Menarik memang apabila kita Menyaksikan perkembangan Jenis battle royale yang banyak orang ketahui dipopulerkan oleh PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG. Tetapi, baru akhir-akhir ini developer game yang dibuat berdasarkan mod Arma 3 buatan PlayerUnknown sendiri tersebut, kebakaran jenggot karena kalah Bertanding dengan kompetitornya, Fortnite Battle Royale. Kekalahan tersebut terbukti dengan menurunnya playerbase yang dimilikinya selama beberapa bulan mulai bulan Februari.
Tak dapat dipungkiri, kedua game tersebut memang Mempunyai nama besar di balik genrenya. Tetapi harus diakui, bahwa Fortnite memang terlihat yang lebih menarik, ikonik, dan terpoles dengan rapi dibanding PUBG. Terlebih, game racikan Epic Games tersebut merupakan game free-to-play, yang mungkin menjadi Unsur keberhasilan dalam “memenangkan” persaingan di antara keduanya.
Meski keduanya miliki visi yang sama, sepertinya Bluehole selaku developer Bukan sejalan dengan Epic Games. Mereka Malah menuntut Fortnite atas pelanggaran hak cipta. Engkau tentu ingat bukan atas kekhawatiran mereka akan plagiarisme, Demi Fortnite Battle Royale diumumkan Lepas 22 September 2017 yang Lampau? Terlebih Demi Epic Games mengatakan bahwa mode tersebut terinspirasi dari PUBG. Pernyataan Epic tersebut Membangun Bluehole “mengamuk” karena seolah mereka tak pernah mendiskusikannya dengan “developer yang jadi Swasta” Jenis tersebut. Aneh memang karena baru pertamakali dalam sejarah, saya menemukan developer yang “dinotice” idenya oleh salah satu developer video game terbesar di dunia komplain. Mereka bahkan mengancam akan melakukan tindakan Absah Kalau ditemukan kesamaan di antara keduanya.
Mod Arma 3 yang akhirnya jadi game terpisah bernama PlayerUnkown's Battlegrounds
Tapi, bukankah selama ini industri video game berkembang dengan mengcopy dasar gameplay dari Jenis yang Demi itu Terkenal dan mengembangkannya dengan caranya sendiri? Penuntutan Bluehole terhadap Epic Games atas pelanggaran hak cipta, secara tak langsung memperburuk Imej PUBG sendiri karena “kalah” dalam persaingan.
Kalau Engkau bandingkan Bagus-Bagus antara PUBG dan Fortnite, maka terlihat Fortnite hanya “mengcopy” dasar genrenya saja. Sementara aset yang mereka miliki mulai dari User Interface, senjata, bangunan, Kepribadian, hingga gameplay berbeda satu sama lain.
Sejatinya, dasar Jenis takkan Pandai dimiliki oleh siapapun, Engkau ngga Pandai bilang kalo konsep battle royale 100 orang yang lakukan terjun payung dari obyek terbang dan melakukan pertempuran Kepada bertahan hidup Tamat akhir itu punyamu. Terlebih, konsep tersebut merupakan hasil karya orang lain, yakni dari novel Battle Royale karya Koushun Takami. Hal yang sama juga berlaku pada beberapa game yang populerkan mekanisme gameplay dasar sebuah video game.
Tentunya hal ini akan berbanding terbalik apabila Epic Games Rupanya mencuri beberapa aset yang mereka miliki, Tetapi beruntungnya Bukan. Mereka Membangun semuanya sendiri. Sementara PUBG miliki aset Biasa yang universal dan Pandai digunakan oleh siapapun. Simplenya, mereka Bukan miliki identitas Aneh layaknya Fortnite. Bahkan “Unsur X” seperti senjata wajan penggorengan yang sebelumnya pernah disebutkan jadi polemik antara beberapa game plagiat PUBG yakni Knives Out dan Rules of Survival, sebenarnya juga telah Terdapat di game lain seperti Left 4 Dead. Hal ini secara tak langsung tunjukkan bahwa penuntutan Bluehole sama seperti bunuh diri karena “Unsur X” tersebut Bukan Terdapat. Apa yang mau mereka tuntut? Gameplay dasar yang sama? Asetnya? Mereka seolah layaknya anak kecil yang kalah dalam sebuah permainan, kemudian melaporkan ke orang tuanya agar dibela atas sesuatu yang tak dimilikinya secara Tertentu.
Dari pada buang-buang waktu dan Doku Kepada menuntut Epic, bukannya lebih Bagus Kalau mereka meningkatkan PUBG agar lebih Aneh, ikonik, dan Pandai Bertanding secara sehat? Lagipula, penurunan playernya Demi ini menurut saya juga takkan memberikan kerugian yang cukup signifikan bagi Bluehole. Tetap banyak waktu bagi mereka Kepada kembali menarik para fansnya. Kejadian ini secara tak langsung menunjukkan hukum rimba dunia kreatif yang sesungguhnya. Kalau Engkau tak mau berkembang, berinovasi, dan tetap bertahan di Area nyaman, maka Engkau akan tertinggal oleh kompetitormu, dan pada akhirnya Tewas dimakan waktu. Tak Terdapat Metode singkat dengan menjatuhkan dan menuntut perusahaan lain demi memonopoli karya kreatifmu, yang mungkin sebenarnya sudah ketinggalan Era.
Hingga Demi ini memang belum Jernih tuntutan apa yang mereka layangkan ke Epic Games selain “kemiripan”. Tetapi Kalau nantinya (semoga Bukan) Bluehole memenangkan tuntutannya ke Epic Games atas pelanggaran hak cipta berkat Jenis dan konten yang dimiliki sama, maka Absah-Absah saja dong apabila nanti Electronic Arts menuntut PUBG atas hak cipta red dot sight di gamenya di masa mendatang?
Too Human merupakan salah satu karya Silicon Knights yang mereka permasalahkan pada Epic Games dari sisi teknologi.
Epic Games memang tak menunjukkan reaksi apapun menghadapi kasus tersebut. Mereka telah berpengalaman menghadapi kasus yang serupa, sebut saja kasus penuntutan anak berumur 14 tahun karena ia menggunakan cheat di Fortnite yang akhirnya dimenangkan oleh Epic. Kasus lainnya adalah penuntutan developer Silicon Knight atas Epic Games, karena mereka Bukan memberikan teknologi Unreal Engine 3 yang dijanjikan Kepada Membangun Too Human. Silicon kemudian Membangun game engine baru Kepada mengatasinya. Tetapi sayang, mereka kepergok Epic Games karena menggunakan kode Unreal Engine di dalamnya. Epic kemudian kembali menuntut mereka dan memenangkannya. Silicon yang kalah akhirnya menghancurkan Segala game Unreal Engine 3 yang belum terjual.
Kalau dilihat dari kedua kasus di atas, nampaknya sudah Jernih Epic Games bukan perusahaan sembarangan yang Pandai diajak berantem di meja hijau. Jadi, Bluehole dan PUBG Corp sepertinya harus siap Kepada menerima Segala konsekuensinya, termasuk hak pencabutan Unreal Engine 4 yang kini sedang mereka gunakan. Bagaimana menurutmu? Apakah gugatan Bluehole Bukan masuk Pikiran? Atau Engkau punya Argumen lain?