Hacker Bobol Perusahaan Induk Game FIFA

Hacker bobol perusahaan induk game FIFA, Electronic Arts, dan mencuri sejumlah kode sumber game di tempat itu.


Jakarta, Jagatgame Indonesia

Peretas telah menerobos sistem Electronic Arts (EA), salah satu publisher video game terbesar seperti FIFA dan mencuri sumber kode yang digunakan oleh perusahaan gim itu.

Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara EA, Kamis (10/6). Sumber data itu lantas dijual di Perhimpunan online. Tetapi, ia menyebut peretasan ini tak membocorkan data pengguna. Meski demikian, peretasan ini Dapat mengganggu bisnis EA.

“Kami melakukan penyelidikan atas peretasan yang terjadi di jaringan kami yang menyebabkan sejumlah sumber kode game dan perangkat terkait dicuri,” Terang juru bicara EA.


See also  Tengah, Streamer Perrikaryal Taklukkan Bos Elden Ring Shadow of Erdtree dengan Otak

“Bukan Eksis data pengguna yang bocor dan kami percaya Bukan berisiko terhadap privasi para pemain,” lanjutnya, seperti dikutip Jagatgame

Selain itu, EA menyebut telah melakukan peningkatan keamanan dan berharap insiden ini Bukan memengaruhi game dan bisnis mereka. EA menyebut telah melaporkan ke pihak berwenang Kepada penyelidikan lebih lanjut.

Di Perhimpunan itu peretas mengklaim Mempunyai data 780 GB dari EA. Data sebanyak itu berisi kode sumber Kepada Frostbite yang merupakan mesin game Kepada menjalankan FIFA, Madden, Battlefield, dan berbagai game lain.

Peretas menyebut Dapat mengeksploitasi layanan EA lain. Mereka juga mengklaim telah mencuri perangkat pengembangan software Kepada FIFA 21 dan kode server Kepada mencocokkan pemain Kepada FIFA 22.

See also  Resident Evil 9 Berpeluang Hadirkan Monster Baru

Menurut Brett Callow, Ahli keamanan siber dan analis ancaman dari Emsisoft menyebut kehilangan sumber kode Dapat menjadi masalah Kepada bisnis EA.

“Kode sumber secara teoritis Dapat disalin oleh pengembang lain atau digunakan Kepada Membikin kecurangan dalam permainan,” jelasnya.

“Peretas dapat menyisir kode, mengidentifikasi kelemahan yang lebih dalam Kepada dieksploitasi, dan menjual kode sebelumnya di dark web Kepada Membikin malware,” tutur Ekram Ahmed, juru bicara keamanan siber Check Point.

(eks/eks)

[Gambas:Video CNN]