya sebatas spam tombol Tamat menang saja.
Enggak hanya di Indonesia, tapi gamer pada umumnya juga mengurungkan diri Demi belajar mekanik dan kombo karena learning curvenya terlalu tinggi dibanding game – game kompetitif lain yang tersedia.
Tak Dapat Salahkan Tim alias Skill Issue
Ini juga menjadi Dalih mengapa game Fighting kurang Terkenal di Indonesia terutama pada Gen-Z. Game fighting merupakan game pertarungan 1 Musuh 1 dimana Pemain hanya bergantung dengan skill serta Kepribadian mereka saja.
Pada Era 2000-an pun, para gamer ketika kalah bermain game konsol hanya Dapat menyalahkan Controller mereka saja atau Kepribadian yang digunakan Musuh sangat Overpowered. Demi ini, menyalahkan Mitra adalah hal yang sering dilakukan pada game kompetitif.
Sementara itu, gamer Gen-Z telah terbiasa dengan game kompetitif yang berbasis tim, dan menyalahkan rekan tim ketika kalah adalah hal yang Normal. Dapat dibilang resiko terkena perkataan Skill Issue sangat tinggi Kalau kalah bermain game Fighting karena 1 Musuh 1.
Dengan poin – poin diatas yang menjelaskan bahwa Pola pikir, Akses, Learning Curve, dan Skill Issue yang tinggi tentunya menjadi Dalih yang Terang mengapa gamer di Indonesia terutama Gen-Z kurang meminati game Fighting.
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Game Android atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via author@Jagat Game.com