Pernyataan yang Buatmu Enggan Memainkan Video Game

Stereotipe dan Opini merupakan hal yang Niscaya Anda temukan dalam kehidupanmu. Entah dalam pekerjaan, sekolah, maupun hobimu dalam bermain video game. Banyak sekali stereotipe keblinger yang muncul di internet, mulai dari video game yang Dapat menyebabkan kekerasan pada anak, video game yang merusak otak, dan sebagainya.

Tetapi dalam list kali ini kami akan beberkan beberapa pernyataan omong Nihil yang disebut oleh temanmu yang mungkin belum memainkan gamenya dan hanya menonton gameplaynya di YouTube. Mengatakan bahwa gamenya keren atau jelek sesukanya tanpa mencoba memainkan gamenya. Ironisnya, pernyataan mereka yang mungkin saja hanya masalah selera Dapat mencuci otakmu agar Bukan memainkan gamenya. Apa saja pernyataan tersebut? Berikut kami beberkan daftarnya.

Soulsborne dan Game Sejenis adalah Game Susah


Dark Souls, Bloodborne, Sekiro, dan NiOh merupakan salah satu game yang dicap sebagai game susah. Pasalnya Sekalian monster yang harus Anda hadapi bukan monster sembarangan. Membutuhkan kemampuan dan skill dari gamer hardcore Demi Dapat mengalahkannya. Belum Tengah boss yang super susah dengan mekanik tertentu Demi dikalahkan.

Padahal pada kenyataannya, semakin anyar serinya semakin mudah gamenya Kalau dibandingkan seri pertama. Sebut saja Dark Souls 3 yang lebih mudah dimainkan serta Bloodborne yang lebih casual. Sementara Sekiro: Shadows Die Twice sematkan mekanik “break defense” agar Anda mudah membunuh Sekalian musuhmu. Meskipun pada kenyataannya gamenya memang kembali hadirkan tingkat kesulitan yang sangat menantang.


Sekalian mekanik “sulit” tersebut merupakan adaptasi dari beberapa game arcade atau ding-dong yang memang Dapat dibilang Bukan mudah dimainkan. Kalau Anda pernah memainkan game arcade maka Anda akan merasakan bagaimana susahnya Demi menyelesaikan satu level saja. Sama seperti game di atas. Tetapi, hal tersebut bukan berarti gamenya Bukan Dapat Demi diselesaikan. Dengan latihan yang cukup dan kesabaran Anda akan Dapat menamatkannya. Bahkan kru kami yang hanya dalam kehidupannya kebanyakan memainkan game mobile saja Dapat menamatkan Sekiro seorang diri disaksikan banyak sekali kru Jagat Game yang lain, masa Anda Bukan Dapat?

Baca Juga:  [OPINI] Resident Evil Dead Aim: Seri yang (Lebih) Layak Dapatkan Remake?

Death Stranding adalah Walking Simulator


Setelah mengalami masa-masa sulit, Hideo Kojima akhirnya dapatkan Donasi dari Sony Interactive Entertainment Demi mendirikan kembali Kojima Productions. Mereka kemudian Membangun game pertamanya yakni Death Stranding. Sebuah game yang secara gamblang membuatmu menjadi seorang kurir yang mengantarkan barang ke tempat-tempat tertentu. Singkatnya orang-orang menyebutnya sebagai “Walking Simulator”.

Tetapi pada kenyataannya otak Kojima merupakan Penyimpanan kreativitas tanpa batas yang miliki banyak sekali ide sempurna tentang Death Stranding. Banyak sekali hal yang Dapat digali lebih dari sekedar “walking simulator”. Mereka yang asumsikan gamenya dengan julukan tersebut kemungkinan hanya memainkan gamenya selama beberapa jam atau Bukan memainkannya sama sekali. Selain itu, mana Terdapat game “walking simulator” tapi Terdapat adegan yang mungkinkanmu naik motor di pertengahan game?

Apex, Overwatch, dan Game Sejenis Deadgame


Pernyataan Deadgame merupakan pernyataan yang sangat sering saya dengar dan baca di beberapa Lembaga internet oleh para “gamer”. Deadgame adalah istilah Spesial Demi game online/multiplayer kompetitif yang Senyap Pemain. Saking sepinya, Anda akan membutuhkan waktu matchmaking yang super Panjang lebih dari 15 menit atau 1 jam sebelum memainkannya.

Dari banyaknya game, saya sering membaca bahwa Apex Legends maupun Overwatch adalah salah satu deadgame. Pernyataan tersebut tentu sontak akan buatmu tak Mau atau enggan memainkannya. Padahal pada kenyataannya populasi Apex Legends dan Overwatch Tetap banyak. Ya, mungkin Anda akan menunggu Sekeliling 1-5 menit Demi Overwatch karena matchmaking kini dibatasi sesuai role Bagus tank, dps, dan healer. Tetapi tak menutup Fakta bahwa Tetap banyak yang memainkan gamenya.


Kemungkinan mereka yang menyebut gamenya deadgame adalah orang-orang yang sudah Jenuh dengan gamenya, Kawan-temannya Bukan memainkannya, atau hanya orang-orang kurang jati diri yang hanya ikut kata orang saja Demi memainkan game tertentu.

Minecraft Game Bocah


Kalau Anda pernah memainkan mainan bongkar pasang anak-anak yang kini lebih dikenal sebagai Lego (meskipun ini adalah nama merk dan bukan nama mainannya), maka tak heran apabila Minecraft disebut sebagai game bocah. Hal ini karena konsep dasar Minecraft kurang lebih mirip dengan Lego, Tetapi dalam bentuk digital. Anda Dapat membangun dan Membangun apapun dalam gamenya. Mulai dari bangunan yang sudah Terdapat atau Membangun hasil karyamu sendiri.

Baca Juga:  Ukuran Saints Row the Third Remastered Kepada Xbox One 6x Lipat Aslinya

Mungkin Opini tersebut disebut oleh mereka yang “dewasa”. Dengan kata lain, orang yang telah mencapai kedewasaan merupakan orang yang telah menghapus dan menolak imajinasi anak kecil mereka dan mulai berpikir Fakta. Sebuah pemikiran yang sangat kontradiktif dengan bagaimana Minecraft dipasarkan sebagai game yang kreatif dan imajinatif.

https://www.youtube.com/watch?v=zXLATYq9vw8


Padahal berkat imajinasilah Anda Dapat menikmati Tembang-Tembang super keren, teknologi super canggih, maupun game yang mungkin tak terpikirkan olehmu hingga detik ini.

Pada kenyataannya Minecraft adalah game yang memang dibuat Demi Sekalian umur dengan segala kemungkinan yang Terdapat. Tentunya Sekalian tergantung kreatifitas dan imajinasimu. Dan saya Bukan Dapat Menonton secara gamblang bagaimana Minecraft hanya didesain sebagai game yang diperuntukkan Demi bocah.

Sekalian Game Battle Royale Sama Saja


Battle Royale sebenarnya adalah Jenis yang sudah cukup Panjang dikenal Tetapi kita Bukan menyadarinya. Ia diadaptasi dari Gambar hidup dan novel Jepang dengan judul yang sama. Sementara dalam game, konsep tersebut merupakan salah satu varian dari mode Survival. Di mana player akan memainkan sebuah pertandingan dalam aturan Last Man Standing. Konsepnya telah dikenal di beberapa mod yang disematkan pada beberapa game, misalnya saja Minecraft maupun Arma. Kepopulerannya mencuat berkat PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG.

Pada dasarnya, PlayerUnknown atau Brendan Greene hanya menyempurnakan konsepnya agar bekerja dengan Bagus dalam gamenya. Ia memulainya melalui mod H1Z1 yang disempurnakan melalui game buatannya yang kita kenal Tiba sekarang. Sebuah konsep 100 player dalam sebuah map luas yang paksa player bertahan hidup hingga akhir, sembari melakukan looting perlengkapan bertahan hidup dan menghindari circle play area yang Maju mengecil, Demi Membangun permainan menjadi lebih Lekas.

Baca Juga:  [Opini] Seri Shin Megami Tensei Adalah Salah Satu Game JRPG Paling Brutal

Konsep tersebut Membangun banyak orang berasumsi bahwa game setelah PUBG merupakan game yang sama saja. Padahal pada kenyataannya banyak game yang melakukannya dengan berbeda meskipun dasar permainannya sama. Fortnite misalnya yang gabungkan dengan kemampuan membangun benteng dan imajinasi yang Maju berubah setiap seasonnya. Sementara Apex Legends mencoba hadirkan permainan Lekas dengan senjata futuristik dan hero yang miliki kemampuan uniknya.


Meski telah selesai “diperas”, rupanya Infinity Ward hadirkan Call of Duty Warzone dengan konsep inventory simple dan misi di sepanjang map. Membuatnya menjadi salah satu varian baru yang belum pernah Terdapat sebelumnya.

Sekalian Game MMORPG Konsentrasi Pada Grinding


MMORPG merupakan Jenis di mana Anda akan memainkan game RPG dengan ceritanya yang Istimewa dengan jutaan player lain. Tetapi Jenis yang dipopulerkan oleh beberapa game buatan Korea Selatan dan Amerika ini asumsikan banyak orang berpikir bahwa konsep grinding XP Demi meningkatkan levelmu menjadi mekanik Penting gamenya.

Padahal pada kenyataannya, Bukan sama sekali. Betul, Anda Dapat mendapatkan XP dari melawan monster, dungeon, atau yang lain. Tetapi dalam MMORPG modern, terdapat banyak sekali Metode Demi mendapatkannya, mulai dari eksplorasi hingga Membangun peralatan.


Grinding bukan jadi Konsentrasi MMORPG, Final Fantasy XIV misalnya yang berimu banyak sekali kenikmatan memainkannya tanpa perlu Konsentrasi pada grinding. Anda Dapat menjadi penempa, pencari material, hingga berbisnis dalam gamenya. Tak melulu Raid, Dungeon, maupun mengalahkan boss. Sementara Albion Online miliki sistem ekonomi yang Dapat berubah setiap Begitu. Anda Dapat memperhatikan bagaimana harga pasar Dapat berubah sesuai dengan kemajuan kota.


Itulah pernyataan yang mungkin buatmu ciut Demi mencoba memainkan sebuah video game. Apakah Terdapat yang kami lewatkan? Atau mungkin Anda sendiri pernah mengalaminya? Cantumkan pengalamanmu di komentar setelah kami membagikan artikelnya di Facebook.