Fanatisme Terhadap Eksklusifitas – Bentuk Budaya Para Fanboy yang Bukan Sehat

Eksis berbagai strategi yang diterapkan perusahaan Kepada mencapai targetnya, dalam industri video game sendiri, strategi “eksklusifitas” menjadi salah satu Metode yang paling Mujarab. Mungkin banyak dari kalian bertanya-tanya, “mengapa harus Eksis game Spesial pada suatu platform”? Seperti penjelasan kami sebelumnya, hal tersebut Dapat dikatakan sebagai strategi Kepada menggaet pasar para Pemain secara segmented.

Hal tersebut umumnya diimplementasikan para perusahaan dari suatu platform, sebut saja seperti PlayStation, Xbox, Nintendo, dan PC. Pada ranah PC sendiri pun eksklusifitasnya pun sudah mulai debedakan Kembali melalui platform penjualannya, mulai dari Steam, GOG, Epic Game Store, dan Tetap banyak Kembali. Pada dasarnya, strategi penerapan eksklusifitas ini digunakan Kepada menggaet para Pemain agar memakai atau membeli suatu console atau platform yang memuat konten Spesial.

Rata-rata, game Spesial biasanya punya kualitas tinggi yang dapat memuaskan para gamer, sebagai Teladan dalam hal ini, Sony PlayStation dan Nintendo punya banyak judul Spesial yang jarang mengecewakan para pemainnya. Hal tersebut tentunya semakin menumbuhkan rasa “percaya” para gamer kepada para perusahaan yang menerapkan eksklusifitas tersebut.

Hasil gambar untuk novena generacion de consolas

Tetapi sayangnya, rasa kepercayaan tersebut sering kali menimbulkan Dampak yang berlebihan dikalangan para gamer yang kurang “dewasa”. Banyak diantara para gamer tersebut yang kini Malah dibutakan fanatisme terhadap eksklusifitas pada suatu platform. Hal tersebut sering kali Membangun para “fanboy” tersebut lebih “tertutup” dan enggan menerima produk lain yang tak muncul di platform yang mereka gunakan.

READ  AutoChess: Jenis Kuda Hitam di Tahun 2019

Apabila dilihat melalui berbagai Perhimpunan sosial media, perang eksklusifitas yang dikobarkan para fanboy dari masing-masing platform Tetap saja membara kuat. Para fanboy tersebut selalu memberikan argumen bahwa platform yang mereka gunakan merupakan yang terbaik (meski sebagian besar diantaranya belum pernah mencicipi platform lain selain yang digunakan Demi ini).

Hasil gambar untuk pc master race

Mengambil Teladan kasus terbaru, seorang fanboy keras platform PS4 bahkan langsung membanting PCnya ketika “mantan” game Spesial PS4 – Horizon Zero Dawn diumumkan tak Kembali Spesial dan menuju PC. Gamer bernama @THEAP99 tersebut merasa kecewa kepada sang developer – Guerilla Games, karena game Spesial kesayangannya di PS4 akan juga dapat segera dinikmati melalui platform lain.

Memang Demi ini Eksis beberapa game Spesial PS4 yang telah atau akan dirilis di platform lain, seperti Detroit Beocme Human dan dan Death Stranding. Lantas, apakah ini salah Sony yang telah menghianati kepercayaan para fans terkait game eksklusifnya? Kami rasa Bukan juga, sebelum diumumkan rilis di platform lain, beberapa game yang telah kami sebutkan tadi tetap pernah menyandang kata Spesial di satu platform saja, meskipun itu hanya bersifat “timed exclusive”

READ  Esport Ability Indonesia, Melawan Keterbatasan Kepada Berprestasi di Bidang Esports

Selain itu, kasus lain yang juga tak kalah besar adalah gerakan para pecinta portal Steam yang menentang keras eksistensi portal Epic Game Store. Gerakan para fanboy Steam tersebut adalah memboikot seluruh produk yang dijual di EGS. Argumen para fanboy Steam melakukan hal tersebut adalah, karena Epic Games menjalin kerjasama dengan para publisher agar merilis game mereka di PC secara Spesial di portal penjualan EGS saja.

Hasil gambar untuk steam epic game store

Tentunya Menyaksikan banyak kasus fanatisme seperti beberapa yang telah kami bahas diatas menunjukan bahwa banyak para fanboy Tetap belum cukup dewasa dalam menyikapi strategi eksklusifitas para perusahaan. Tentunya ini Segala bukan salah perusahaan yang menerapkan strategi tersebut, Tetapi para gamer yang Tetap Bukan Dapat menerima perbedaan sudut pandang.

READ  Kenapa Sih Kita Harus Memaklumi Rockstar yang "Gak Sengaja" Bawa GTA V ke PS5

Kami sendiri merasa bahwa budaya fanatisme terhadap eksklusifitas di kalangan masing-masing fanboy ini harus segera dihentikan. Sikap “toxic” tersebut secara tak langsung tentunya juga mencederai industri video game itu sendiri. Sebagai gamer, tentu kita Segala Mempunyai hoby yang sama, melepas penat dunia Konkret dengan sejenak masuk ke dunia game. Jadi, berhentilah berdebat, kita Segala mencintai industri video game yang sama.

Semestinya kita Segala Dapat lebih saling menghargai meskipun bermain di platform berbeda, punya selera yang berbeda, dan punya sudut pandang berbeda pula. Anjlok hati pada suatu platform yang menawarkan konten eksklusifitas keren itu boleh saja, asal Bukan berlebihan dan merugikan orang lain. Teringat kata Patrick Star, “Pemujaan yang berlebihan itu Bukan sehat……..ayo Jeffrey………..”.

Hasil gambar untuk hero worship is unhealthy


Baca juga Informasi atau artikel menarik lainnya dari Author.

Contact: erenhartd@Jagat Game.com