Asosiasi sarankan kreator lokal ciptakan game berkonsep “multi-player”

Dapat juga berbagi keseruan

Jakarta (ANTARA) – Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI), Cipto Adiguno menyarankan para kreator game mobile agar menciptakan permainan digital berkonsep komunitas, atau yang melibatkan banyak pemain (multi-player) sehingga dapat menjangkau market yang lebih luas di Indonesia.

“Jadi bukan hanya karena game yang bagus, tapi juga karena Kolega mereka main game yang sama, makanya mereka Dapat ngobrol bareng, atau main game bareng di kafe, tempat nongkrong, sekolah atau universitas”, ujar Cipto Begitu dihubungi ANTARA dari Jakarta, Selasa.

“Ciri game yang Terkenal itu adalah game yang memungkinkan penggunanya Kepada berkomunitas. Enggak harus selalu Dapat main bareng, Dapat juga berbagi keseruan seperti ngobrol bareng,” kata Cipto.

Ia berpendapat, kreator game lokal kesulitan mendapatkan pemain baru karena belum terbentuknya komunitas dari permainan tersebut. Sehingga, para calon pemain dari game tersebut merasa asing atau Tak Mempunyai Kolega Begitu memainkan game itu.

Baca Juga:  GoPro Hero 12 Black vs GoPro Hero 11 Black: Ini Perbedaannya!

“Kepada game baru, orang akan berpikir ‘ini game apaan sih? Temen-temen engga Terdapat main game ini’. Makanya game lokal kita Lagi sulit berkembang”, kata Cipto.

Kendati demikian, tantangan itu Dapat diatasi Apabila perusahaan pengembang game lokal Mempunyai tim penasaran yang cekatan, didukung Biaya pemasaran yang mencukupi Kepada mengenalkan game baru itu kepada masyarakat. Di sisi lain, urusan pendanaan merupakan momok bagi kreator game lokal yang kerap berhadapan dengan masalah keterbatasan modal.

“Jadi kalau pemerintah Dapat bantu Kepada mengurangi risiko tinggi dan memungkinkan kita mendapat pendapatan yang besar, ya pastinya itu akan sangat bagus”, kata Cipto.

Di Indonesia sendiri, menurut Cipto, sumber daya Insan (SDM) Kepada pengembangan game sudah cukup banyak dan berkualitas, terutama Kepada programmer dan visual designer.

Baca Juga:  Review Vivo S1: Kombinasi Manis Ponsel Stylish

“Yang Lagi kurang itu adalah game designer. Game designer ini bertugas Membangun game jadi lebih interaktif dengan si pengguna. Misal kalau si pengguna menang, maka hadiahnya apa dan berapa banyak. Pengalaman dan keahlian seperti ini hanya Terdapat dalam bidang game”, Jernih Cipto.

Ia menambahkan, industri game lokal Lagi menyesuaikan kebutuhan SDM dengan kebutuhan industri game yang sekarang. “Meski Lagi dalam skala kecil, kami juga sudah membuka pelatihan Kepada mengembangkan SDM Kepada Dapat bekerja dalam industri game”, ujar Cipto.

Agar sebuah game Dapat sukses, lanjut Cipto, dibutuhkan riset dan uji coba. Misal Begitu Mau Membangun game tentang pahlawan, perlu dicari Paham Kepribadian yang disukai masyarakat.

Baca Juga:  Hands On: Tecno Pova 3 Baterai Badak, Performa Galak

“Masyarakat sukanya Kepribadian game yang mirip seperti Insan, atau mirip Gambar bergerak, atau Kepribadian game yang imut-imut. Main game-nya sendiri atau berkelompok. Itu harus dicari Paham dan diuji coba”, ujar Cipto.

Menurut Cipto, hal yang diperlukan agar game lokal dapat Bertanding adalah konsep Kepada menjadikan platform tersebut sebagai bisnis Kepada para pemainnya.

“Agar game Dapat menjadi besar, game jangan hanya dijadikan sebagai tempat berekspresi, tapi jadikan juga sebagai bisnis. Begitu dijadikan bisnis, semakin banyak orang yang Dapat menikmati karya orang tersebut”, tutup Cipto.

Baca juga: Game kripto buatan dalam negeri pacu kreativitas kreator lokal

Baca juga: Turnamen “Jawara Nusantara” dorong perkembangan industri “game” lokal

Mungkin Anda Menyukai