Meski cerita The Last of Us 2 ini berfokus pada Ellie dan Abby, Tetapi dinamika konflik yang terjadi di dunia mereka Bahkan semakin terbuka lebar dan Mempunyai latar belakang ceritanya sendiri. Dari sudut pandang Ellie, mara bahaya yang ia hadapi tiga kali lebih sulit dari Abby. Selain harus bertaruh nyawa melewati kawanan zombi, Ellie juga harus melewati dua Grup yang sedang berperang; Mereka adalah Scars dan Wolf. Pada kesempatan di artikel kali ini, Kita akan membahas sejumlah informasi mengenai salah satu Grup yang dimaksud.
Keep on reading.
Ketika Ellie memutuskan Demi pergi menjalankan misinya sendirian, maka dapat dipastikan tak Eksis satupun Kawasan di Seattle yang memberikan rasa Kondusif bagi dirinya. Setelah lolos dari serbuan sejumlah Stalker, Ellie terjun dari gedung dan terbawa oleh derasnya arus sungai Tiba-Tiba ia tiba di saluran air Dasar tanah. Mujur Ellie menemukan jalan keluar dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah Ngilu melewati sebuah taman rekreasi yang sudah dipenuhi oleh tumbuhan dan pepohonan besar.
Tanpa Ellie sadari, ia sebetulnya sedang memasuki sebuah Kawasan yang dikuasai oleh sebuah Grup misterius nan berbahaya; Mereka adalah Seraphites atau lumrah disebut Scars.
Apabila ingatan Kalian Tetap segar, Scars merupakan sebuah Grup yang lebih mirip dengan sebuah sekte. Tanda anggotanya adalah selalu mengenakan jubah panjang berwarna cokelat dengan hoodie. Mereka pertama kali diperkenalkan melalui trailer sinematik The Last of Us 2 beberapa tahun silam. Di video tersebut, sesosok Perempuan misterius muncul dan mencoba merobek isi perut Abby sebelum terinterupsi oleh kehadiran dua pria yang sedang menyeret seorang gadis muda. Perempuan tersebut, yang terlihat seperti pemimpin grup, melontarkan umpatan ‘apostate’ kepada si gadis muda bernama Yara. Yara, yang merupakan salah satu dari mereka, nampaknya telah membelot atau menyalahi aturan sekte tersebut sehingga ia dihukum secara sadis; sendi lengannya dihancurkan dengan palu. ‘Apostate’ atau murtad adalah Julukan khas masyarakat yang memegang suatu keyakinan dan Scars Jernih adalah mereka yang dimaksud.
Scars merupakan satu dari tiga faksi yang hidup di dunia The Last of Us 2. Intensi Grup tersebut Bukan jauh berbeda dengan gerombolan lain yang Tetap hidup; Mereka membunuh, merampok, memperkosa, memperbudak, dan melakukan tindakan amoral lainnya. Di Era apokalips tersebut tentu saja mengubah bagaimana Langkah Insan hidup secara total. Selain daripada itu, pergeseran moral yang terjadi juga sangat jauh dari yang mungkin kita bayangkan.
SEKTE PRIMITIF; KEPERCAYAAN dan DOGMA ANEHNYA.
Scars sama berbahayanya dengan Grup Wolves ataupun Rattlers. Bedanya, Scars Bukan Mempunyai persenjataan lengkap seperti pada ‘Old World’ layaknya Personil militer atau pemberontak. Mereka menolak Demi menggunakan teknologi sisa dari Era modern dan menganggap hal tersebut adalah sebuah ‘dosa’ besar. Kalau diperhatikan, penjelasan mengenai asal-muasal Grup tersebut juga Aneh.
Sebagaimana dogma suatu kepercayaan, Seraphites tentu saja memilikinya. Mulai dari informasi mengenai Tanda-Tanda, ritual aneh, hingga sosok panutan yang mereka percaya tergambar dengan cukup Jernih di The Last of Us 2. Sekte primitif ini nampaknya sudah terbentuk belum Panjang setelah dunia hancur pasca serangan virus fungus. Tentu saja mereka Eksis bukan tanpa Karena. Ide-ide tentang Religi yang bercampur dengan pengalaman mengerikan paska ‘kiamat’ kecil memungkinkan lahirnya ideologi yang mereka berhasil wujudkan. Hadirnya Scars sangat relevan dengan ‘kiamat’ kecil yang terjadi puluhan tahun silam.
Di setiap Grup, pastilah Mempunyai sosok pemimpin yang dipercaya dapat membawa perubahan. Grup Scars meyakini seorang Perempuan Uzur yang entah berdasarkan Argumen apa dianggap sebagai Sang Nabi atau Mesiah. Mereka sering menguacapkan “May she guide us.” Sebagai tanda penghormatan kepada pemimpinnya tersebut. Ellie atau Abby sayangnya Bukan akan pernah Bersua atau melawan Perempuan misterius tersebut, melainkan ia hanya direpresentasikan dalam bentuk catatan harian, percakapan, ataupun simbol khas Grup mereka yang terbesar di area Seattle.
Tetapi berdasarkan petunjuk di atas, kemungkinan besar sosok Perempuan Kudus tersebut sudah Tewas sebetulnya oleh Karena yang Bukan Niscaya.
Ketika episode Abby, Eksis satu level di mana ia menemukan markas Seraphites di sebuah Nusa besar yang disebut dengan The Haven. Di sana Kita diperlihatkan bahwa kehidupan lain Tetap Eksis Tetapi tersembunyi. Nampaknya mereka telah membangun struktur-struktur tradisional tersebut sudah Panjang. Mdan hanya Pandai dilalui menggunakan Bahtera. Nampaknya, Scars sendiri sangat menghindari penggunaan teknologi modern beberapa Dasa warsa setelah serangan pandemic fungus (kecuali pistol) dan mahir berburu menggunakan panah.
Bagi Scars, orang-orang di luar Grup mereka adalah pendosa. Para pendosa tersebut dianggap semakin banyak dosanya karena menggunakan teknologi dari masa modern. Salah satu dogma khas Seraphites adalah mengucapkan “Set them free.” Sebelum membunuh para musuhnya. Pembersihan dosa tersebut mereka anggap harus menggunakan satu Langkah, Ialah mengadopsi ritual eksekusi. Langkah mereka melakukan eksekusi akan dengan mudah ditemukan. Ellie akan diperlihatkan sejumlah mayat yang digantung pada langit-langit gedung atau pepohonan dengan isi perut yang dikeluarkan begitu saja. Bagi penulis, tindakan mereka tentu saja Bukan jauh dengan Misalnya ritual pemujaan setan beserta penyerahan tumbalnya.
Selain daripada itu, Kalau Kita perhatikan pipi Personil Scars terlihat codet sobekan atau sayatan. Rupanya mendapatkan ‘tanda’ tersebut adalah suatu kewajiban. Hal ini mengindikasikan bahwa Seraphites menjunjung tinggi loyalitas Grup. Ini mengingatkan penulis dengan Grup Konkret seperti Yakuza Jepang yang wajib memotong jari kelingkingnya agar memenuhi syarat bergabung. Mengerikan, bukan?
RIVAL ORGANISASI WOLVES
Keahlian yang dimiliki para Personil Scars juga Bukan Pandai diremehkan. Mereka savant dalam berburu menggunakan panah juga berkomunikasi perang gerilya. Bukan heran Kalau area operasi yang dikuasai sekte satu adalah lingkungan yang lebat akan tanaman dan pepohonan. Karena mereka datang secara berkelompok, maka gerilya adalah strategi yang sama baiknya melawan Scars. Rata-rata dalam satu grup mereka Mempunyai satu atau dua orang pemanah, kemudian dua orang Tengah memegang pistol laras panjang dan palu berukuran besar.
Perseteruan antara Scars dan Wolf nampaknya sudah terjadi sejak Panjang pasca hancurnya dunia. Tetapi, sejarah mengapa keduanya saling berperang satu sama lain Bukan dijelaskan secara eksplisit, melainkan hanya dugaan kuat soal perebutan Kawasan kekuasaan di Seattle.
Tetapi, pada akhirnya Eksis Personil Scars yang akhirnya memutuskan Demi ‘berdamai’ dengan Grup Wolf dan bertualang Berbarengan Tiba beberapa chapter ke depan.
Irit penulis, Seraphites tampil sebagai ancaman baru yang dirasa perlu digali lebih dalam eksistensinya karena Tetap meninggalkan sejumlah pertanyaan. Musuh yang satu ini sangat menarik. Bekas-bekas Grup tersebut yang Tetap hidup mungkin saja akan melahirkan kawanan baru di masa depan seperti Firefly yang berubah menjadi WLF. Semoga Naughty Dog kembali melanjutnya proyek The Last of Us ketiga di masa depan.