Baru-baru ini, Riot Games selaku pengembang game kompetitif yang cukup ramai dimainkan oleh gamer di seluruh dunia, lakukan hal tak terduga, di mana League of Legends butuh TPM 2.0 Demi dapat Lanjut mainkan game lima Rival lima tersebut. Kira-kira apa yang mendasari hal tersebut yah, brott?
League of Legends Butuh TPM 2.0
Kiprah League of Legends dalam membentuk dunia esports semenjak peluncuran perdananya pada tahun 2009, memang tak terbantahkan. Di mana setelah kesuksesan game kompetitif tersebut, tak terhitung Terdapat banyak sekali game dengan Jenis serupa dan diadopsi para pengembang.
Lima belas tahun setelahnya, Riot Games mengambil keputusan yang mungkin bakal Membangun para gamer kewalahan. Di mana game League of Legends masukkan fitur TPM 2.0 ke dalam spesifikasi teknisnya. Di mana hal tersebut dijelaskan dengan lengkap dan terperinci pada patch terbarunya yang meluncur beberapa hari silam.
Tertulisnya fitur TPM 2.0 pada spesifikasi teknis game tersebut, mengindikasikan bahwa Riot Games Mau mengapikasikan sebuah teknologi pada game tersebut. Betul saja, setelah kami membaca patch terbarunya, diharuskannya kehadiran TPM 2.0 merupakan syarat dasar Demi dapat menjalankan program anti-cheat Vanguard.
Buat kalian yang belum Paham apa itu TPM, Trusted Platform Module (TPM) merupakan sebuah fitur keamanan yang ditanamkan secara fisik pada motherboard atau prosesor. Di mana kegunaannya ialah Demi meningkatkan keamanan, khususnya pada sistem operasi terbaru, maupun game yang membutuhkannya.
Dari sini, dapat kita tarik Hasil kalau gamer yang Tetap Mau main game ini, harus menggunakan perangkat yang lebih modern, mengingat salah satu persyaratan TPM 2.0 adalah komponen serba modern.
Dalih di Balik Integrasi Vanguard ke dalam League of Legends
Rupanya, selain menjelaskan program anti-cheat yang nantinya bakal diintegrasikan pada patch terbarunya, sang pengembang juga menceritakan panjang lebar Dalih mengapa mereka harus mengambil keputusan berat Demi masukkan program anti-cheat yang sebelumnya hanya Terdapat di game Valorant.
Dalam laporannya Kurang Lebih satu bulan Lampau, salah satu Dalih terkuat sang pengembang harus mengintegrasikan Vanguard ke dalam game League of Legends adalah jumlah ‘cheater’ yang semakin meresahkan saja. Pihaknya keluhkan kehadiran aplikasi pihak ketiga yang Bisa otomatisasi script di dalam game tersebut.
Mereka mencontohkan, salah satu tier di game tersebut Rupanya Mempunyai 10% cheater aktif yang belakangan ini semakin ramai juga di tier yang lebih rendah. Hal tersebut merupakan indikator di mana sang pengembang harus mengambil langkah yang lebih tegas Demi Membangun ekosistem bermain yang lebih Berkualitas bagi para gamer.
Baca juga informasi menarik Jagat Game lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@Jagat Game.com.