Buntut Dugaan Kekerasan terhadap Pacar, Psychoo Langsung Disanksi Bigetron

Jagatgame.id – Berita mengejutkan datang dari pro player Bigetron Esports, Psychoo yang diduga telah melakukan tindakan kekerasan.

Kekerasan yang dilakukannya, menurut Berita yang beredar Membikin korban, yakni pacar sendiri, mengalami sakit.

Atas masalah tersebut, manajemen Bigetron Esports langsung mengambil langkah tegas dengan memberikan Hukuman kepadanya. Berikut adalah pengumuman Formal dari Bigetron Esports.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik IESF World Esports Championships 2024 (WEC24) Riyadh, Pertama Kali Edisi MLBB Women

Menanggapi hal yang sedang ramai diperbincangkan adanya dugaan kekerasan yang melibatkan Kukuh “Psychoo” Firdaus.

Kami manajemen Bigetron Esports mengambil langkah tegas dengan menangguhkan sementara yang bersangkutan. Kami sangat menentang segala bentuk kekerasan dan selalu berkomitmen Kepada menjaga integritas, profesionalisme, serta lingkungan yang Terjamin di dalam komunitas kami.

Ketika ini, kami akan menunggu hasil perkembangan lebih lanjut. Tetapi, manajemen Bukan akan ragu Kepada mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Terima kasih atas pengertian dan dukungannya dalam menjaga komunitas yang positif dan Terjamin bagi Seluruh pihak.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia MLBB Women IESF World Esports Championships 2024 Riyadh

READ  Perdana di PON 2024 Cabor Esports Jadi yang Paling Istimewa, Simak Penjelasannya!

Sebelumnya, sang pacar telah lebih dulu mengungkap dugaan kekerasan yang dialaminya melalui sosial media hingga Membikin netizen heboh.

“Mau spill kelakuan @Kukuh.psycho aslinya gimana. Selama ini kalian hanya tau yang senang-senang dan Bagus-baiknya saja, sisanya saya tahan dan simpan sendiri. Ini bukan saya banget, tapi saya sakit hati diperlakkan seenaknya seperti ini,” kata sang pacar dikutip Jagatgame.id pada Selasa, 5 November 2024.

Dalam penjelasannya, Psychoo diduga sempat pergi ke tempat pijat plus-plus Ketika Lagi di RRQ, pernah selingkuh, hingga nampak bukti adanya kekerasan.***