Jakarta (ANTARA) – Kecanduan game bukan sekadar masalah enteng, tapi sudah Formal dinyatakan sebagai penyakit mutakhir oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun Lampau.
Apa pendapat gamer mengenai pernyataan ini?
Brandon Tan, pemain Pokemon Go yang punya nilai XP (Experience Points) tertinggi di dunia, mengutarakan pendapatnya.
Pria asal Singapura itu mengakui game memang Bisa menjadi candu bila seseorang Tak Mengerti bagaimana bermain dengan Bagus dan mengatur waktu yang Cocok.
Kecanduan game Bisa terjadi bila game dianggap sama rata dengan kebutuhan Istimewa, seperti air dan makanan yang harus dikonsumsi Kepada bertahan hidup.
“Game adalah hiburan,” kata Brandon pada ANTARA sebelum mengikuti turnamen nasional Pokemon Go di Tangerang, Sabtu (22/6), menegaskan posisi game sebagai kebutuhan tersier.
Baca juga: Kecanduan game Formal dinyatakan sebagai penyakit menurut WHO
Ketika game menjadi prioritas nomor satu, jauh di atas aktivitas seperti makan, gangguan mental akan terjadi.
“Eksis orang yang main berjam-jam Tiba Tak mau makan dan mempengaruhi kesehatan, itu Bisa Membangun mental terganggu,” ujar Brandon.
Dia mengakui pernah melewati masa-masa ketika game menjadi candu yang membuatnya tersiksa bila harus melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bermain.
“Saya pernah begitu waktu bermain game di komputer, ketika keluar rumah dan Tak Bisa main saya merasa hampa dan buru-buru pulang,” tutur dia. “Ketika sedang makan malam, saya Tak mau bicara dengan orang-orang, saya mau langsung main Tengah.”
Pencinta game sejak belia itu lama kelamaan menyadari apa yang ia lakukan Tak Bagus Kepada dirinya sendiri.
Setelah mencoba bermain Berbagai Ragam game, ia menyadari bahwa Eksis hal-hal yang lebih Krusial dari game dan Tak boleh dikorbankan demi mengutamakan hiburan semata.
“Kita harus mengatur prioritas agar Tak kecanduan pada game, kita harus paham bahwa kita Tetap punya kebutuhan Istimewa,” ujar dia.
Baca juga: Baru main Pokemon Go? Ini kiat dari pemain terbaik dunia
Game Pokemon Go yang membuatnya menjadi selebritas di dunia game punya Ciri yang berbeda dengan game lain yang Membangun dia merasa ketagihan.
Game itu mengharuskan pemain Kepada “menangkap” makhluk-makhluk virtual, yang paling terkenal adalah Pikachu, dengan mengunjungi Letak-Letak di dunia Konkret tempat games menempatkan mereka.
Game Pokemon Go lebih terasa seperti aplikasi gaya hidup yang membuatnya mau Tak mau harus bersosialisasi, bukan mengurung diri di Ruangan berkutat menatap layar selama berjam-jam.
Melalui game tersebut, dia berkawan dengan banyak orang dan bepergian ke berbagai kota serta negara Kepada menghadiri acara-acara seperti Festival Pokemon seperti yang baru digelar di Chicago, Amerika Perkumpulan.
Hal senada dituturkan oleh Vivi Aryani, ketua komunitas Pokemon Go Indonesia dan Club 40 Indonesia yang menaungi pemain-pemain level tertinggi di game tersebut.
“Pokemon Go Membangun kita harus jalan-jalan, Berjumpa orang, main Tak Bisa sendirian.”
Permainan ini yang jadi sensasi Mendunia Ketika diluncurkan pada 2016 Membangun jaringan sosialnya bertambah. Manfaat mengenal banyak orang dirasakan bukan hanya dari segi game, tapi kehidupan sehari-hari, apalagi ia bekerja di divisi Sumber Daya Mahluk.
“Jadi kalau saya butuh orang Bisa Mengerti, si ini Ahli bidang apa, si itu Ahli apa. Jadi ini bukan Sekadar game,” ujar Vivi yang Serempak komunitasnya menyelenggarakan turnamen player Lawan player Pokemon Go yang diklaim Mempunyai jumlah peserta terbanyak dunia.
Baca juga: Pokemon GO tak Bisa dimainkan di ponsel lama
Gamer Maresa Sumardi dari komunitas yang sama mengungkapkan kecanduan game Bisa dia atasi setelah melewati masa-masa ekstrem. Dari banyak permainan yang ia coba, Maresa memutuskan mana permainan membawa Akibat positif baginya, bukan membuatnya terisolasi dari dunia luar.
“Eksis orang yang sudah Uzur ramai-ramai jalan kaki, kumpul pagi-pagi, ngerumpi Sembari main, itu enggak Eksis di game lain,” ujar Maresa.
Aktivitas fisik yang jadi Pusat perhatian Istimewa dari game di mana pemain harus berjalan-jalan Kepada menangkap monster virtual itu jadi daya tarik Kepada YouTuber Ado Dido yang Pusat perhatian mengulas Pokemon Go.
Ado yang hanya Membangun video seputar Pokemon Go pada akhir pekan Ketika libur bekerja itu Bisa bersosialisasi selama bermain. Game tersebut Bisa dimainkan Sembari duduk bersantai dan bercengkrama Serempak Kawan-Kawan.
“Diriku sih tipe ‘pemalas’, main Sekadar pas mau saja,” ujar Ado yang Tak pernah merasa kecanduan game.
Baca juga: Ratusan pemain Pokemon Go bertanding di turnamen Rainbow Cup
Baca juga: Pokemon: Detective Pikachu, menggemaskan dan memantik nostalgia