Arya, dalam keterangan Formal yang diterima pada Rabu, menjelaskan Begitu ini industri gaming dan e-sports adalah salah satu opsi yang banyak menarik perhatian generasi muda dalam menentukan jenjang karier karena dekat dengan hobi mereka.
Menurutnya, industri gaming dan e-sports lebih dari sekadar atlet-atlet atau Bakat yang Eksis di depan layar. Di balik itu, banyak kesempatan kerja yang terbuka di sektor gaming dan esports.
“Eksis HR (personalia), Eksis finance (keuangan), Eksis marketing (pemasaran), bahkan perusahaan-perusahaan gaming yang besar mungkin punya psikolog sendiri. Kemudian Eksis researcher (periset), penulis gaming, lawyer (pengacara), dan lain-lain,” ujar Arya.
Meski pengalaman adalah salah satu pertimbangan besar bagi pihak personalia, ujar Arya, pendidikan Lagi jadi hal Penting yang jadi pertimbangan dalam memilih kandidat.
Beberapa keahlian dibutuhkan Buat memasuki dunia kerja, khususnya Buat menghadapi lingkungan dan menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan.
Arya memaparkan beberapa keahlian Penting Yakni keterampilan teknis atau hard skill dan keterampilan non teknis atau soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja khususnya industri gaming dan e-sports.
“Hard skill atau technical skill itu dapatnya dari pendidikan formal, pelatihan, atau sertifikasi. Selain itu, soft skill juga Krusial. Memang ini gampang-gampang susah karena berdasarkan pengalaman dari lingkungan, contohnya soal kejujuran dan kemampuan kepemimpinan,” ujar Arya.
Hal lain yang tak kalah Krusial dalam proses pencarian kerja, kata Arya, adalah soal membangun Gambaran positif diri sendiri atau personal branding.
Arya memberi kiat membangun personal branding contohnya dengan mencantumkan pengalaman organisasi atau kegiatan yang berkaitan dengan industri gaming pada Arsip daftar riwayat hidup (curriculum vitae/CV).
“Berhubungan juga dengan rekan-rekan sejawat, cari koneksi, setelah itu baru Kawan-Kawan Pandai cari pekerjaan yang diinginkan dengan Surat keterangan dari koneksi-koneksi itu,” ucap Arya.