Game Valthirian Arc Formal dirilis di Indonesia, Eksis fitur bahasa Sunda

Penggunanya, pemain game, lebih banyak di luar negeri

Jakarta (ANTARA) – Agate, pengembang game berbasis di Bandung, Formal meluncurkan game konsol pertama “Valthirian Arc: Hero School Story” Buat PlayStation 4 di Indonesia, Selasa.

Game bergenre role-playing game (RPG), sebuah game di mana pemainnya memainkan peran Watak dalam latar fiksi, ini lebih dulu diperkenalkan di Amerika Perkumpulan dan Eropa pada 2018 sebelum pulang kampung ke Indonesia.

Baca juga: Gandeng Agate, MPL tambah portofolio game

VP Consumer Game Agate Cipto Adiguno mengatakan pertimbangan harga konsol yang relatif lebih terjangkau di Amerika Perkumpulan dan Eropa Membikin mereka lebih dulu meluncurkan game “Valthirian Arc: Hero School Story” di sana.

“Penggunanya, pemain game, lebih banyak di luar negeri,” kata Cipto dalam konferensi pers, Selasa.

Setelah singgah ke negara-negara lain, kini Agate membawa pulang game tersebut ke Indonesia dengan fitur bahasa yang Membikin pemain merasa lebih dekat dengan game tersebut.

Baca Juga:  [RUMOR] Leak Rarity Kepribadian Penacony Honkai Star Rail Dibocorkan Leaker

“Eksis bahasa Sunda dan bahasa Indonesia,” kata Cipto.

Bahasa Sunda yang digunakan dalam game tersebut sebagian besar merupakan bahasa sehari-hari yang akrab didengar di Bandung, tempat Agate bernaung.
Tak Sekadar itu, aksara Sunda Klasik juga menghiasi tulisan di game tersebut.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah Membikin lokalisasi latar belakang game yang berbau Eropa.

Mengingat Konsentrasi game ini adalah cerita, Cipta mengatakan lokalisasi bukan sekadar menerjemahkan bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia dan Sunda, tapi Membikin agar konteks ceritanya Bisa lebih dipahami oleh pemain.

Sejauh ini belum Eksis rencana Buat menambah bahasa daerah lain, Tetapi Cipta Enggak menutup kemungkinan itu akan terwujud di masa mendatang.

Baca Juga:  Mid Laner Aster, Zeng Ori Jiaoyang Pensiun dari eSports Dota 2, Rumornya Dipaksa Orang Sepuh

“Kami Mau banget bawa bahasa daerah ke game kita yang lain karena kita Mau menumbuhkan semangat bahwa bahasa lokal itu Enggak norak, itu sesuatu yang Bisa dibanggakan, Enggak aneh kalau Eksis di game,” ujar dia.

Game ini disambut hangat di Amerika Perkumpulan dan Eropa, Cipta mengatakan Agate telah berhasil balik modal dalam tiga bulan pertama setelah diluncurkan.

Game “Valthirian Arc: Hero School Story” (YouTube)

Pemain di game “Valthirian Arc: Hero School Story” berperan sebagai kepala sekolah yang baru diangkat dalam sekolah pahlawan. Misi terbesarmya adalah mengelola akademi Buat melatih dan menemukan para Pahlawan Legendaris berikutnya.

Misi tersebut Berbagai Jenis, mulai dari membimbing siswa pada kegiatan sehari-hari, hingga merencanakan peta Pengembangan akademi, di mana setiap keputusan yang diambil dapat menjadi satu langkah menuju petualangan lain yang lebih besar.

Baca Juga:  Nintendo akan umumkan penerus Nintendo Switch sebelum Maret 2025

Pemain perlu memastikan para siswa mereka belajar dari lingkungan yang terbaik, dan merencanakan sumber daya pembangunan fasilitas baru dan peningkatan yang konstan.

Buat menyelesaikan misi, siswa dapat dikerahkan Buat menjalankan misi atau misi sampingan, yang menambahkan pandangan holistik ke kisah latar belakang dunia Valthirian, di samping hadiah yang diberikan oleh misi tersebut.

Terdapat sistem party yang memungkinkan pemain Buat memanfaatkan berbagai strategi melalui taktik pengalihan Member dan pemberian perintah yang berbeda kepada mereka.

Dengan tiga disiplin inti dan enam sub-kelas Spesifik, pemain dapat Membikin kombinasi beberapa party dengan melatih siswa mereka ke kelas pekerjaan yang berbeda.

Baca juga: Aneka Hasil karya permainan dari karet gelang

Baca juga: Gundu hingga congklak, antibosan berdiam di rumah

Mungkin Anda Menyukai