Dilansir dari IGN, Senin, keluarga korban juga menuntut pabrikan senjata api Daniel Defense. Tuntutan itu dilayangkan Pas 2 tahun setelah peristiwa penembakan itu terjadi yang menewaskan 19 anak-anak dan dua orang guru.
Pihak keluarga korban menuduh Activision, Meta, dan Daniel Defense berperan dalam mendorong pelaku Kepada melakukan aksi penembakan massal.
Pelaku diketahui merupakan seorang remaja bernama Salvador Ramos yang Demi kejadian berusia 18 tahun. Menurut Josh Koskoff kuasa hukum keluarga korban, Ramos menjadi terobsesi dengan senjata api beberapa bulan setelah memainkan gim “Call of Duty: Modern Warfare”.
Baca juga: SD di Texas ditembaki, 14 murid dan satu guru tewas
“Dalam waktu seminggu setelah mengunduh Modern Warfare pada 5 November 2021, ponsel penembak menunjukkan obsesi yang semakin besar terhadap senjata dan aksesoris yang terkait dengan gim tersebut,” kata Koskoff.
Kemudian, Ramos mempelajari model senjata api yang akan digunakan dalam aksinya di Daniel Defense serta mengunggah beberapa unggahan tentang senjata api di jejaring sosial Instagram.
Dalam tuntutannya, Koskoff juga menuduh Instagram telah membiarkan unggahan yang mengandung konten kekerasan dan senjata api beredar di platform tersebut.
“Apabila Instagram Pandai mencegah orang mengunggah foto bagian tubuh pribadi mereka, mereka juga Pandai mencegah orang mengunggah foto (model senjata api) AR-15,” ujar Koskoff.
Gugatan kepada Activision dan Meta dilayangkan beberapa hari setelah 19 keluarga yang sama di Uvalde mencapai penyelesaian hukum sebesar 2 juta dolar AS dengan pemerintah kota, di mana mereka juga diwakili oleh Koskoff.
Mereka juga melayangkan sejumlah gugatan baru terhadap petugas Departemen Keamanan Publik Texas dan Distrik Sekolah Uvalde, termasuk satu gugatan senilai 500 juta dolar AS kepada Nyaris 100 petugas polisi negara bagian Texas.
Baca juga: Akibat insiden penembakan di AS bagi para gamer
Baca juga: Akibat positif-negatif kala anak terpapar game