Shenzhen, Jagatgame.id – Huawei memulai usahanya pada tahun 1987 di sebuah apartemen kecil di Distrik Nanshan, seiring dengan berkembangnya bisnis, kebutuhan Buat menampung Bakat-bakatnya yang Lalu berkembang pun meningkat. Sehingga Huawei pun berpikir utuk Mempunyai wadah bagi mereka.
Berlokasi di Shenzhen yang dikenal sebagai Silikon Tiongkok, dan berada di antara perusahaan sejenis Alibaba dan Tencent, terdapat kantor pusat raksasa Huawei.
Pada 1998, Huawei mulai membangun kampus pertamanya di Bantian. Pada 2003, kampus seluas 400 hektar tersebut menjadi kantor pusat globalnya, yang kini menjadi rumah bagi 38.000 karyawan Huawei di seluruh dunia.
Hari ke tiga menginjak-kan kaki di Shenzhen, China, Selular pun akhirnya berkesempatan menyambangi dan Memperhatikan kampus Huawei lebih dekat.
Kampus Huawei Ox Horn berdiri di sisi selatan Waduk Songshan, Kota Dongguan, Provinsi Guangdong. Posisi tersebut dapat ditempuh dengan perjalanan darat Sekeliling satu jam dari kota Shenzhen.
Kekaguman akan bangunan ini tak Dapat dipungkiri, dibangun di tepi selatan Waduk Songshan di Dongguan, Kampus Ox Horn Huawei tampak seperti diambil langsung dari negeri dongeng Disney.
Seperti disebutkan, kampus seluas 400 hektar, atau 1,4 juta meter persegi, dibagi menjadi empat Area yang masing-masing Mempunyai 12 blok yang dimodelkan berdasarkan kota Eropa yang terkenal.
Begitu masuk ke kampus tersebut, mata pengunjung akan langsung tertuju pada satu bangunan megah dari batu merah dan plester merah bata mirip istana pada masa kerajaan Eropa berjaya.
Memang bangunan tersebut terinspirasi dari Universitas Heidelberg di Jerman dan ditambah dengan Waduk kecil dan pepohonan di depan “kastel” memberikan kesan teduh, sehingga Tak Membangun orang yang pertama kali datang ke sana berpikir bahwa bangunan tersebut sebenarnya adalah kantor RnD perusahaan teknologi di China.
Terdapat total 108 gedung di kampus tersebut, yang selain kantor, mencakup Waduk dengan angsa hitam, pusat kebugaran, perpustakaan, kedai kopi, perumahan, hotel, dan banyak tempat pertemuan santai.
Hal lain yang menjadikan kampus tersebut juga tampak “mirip Eropa” adalah banyaknya kedai kopi yang tersebar di berbagai Posisi.
Ren Zhengfei, CEO dan pendiri Huawei mengatakan ‘Secangkir kopi menyerap banyak Kekuatan semesta’. Jadi, Ren Mau pegawai-pegawainya juga mendapat Kekuatan dari semesta.
Baca Juga:Huawei OptiX Club 2024: Membangun Fondasi Kecerdasan Industri dengan Teknologi F5.5G
Di depan kedai-kedai kopi juga disediakan bangku-bangku agar para pegawai dapat berkumpul Sembari menyeruput kopi.
Menurut Kiki, Staf Kampus Huawei yang hari itu menemani menyebutkan, bahwa sebenarnya Ren Mau pegawai-pegawainya Mempunyai waktu Buat berbicara Sembari menatap muka rekan kerjanya.
Bila para pegawai Mau membeli camilan atau kebutuhan sehari-hari, mereka juga Dapat mendatangi “conveniece store” 7/11 atau Lawson yang tersebar di berbagai Posisi.

Investasi Huawei
Buat membangun kampus bergaya Eropa masa Lewat tersebut, Huawei Tak kurang mengeluarkan Fulus hingga 10 miliar yuan (Sekeliling 1,4 miliar dolar AS) Buat menjadi “sekolah dan tempat meneliti” 25 ribu orang pegawainya.
Kamus Huawei tersebut mencakup replika Kastil Heidelberg dari Jerman, dan Cité Internationale Universitaire de Paris. Serta dari Freiburg, Burgundy, Bologna, Windermere, Luxembourg, Bruges, Oxford, dan Grenada.

Area-Area tersebut dihubungkan Serempak menggunakan sistem trem yang dimodelkan pada kereta yang disediakan oleh Stadler Rail Buat Kereta Api Jungfrau di Swiss, moda transportasi Istimewa di Sekeliling kampus yang membentang sejauh 7,8 kilometer.
Pegawai yang bekerja di satu blok dapat menggunakan trem bila Mau mendatangi gedung atau restoran yang terletak di blok lain kampus tersebut.
Trem juga melewati jembatan yang terinspirasi dari Liberty Bridge di Hungaria. Jembatan itu menghubungkan 8 blok dengan 4 blok lainnya.
Dengan banyaknya kota besar di Tiongkok dan Shenzhen yang telah diambil alih oleh gedung pencakar langit, para arsitek Mau memberikan ornament berbeda pada Kampus Huawei.
“Kampus Huawei ini memberikan kesan dengan lingkungan yang hangat, Buat memberikan titik balik dan pelepasan dari tekanan pekerjaan,”ujar Kiki, yang menemani kami Memperhatikan-lihat Huawei Kampus (28/08/24).
Kampus Sanyapo Bergaya Klasik Dengan Ratusan Ribu Koleksi Naskah
Hanya berjarak Sekeliling tiga kilometer dari kampus Ox Horn, Huawei juga membangun kampus Sanyapo.
Para pegawai baru akan berada di kampus itu selama satu pekan, sedangkan pegawai lama dengan posisi baru akan belajar selama 2 pekan hingga 6 bulan di kampus yang juga bergaya Eropa tersebut.
Kampus tersebut baru selesai sepenuhnya pada 2022, meski sudah mulai beroperasi pada 2020.
Salah satu bangunan yang tampak menonjol di Kampus Huawei Sanyapo adalah “istana” putih gading yang megah. Istana tersebut sebenarnya adalah perpustakaan besar yang Mempunyai 110 ribu koleksi Naskah dari berbagai masa dan bahasa.Gedung
Seperti dilansir dari berbagai sumber, Naskah-Naskah koleksi perpustakaan, selain berbahasa Mandarin dan Inggris, juga Terdapat yang berbahasa Rusia, India, Kamboja, bahkan Indonesia.
Setidaknya Terdapat 7 Naskah berbahasa Indonesia yang menjadi koleksi perpustakaan tersebut, Yakni “Hikayat Kretek”, “Mereka Sibuk Menghitung Langkah Ayam”, “Freeport Bisnis Orang Kuat vs Kedaulatan Negara”, “Hakikat Ilmu Pengetahuan Budaya”, “Meluhurkan Kemanusiaan”, “Roman Medan: Sebuah Kota Membangun Cita-cita”, hingga “Catatan Suhardi Alius, Memimpin dengan Hati”.
Baca Juga:Huawei Dunia Flagship di Shenzhen China, Bangunan Tiga Dasar Puaskan Pengguna Produk Premium
Pegawai yang Mau membaca Naskah koleksi perpustakaan dapat membaca di tempat Tetapi Tak boleh membawa pulang Naskah-Naskah itu.
Pusat perhatian pada Penelitian dan Pengembangan (R&d)
Lebih dari 25.000 karyawan berfokus pada penelitian dan pengembangan (R&D), bagian Krusial dari strategi bisnis dan pengembangan Bakat Huawei.
Hingga akhir tahun 2020, 105.000 karyawan bekerja di bidang R&D, yang mencakup 53,4% dari tenaga kerja Dunia Huawei.
“Hasil karya yang disruptif sangat berharga bagi perusahaan meskipun pada akhirnya terbukti gagal,” kata Ren Zhengfei, dalam sebuah pertemuan pada Agustus dengan Innovation Vanguards dari Central Research Institute yang mencakup para ilmuwan, Ahli, dan pekerja magang.
Satu hal yang dipahami Huawei tentang pengembangan Bakat Buat masa depan adalah perencanaan jangka panjang, Tak hanya dalam proyek, tetapi juga pada orang-orangnya.
Kontribusi terhadap penelitian dasar di masa depan, menurut Ren, mungkin baru terlihat puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun kemudian.

“Kami Tak mengharuskan orang yang sama Buat memberikan kontribusi secara bersamaan pada dua tujuan ini: ‘Bertahan hidup hari ini’ dan ‘membangun Buat masa depan’.”
Bagian dari strategi itu, kata Ren, adalah menarik Bakat Dunia. “Kami harus membuka Kesempatan dengan menarik orang-orang terbaik dari seluruh dunia. Perusahaan kami sekarang berada dalam periode kritis kelangsungan hidup dan pengembangan strategis, jadi kami harus Mempunyai Bakat yang dibutuhkan Begitu kami maju.”tuturnya.
Pendekatan ini bercabang dua bagi perusahaan teknologi tersebut. Pertama, perusahaan berencana Buat merekrut Bakat Dunia dengan membandingkan kompensasi karyawan dengan pasar Bakat lokal, Sembari menawarkan paket kompensasi yang menarik bagi Bakat senior.
Pendekatan lainnya adalah dengan menciptakan Kesempatan bagi Bakat digital melalui pelatihan komprehensif, kompetisi, dan bursa kerja.
Program Huawei seperti ‘Seeds for the Future’ dan ‘Learning Academy’ memanfaatkan pengalaman dan keahlian selama puluhan tahun Buat membantu mengatasi tantangan tenaga kerja TIK di APAC.
Huawei mungkin telah meramalkan teknologi masa kini seperti 5G, komputasi Gugusan, big data, AI, IoT, dan blockchain 30 tahun Lewat, tetapi Buat mengimbangi masa depan, Huawei meramalkan perlunya peningkatan keterampilan digital berskala luas bagi Bakat dan orang-orang.
Pada 2013, Huawei meluncurkan ICT Academy, sebuah proyek kerja sama sekolah-perusahaan yang melibatkan lembaga pendidikan tinggi dan perusahaan-perusahaan terkemuka di industri di 72 negara
Pada Juli 2021, Huawei mengumumkan program Seeds for the Future 2.0, yang melaluinya perusahaan berencana Buat menginvestasikan US$150 juta dalam pengembangan Bakat digital selama lima tahun ke depan. Program ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi lebih dari tiga juta orang tambahan.
Selain itu, Huawei telah mengumumkan edisi ASEAN dari inisiatif Seeds for the Future. Melalui kemitraan ini, ASEAN Foundation dan Huawei ASEAN Academy akan berupaya keras membangun kapasitas digital kaum muda di 10 negara Personil ASEAN agar mereka dapat berkembang pesat di era ekonomi digital.
Baca Juga:Teknologi Terbaru Huawei TruSense System Bakal Disematkan di Wearable yang Segera Meluncur di Indonesia.
Kini, perusahaan tersebut mempekerjakan Nyaris 200.000 karyawan dan kini menjadi penyedia peralatan telekomunikasi terbesar di dunia dengan operasi di lebih dari 170 negara.