[Review] Rage 2 – Shooter Intens, Open-World Hambar

Keberadaan Rage 2 menjadi sesuatu yang Kagak diekspektasi. Dari seluruh game yang telah dirilis oleh studio legendaris Id Software, Rage mungkin menjadi seri game yang paling terlupakan. Berbeda dengan Doom, Quake dan Wolfenstein yang penuh Ciri Spesial dan ikonik, Rage Kagak meninggalkan kesan spesial apapun layaknya game-game yang telah disebutkan sebelumnya.

Apapun pendapatmu akan Rage pertama, game kedua kini telah dirilis dan menjadi kolaborasi dari dua studio Merupakan Id Software sendiri serta Avalanche Studios yang dikenal akan franchise Just Cause mereka. Memadukan keahlian Id Software dalam Aliran FPS serta pengalaman Avalanche Studios dalam meracik open-world penuh ledakan, sebagus apakah Rage 2 ini? Kita lihat saja langsung.


Cerita klise yang sudah Jernih Kagak jadi Pusat perhatian game

Engkau bermain sebagai Walker, Pria atau Perempuan, itu tergantung pilihanmu di awal game. Engkau adalah prajurit Normal yang dimana markasnya diserang oleh Laskar Authority – sebuah organisasi dengan teknologi canggih yang dipimpin oleh Martin Cross yang juga merupakan antagonis dari game pertama.

Dibantai oleh Laskar Authority, Engkau menjadi prajurit ranger terakhir yang Tetap hidup. Kini tugasmu ialah menemui ketiga tokoh Krusial – John Marshall, Antonin Kvasir, dan Loosum Hagar Demi melanjutkan Project Dagger yang sempat dibatalkan dan membalas dendam terhadap Martin Cross Demi menghabisi satu-satunya keluarga yang Walker miliki.

Rage2 Screenshot 2019.05.16 20.39.12.66

Dua paragraf diatas merupakan keseluruhan cerita dari Rage 2. Ya, Terdapat beberapa konflik ini itu yang menghalangi rencanamu berjalan mulus, tetapi terlihat Jernih Kalau aspek cerita bukanlah Pusat perhatian Istimewa dari game ini dan tampaknya kedua developer memang Kagak berusaha Demi tawarkan cerita kelas Bioshock maupun Red Dead Redemption Demi sekuel ini.

Saya tak Terdapat masalah dengan cerita sederhana. Tetapi hal yang paling mengganggu dari kualitas cerita Rage 2 ialah Watak yang Terdapat di game ini sendiri. Tak Terdapat satupun Watak yang memberikan kesan memorable atau bahkan likeable sepanjang game. Semuanya terlihat seakan mencoba sebisa mungkin Demi tampil Unggul dan edgy, tetapi karena eksekusinya yang Jelek, Engkau Bahkan lebih merasa geli Menyantap dialog maupun aksi yang dilakukan tiap Watak Istimewa yang terlibat.

Sebagai Misalnya terbesar, Jendral Cross dibesar-besarkan Demi menjadi sosok antagonis yang Bengis, tak takut Wafat serta sadis, tetapi tak banyak waktu Engkau habiskan Berbarengan Watak tersebut serta sekalinya Bersua, dia selalu dihiasi dengan dialog Jelek serta nama panggilan menggelikan Merupakan “pointless protege” yang Bahkan lebih memberikan kesan menggelikan ketimbang Membangun Pemain tersindir dan panas akan karakternya.

Rage2 Screenshot 2019.05.15 15.29.19.72

Cerita bagus mungkin Kagak harus selalu menjadi keharusan Demi tipe game seperti ini, tetapi eksekusi yang Jelek terkadang memang mengurangi tingkat kepuasan bermain.


Estetika yang lebih Bagus

Rage2 Screenshot 2019.05.15 16.41.32.63

Game pertama menonjolkan kemampuan visual dari engine baru dan bahkan Maju pamerkan kemampuan “mega texture” yang game miliki. Tetapi sayangnya artstyle yang hambar menjadi salah satu kenapa banyak orang melupakan game tersebut.

Baca Juga:  Review Persona 5 Tactica — Phantom Thieves Kembali Beraksi

Avalanche merombak artsyle pada game kedua ini. Ketimbang hadir dengan mood super serius dan penuh coklat, Rage 2 campurkan beberapa Rona dalam dunia post-apocalyptic ala Mad Max mereka. Banyak yang membandingkan game ini dengan Far Cry: New Dawn tetapi Terdapat perbedaan besar antara kedua game. Far Cry: New Dawn miliki artstyle “Rona warni” lebih karena vegetasi di game sedangkan Rage 2 tampil Rona warni lebih dikarenakan objek, visual Dampak serta desain karakternya yang bertema semi-futuristik dan punk.

Secara keseluruhan, visual dari game ini lebih Bagus tak hanya karena teknologi yang lebih modern, tetapi juga estetika yang lebih memanjakan mata ketimbang sekedar kecoklatan pada game sebelumnya.


Gunplay Lekas, brutal, dan penuh adrenalin

Rage2 Screenshot 2019.05.15 15.59.21.17 1

Kalau Terdapat satu hal yang sudah jadi Ciri khas dari Id Software, ia adalah gunplay yang sangat memuaskan. Setelah berhasil Membangun Doom (2015) tetaplah relevan di Era modern Begitu ini dengan berbagai formula baru pada aspek gunplay, Id Software kembali menawarkan sensasi yang sama dengan kumpulan mekanik yang berbeda pada Rage 2.

Bunyi senjata, gerakan yang mulus, kontrol yang Kagak Terdapat masalah, recoil yang pas, dan koleksi arsenal senjata yang bervariasi Membangun gunplay dari Rage 2 mustahil Demi dibenci. Tiap pertempuran dengan musuh seakan menjadi arena unjuk kreatifitasmu dalam memamfaatkan tiap mekanik dan senjata game.

Pada awal game, Engkau hanya dimodali dengan pistol dan rifle yang menjadi senjata standar di tiap FPS. Tetapi semakin Ayal Engkau bermain, Engkau akan temukan berbagai senjata lain seperti pulse gun, revolver yang dapat diledakkan secara manual, rocket launcher, dan bahkan senjata ikonik Doom – BFG 9000. Seluruh senjata ini miliki serangan alternatif masing-masing yang diaktifkan lewat klik kanan atau tombol trigger kanan. Sebagai Misalnya, Shotgun dapat diubah menjadi semacam senjata udara yang dapat pentalkan musuh, rocket launcher dapat dibuat menjadi autolock ketika menggunakan alternate fire, dan Tetap banyak Tengah.

download 5

Selain senjata, Engkau juga miliki opsi Demi menggunakan skil superhuman dari armor ranger yang walker gunakan. Skill mulai dari dash, double jump hingga slam dan vortex hole akan menambah kompleksitas gunplay dan meningkatkan opsi Metode bertarungmu ketika dihadapkan dengan horde musuh.

Tak banyak yang Dapat saya komentari dari aspek gunplay Rage 2. Bahkan Dapat saya katakan game ini tawarkan salah satu sensasi menembak terbaik yang saya rasakan setelah Titanfall dan Doom (2015). Kini saya tak sabar Demi Menyantap segila apa eksekusi Id Software pada Doom Eternal nanti.

Baca Juga:  [REVIEW] GreedFall - RPG Padat Penuh Pesona!

Rage2 Screenshot 2019.05.16 19.15.18.73


Literally wasteland

Rage2 Screenshot 2019.05.21 16.32.46.01

Bermain Rage 2 dari awal Tamat akhir Membangun saya berharap game ini dibuat menjadi game linear seperti Doom maupun Wolfenstein. Kenapa demikian? Karena open-world yang ditawarkan terkesan lebih seperti filler Demi memperlama durasi game ketimbang memberikan pengalaman bermain yang masif.

Open-world dari Rage 2 pada dasarnya mirip dengan formula game Ubisoft. Engkau dikasih dunia luas dengan ratusan aktivitas sampingan tersebar di tiap sudut area map. Tak hanya game ini, Nyaris Sekalian game open-world Begitu ini meniru formula tersebut, tetapi eksekusi tetap menjadi kunci Istimewa dari game semacam ini dan Avalanche Studios gagal Demi melakukannya.

Sedikit ironis Demi mengatakan ini, tetapi dunia open-world dari Rage 2 terkesan sangat Senyap dan membosankan. Meskipun banyak misi dan konflik Secara acak yang terjadi Begitu Engkau bereksplorasi, Engkau akan merasa seperti telah Menyantap Sekalian yang game tawarkan di sesi open-world mereka dalam waktu 1-2 jam pertama bermain.

Singkatnya, open-world dari Rage 2 terlalu monoton dan didesain semata Demi Membangun durasi game lebih Ayal dari Sepatutnya. Mungkin banyak gamer yang harapkan durasi Ayal ketika membeli game full-price, tapi secara pribadi, saya lebih apresiasi game singkat tetapi fun dari awal hingga akhir secara konstan ketimbang game berdurasi Ayal tetapi momen ‘fun’ terpisah-pisah diantara 30 jam penuh dengan aktivitas monoton.

Sayangnya Engkau mau tak mau harus eksplorasi dunia yang Betul-Betul wasteland ini apabila Engkau Ingin dapatkan skill, senjata serta upgrade karena seluruh hal tersebut disebar di berbagai titik di sesi open-world. Apabila Engkau Kagak melakukannya, Engkau ajak terjebak dengan 3 senjata saja dan skill dash. Pada dasarnya Engkau Dapat selesaikan game dengan modal itu saja, tetapi tingkat kepuasan bermain akan berbeda ketika Engkau miliki full-arsenal dengan hanya miliki loadout pemberian game.

Rage2 Screenshot 2019.05.15 15.57.07.39


Boss battle monoton

Rage2 Screenshot 2019.05.16 18.40.50.16 1

Sepanjang game Engkau akan Bersua beberapa bos, tetapi seluruhnya miliki gimmick yang sama. Engkau tembak hingga shield-nya rusak, titik kelemahannya dalam bentuk semacam baterai akan berkilau dan Engkau harus tembaki titik lemah tersebut hingga hancur, lakukan hal tersebut 2-3 kali hingga bos kehabisan darah. Ini ialah satu-satunya bos yang game miliki tetapi diulangi ratusan kali hingga di sesi akhir game.

Secara desain pun, seluruh bos ini terlihat sama Merupakan semacam mutan raksasa dengan Raut yang seakan meleleh. Saya Mengerti Membangun bos dengan gimmick berbeda-beda itu sulit di game shooter, tetapi setidaknya penampilan dan desain mereka dibuat sedikit berbeda satu sama lain.

Nyaris mustahil Demi Kagak tmenepuk jidat ketika mereka tunjukkan bos yang sama tetapi di misi yang berbeda. Tampaknya akan lebih Bagus apabila mereka Menurunkan variasi musuh baru yang lebih Unggul layaknya di Doom ketimbang Maju meng-copy paste bos yang Terdapat seperti ini.

Baca Juga:  Review Persona 5 Strikers — Lebih dari Sekadar Game Musou

Sesi kendaraan yang kurang dimaksimalkan

Rage2 Screenshot 2019.05.15 19.44.13.51

Rage mengambil banyak inspirasi dari Mad Max dan Avalanche sebelumnya telah pernah kembangkan game adaptasi dari Gambar hidup tersebut, sayangnya pengalaman mereka Kagak sepenuhnya ditumpahkan pada game ini.

Aspek kendaraan di Rage 2 terkesan kurang matang. Terdapat banyak kendaraan yang ditawarkan game, tetapi tak banyak Dalih Demi mengendarai mereka selain Demi menuju tempat A ke tempat B. Tak jarang game lemparkan konvoy atau semacam mini boss, tetapi itu saja yang ditawarkan dan dalam beberapa kali Engkau menemuinya, Engkau akan merasa Letih dan mengabaikan eksistensinya secara keseluruhan.


Penuh dengan upgrade Demi perkuat karaktermu

Rage2 Screenshot 2019.05.21 16.36.12.07

Rage 2 penuh dengan opsi upgrade mulai dari upgrade senjata, upgrade skill, upgrade inventory, hingga upgrade tambahan bawaan dair Project Dagger. Semuannya membutuhkan bahan dasar feltrite Demi Membangun tier upgrade, tetapi Demi membuka perk-nya sendiri Engkau akan membutuhkan mod masing-masing. Senjata membutuhkan mod senjata, kendaraan membutuhkan mod kendaraan, dan lain-lain. Untungnya seluruh upgrade ini sifatnya opsional dan Kagak membutuhkan waktu grind yang super Ayal Demi didapatkan.

Dampak dari upgrade ini sendiri Terdapat yang sifatnya masif hinga yang sekedar menambah stat semata. Dari seluruh upgrade yang Terdapat, upgrade senjata menjadi yang paling saya incar. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, saya Betul-Betul menyukai gunplay dari game ini, dan keberadaan upgrade senjata Membangun pola permainan menjadi lebih menarik karena Dampak yang diberikan terkadang sangat besar Demi diabaikan begitu saja.

Rage2 Screenshot 2019.05.21 16.35.34.29

Sayangnya mengakses tiap sub-menu upgrade ini terkadang menjadi tantangan besar. Bukan karena ribet atau tersusun berantakan, tetapi lebih karena kesan laggy atau delay tiap beralih ke layar selanjutnya. Hal ini Membangun mengakses menu upgrade terkadang merasa menjengkelkan khususnya ketika Terdapat banyak upgrade yang Ingin Engkau buka dan tiap upgrade tersebut terpisah di sub-menu masing-masing.


Verdict

Rage2 Screenshot 2019.05.15 21.14.46.96 1

Saya merasa sedikit dilema akan menentukan verdict dari game ini. Di satu sisi saya puas karena gunplay yang ditawarkan ialah salah satu yang terbaik yang modern FPS sekarang tawarkan, tetapi di sisi lain saya juga merasa kecewa akan eksekusi open-world yang membosankan dan suda terkesan monoton dalam waktu beberapa jam bermain.

Tak hanya open-world, game juga gagal memaksimalkan berbagai aspek seperti Watak, car combat, dan juga boss battle. Tetapi meski dengan seluruh kritik negatif ini, sulit Demi menilai Rage 2 sebagai game Jelek karena diluar dari berbagai ketidaksempurnaan yang game miliki, Rage 2 Tetap tawarkan pengalaman bermain yang ‘fun’ Demi seluruh penggemar shooter.

REVIEW SCORE