Jakarta, Jagatgame.id – Tom Henderson, seorang Leaker membocorkan judul Call of Duty 2022, dan nama itu sangat cocok dengan bocoran sebelumnya tentang game Infinity Ward berikutnya. Bocoran terbaru mengklaim bahwa nama game tersebut sudah diketahui, sayangnya nama game ini bakal Membangun bingung penggemarnya termasuk gamer yang baru mengikuti seri Modern Warfare. Call of Duty tahun depan akan diberi nama Modern Warfare II.
Baru-baru ini, Henderson telah membagikan banyak informasi tentang masa depan Call of Duty. Adapun game tahun depan, itu akan menjadi tindak lanjut langsung dari Call of Duty: Modern Warfare 2019, sesuatu yang banyak diharapkan akan terjadi.
Sebelumnya beredar bocoran bahwa COD Modern Warfare II atau yang akan dirilis tahun depan menyajikan sekuel dari Modern Warfare (2019) reboot. Pada ending game tersebut memang tersaji sejumlah Asrar yang direspon sangat positif oleh penggemar franchise game ini.
Pada ending tersebut dikisahkan Captain Price bersiap mengumpulkan tim elite mereka yang terdiri dari Kylie “Gaz” Garrick, John “Soap” MacTavish, dan Simon “Ghost” Riley termasuk musuh mereka Adalah Al-Asad.
Hal ini menandakan bahwa Activison terlanjur Terperosok Kasih dengan kepopuleran seri tersebut meskipun menyajikan jalan cerita yang merupakan prekuel dari versi orisinal dengan judul yang sama di tahun 2007 Adalah Call of Duty 4: Modern Warfare.
Henderson juga membocorkan informasi yang mengklaim Call of Duty: Modern Warfare II akan menyajikan peperangan melawan kartel sehingga kemungkinan seri kedua tersebut juga merupakan versi reboot karena punya cerita yang berbeda.
Seri kedua tersebut seperti disebutkan di atas cukup membingungkan dalam semesta Call of Duty: Modern Warfare. Pada versi orisinal Adalah Call of Duty: Modern Warfare (2009) sosok Gaz sudah Kagak Eksis karena tewas dalam pertempuran dengan Laskar ultranasionalis Rusia pimpinan Imran Zakhaev.
Mengingat betapa suksesnya reboot Modern Warfare Demi Infinity Ward, Kagak mengherankan Kalau pengembang berencana Demi Lanjut menyempurnakan.
Seperti diketahui sebelumnya, para penggemar Loyal game Call of Duty akan dapat merasakan ketegangan Perang Dunia II dalam Call of Duty: Vanguard yang rencananya akan dirilis pada 5 November.
Selain pengalaman Warzone baru dan terintegrasi yang akan hadir pada tahun ini, para pemain juga akan dimanjakan dengan banyak konten Call of Duty. Game ini akan menghadirkan story mode, Online Multiplayer, dan co-op Zombies Demi Seluruh penggemar Call of Duty.
Para pemain diajak Demi mengetahui asal-usul Laskar Spesifik (Special Force) yang berusaha mengubah sejarah dan mendirikan Task Force One dalam mode cerita Perang Dunia II yang berlatar belakang di medan pertempuran Timur dan Barat di Eropa, Pasifik, dan Afrika Utara.
Di video reveal trailer diperlihatkan bahwa Call of Duty: Vanguard akan menyajikan seluruh arena pertempuran historis dari Perang Dunia II, mulai dari Front Barat hingga Front Timur termasuk Afrika Utara dan Pasifik. Sama seperti sebelumnya, gamer bakal disajikan aksi sekelas Gambar hidup aksi Hollywood.
Di situs resminya, Activision sebagai pengembang menjelaskan bahwa Call of Duty: Vanguard akan dirilis pada 5 November Demi PS4 dan PS5, Xbox One Series dan Xbox Series X/S, dan PC. Game ini digarap oleh studio Sledgehammer Games yang pernah menggarap seri Modern Warfare dan terakhir Adalah Black Ops: Cold War.
Baca Juga:Call of Duty: Vanguard Pamer Perang Dunia II, Ini Tanggal Perilisannya
Mode Multiplayer akan menyajikan 20 map pada hari pertama peluncuran. Tak hanya itu, para penggemar Zombies juga dapat menikmati serunya melawan kawanan mayat hidup yang menjadi Tanda khas mode ini. Hal ini menandai crossover Zombies pertama dalam franchise Call of Duty.
Call of Duty: Vanguard sendiri sudah tersedia Demi di-preorder. Seri game yang ditangani oleh Sledgehammer Games ini rencananya akan dirilis di PlayStation5, PlayStation4, Xbox Series X|S, Xbox One, dan PC melalui Battle.net mulai 5 November 2021.
Sementara di mode single player atau story akan Eksis empat Watak protagonis, Private Lucas Riggs dari Laskar infantri Australia, Sergeant Arthur Kingsley dari Laskar penerjun Inggris, Lieutenant Wade Jackson dari Amerika, dan Lieutenant Polina Petrova dari Soviet.