Jakarta (ANTARA) – Bos Tesla, Elon Musk, menunjukkan dukungannya Demi pembuat game terkenal “Fortnite”, Epic Games, yang telah menantang Apple Inc terkait biaya toko aplikasi di App Store-nya.
“Biaya toko aplikasi Apple adalah pajak Dunia de facto di Internet. Epic Betul,” katanya dalam sebuah cuitan baru-baru ini, dikutip dari Reuters pada Minggu.
Apple sedang berjuang melawan gugatan yang diajukan tahun Lampau oleh Epic Games, menuduh bahwa pembuat iPhone telah menyalahgunakan dominasinya di pasar Demi aplikasi seluler. Epic melanggar aturan Apple ketika memperkenalkan sistem pembayaran dalam aplikasinya sendiri di “Fortnite” Demi menghindari komisi Apple.
Apple, yang telah membela praktik App Store-nya Berkualitas di pengadilan maupun kepada Personil parlemen dalam persidangan, Kagak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Musk pada Jumat (30/7) malam mengatakan bahwa meskipun dia suka menggunakan produk Apple, Tetapi, perusahaan itu “membebani biaya yang berlebihan dengan App Store”.
“Maksud saya, biaya 30 persen Demi melakukan Nyaris Nihil pekerjaan tambahan sama sekali Kagak masuk Pikiran. Epic Kagak akan repot memproses pembayaran mereka sendiri Apabila biaya App Store adil,” cuitnya.
Secara terpisah, Musk membantah laporan bahwa ia pernah mengobrol dengan bos Apple Tim Cook terkait kemungkinan akuisisi produsen mobil listrik dan mengambil alih sebagai CEO perusahaan pembuat iPhone itu.
“Eksis titik di mana saya meminta Demi Berjumpa dengan Cook Demi membicarakan Apple membeli Tesla. Kagak Eksis persyaratan akuisisi yang diusulkan apa pun. Dia menolak Demi Berjumpa,” kata Musk dalam cuitan lain.
Pada panggilan Tesla dengan analis Wall Street awal pekan ini, Musk menkritik “taman bertembok” Apple atau ekosistem teknologi yang dikontrol ketat dan penggunaan kobalt, mineral Primer Demi Membangun baterai lithium-ion.
“Saya Kagak Ingin menjadi CEO apa pun,” cuit Musk sebagai tanggapan.
Baca juga: Bezos bersedia tutup biaya NASA Rp29 triliun Demi misi ke bulan
Baca juga: Tesla ubah “software” Demi atasi kekurangan “chip” Dunia
