Kalau Terdapat pepatah “di atas langit Tetap Terdapat langit”, tahun ini, di atas seri Plus Tetap Terdapat seri Ultra. Agak nggak nyambung ya? Entahlah, hanya itu yang terlintas di pikiran saya Kepada mendeskripsikan penamaan Samsung Galaxy S20 Ultra, smartphone terbaik dari Samsung Kepada mengawali tahun 2020. Samsung memutuskan Kepada menghilangkan seri “e” dan menambahkan “Ultra” sebagai top-of-the-line lini Galaxy S series-nya tahun ini.
Samsung menargetkan Galaxy S20 Ultra Kepada mereka yang Mau melakukan hal lebih banyak dari smartphone yang mereka gunakan. Smartphone ini Dapat merekam video hingga resolusi 8K, dengan resolusi foto maksimum 108MP, dan embel-embel nama “5G” di belakangnya.
Kalau Galaxy S20+ aja sudah bagus, bagaimana dengan Galaxy S20 Ultra? Sesuai namanya, smartphone ini serba lebih. Lebih.. besar, bongsor, dengan kamera lebih banyak, lebih besar Bagus dimensi sensor dan resolusinya, lebih maksimal deh. Lampau apakah secara mutlak smartphone ini jadi yang lebih Bagus dari yang terbaik? Berikut ulasan dari Samsung Galaxy S20 Ultra.
Desain
Ketika berpindah daily driver dari Xiaomi Mi Note 10 ke Galaxy S20 Ultra, rasanya seperti Terdapat yang salah. Menggunakan smartphone dengan harga Dekat tiga kali lipat lebih mahal, tentunya wajar apabila saya memasang ekspektasi kalau Galaxy S20 Ultra punya desain lebih Bagus. Nyatanya Bukan juga.
Oke, perihal desain memang hal yang Dapat dibilang subjektif. Bodi Galaxy S20 Ultra terlihat tegas, sebagian orang mungkin akan bilang desainnya kaku, dengan tonjolan kamera yang nggak nanggung di bagian belakangnya. Ketika digenggam, smartphone ini terasa kokoh dan mantap. Maklum, beratnya saja 229 gram. Memang Galaxy S20 Ultra mengingatkan saya akan masa-masa dulu menggunakan Lumia Windows Phone berlayar 6 inci, yang Begitu itu disebut “phablet”.
Beberapa orang yang saya berikan kesempatan Kepada memegang smartphone ini suka dengan desain kakunya, serta dimensinya yang besar, terutama kalau dimensi tangan juga demikian. Bagian kamera belakang yang terlihat besar dengan tulisan “Space Zoom 100x” mudah terlihat ketika kita gunakan Kepada menelepon, misalnya. Saya pun punya tangan besar, tapi Terdapat beberapa hal yang bikin kurang nyaman Begitu menggenggam smartphone ini.
Menggunakan material kaca Gorilla Glass 6, S20 Ultra terasa sangat licin. Kalau permukaan tangan mudah basah seperti saya, selesai sudah. Terdapat rasa was-was Dekat setiap Begitu, terutama pas Kembali Guna satu tangan. Contohnya ketika Anda Kembali rebahan santai Sembari memegang smartphone, risiko Kepada Terperosok terselip menimpa Raut cukup tinggi (jangan ditiru, ya). Samsung juga seperti Bukan memberikan lapisan anti-fingerprint di bodinya. Rona Cosmic Black yang saya uji gampang sekali terlihat kotor. Saran saya, pilih varian Rona lain kalau Bukan mau terlihat kotor setiap Begitu.
Bagian lain tak Terdapat masalah. Transisi frame dan bagian depan serta belakang terasa halus di tangan, tombol-tombol juga nyaman meski harusnya Dapat lebih presisi. Samsung juga memutuskan Kepada mengurangi sisi lengkung panel layar depannya. Tetap Terdapat dan Tetap terlihat, tapi dibuat subtle sehingga lebih Bukan mengganggu pengalaman Begitu menggunakan.
Samsung juga Tetap menggunakan sensor fingerprint ultrasonik di dalam layar Galaxy S20 Ultra. Rasanya Bukan Terdapat perbedaan dari generasi sebelumnya, relatif lebih lama dibandingkan sensor optikal yang memancarkan Sinar terang, walaupun sudah reliabel alias minim salah deteksi. Face unlock-nya juga bukan yang tercepat, jauh bila dibandingkan dengan Kerabat dari BBK Electronics seperti Oppo dan realme.
Layar
Sempurna. Lanjut ke bagian berikutnya langsung ya. (Nggak gini, dong). Yah karena memang, Samsung Galaxy S20 Ultra punya layar terbaik dari Seluruh smartphone yang pernah saya coba. Dimensinya sangat besar, 6,9 inci Dynamic AMOLED 2X dengan aspek rasio 20:9 dan kerapatan piksel 511ppi. Jangan Anda bayangkan karena Dekat 7 inci, dimensinya sebesar tablet ya. Layarnya ramping, ditambah bezel di sekelilingnya yang sangat tipis, termasuk bezel Dasar sekalipun.
Samsung juga hadirkan fitur refresh rate tinggi, 120Hz dengan touch sampling rate 240Hz. Fitur ini Membikin pergerakan konten yang Terdapat di layar Galaxy S20 Ultra terlihat sangat mulus. Sayangnya fitur ini Bukan jalan dalam resolusi Quad HD, alias Anda harus menurunkan resolusi ke full HD. Tetap bagus banget, kok. Setidaknya di mata saya.
Layar Samsung Galaxy S20 Ultra juga sangat terang ketika digunakan di luar ruangan, mendekati 900 nits Kalau diperlukan. Kepada reproduksi Rona, Bukan Dapat diragukan Kembali. Meski menggunakan mode “Vivid”, Samsung Dapat menyeimbangkan tone Rona tertentu supaya tetap seimbang. Logo aplikasi di menu jadi berwarna, tapi ketika digunakan Kepada menonton tv series, Rona kulit Tetap cukup natural. Opsi tone natural dengan standar sRGB juga disediakan. Anda juga Dapat menikmati konten HDR langsung dari smartphone ini.
Oh ya, mungkin sebagian dari Anda pengguna Galaxy S20 Ultra yang cukup jeli akan Menonton sedikit green tint ketika digunakan dalam kondisi gelap dengan brightness rendah. Saya sendiri memaklumi, mengingat hal seperti green tint & purple tint Lazim ditemukan di panel AMOLED. Tetapi ketika saya cari Mengerti lebih jauh, Samsung mengumumkan bahwa hal ini adalah bug software yang menyebabkan salah kalibrasi layar, dan akan diperbaiki pada pembaruan selanjutnya.
Kamera 100x Zoom Galaxy S20 Ultra
Beralih membahas bagian kamera “Space Zoom 100x” yang dimiliki Galaxy S20 Ultra. Smartphone ini ‘hanya’ punya empat sensor kamera di bagian belakang. Sensor utamanya beresolusi 108MP f/1.8 dengan dimensi 1/1.33 inci, 0.8um pixel size, focal length 26mm, PDAF, OIS serta OIS. Sensor ini Dapat digunakan Kepada mengambil foto resolusi penuh, atau 12MP dengan teknologi nona-binning. Berbeda dari Xiaomi Mi Note 10 yang hasilkan foto 27MP, Samsung memutuskan Kepada hasilkan foto resolusi 12MP dengan ukuran piksel individu lebih besar, mencapai 2.4um. Benefit yang Dapat didapat dari nona-binning ini Yakni hasil foto yang lebih terang dalam kondisi low-light, reduksi noise plus kemampuan HDR yang lebih Bagus.
Di atasnya Terdapat sensor kamera ultra wide-angle 12MP f/2.2 dengan ukuran piksel besar 1.4um, yang sayangnya belum dilengkapi dengan autofocus. Sementara di deretan paling Dasar adalah sensor telefoto 48MP f/3.5 menggunakan lensa berbentuk periskop. Dimensinya cukup besar di 1/2 inci, dilengkapi PDAF dan juga OIS. Sementara di Dasar lampu kilat Terdapat sensor ToF Kepada Dampak bokeh.
Tampilan antarmuka aplikasi kameranya cukup mudah Kepada dipahami, meski banyak sekali mode yang Dapat digunakan. Selain mode foto, video dan mode tersembunyi lainnya seperti Pemandangan, night mode Tiba pro video, Samsung hadirkan satu fitur baru yang dinamakan “Single Take”, terletak di sebelah kiri mode foto. Samsung mengutamakan kemampuan AI dalam mode ini. Tekan tombol shutter, dan Galaxy S20 Ultra akan mengabadikan momen selama 10 detik menggunakan Berbagai Ragam kamera yang Terdapat. Hasil akhirnya adalah video pendek, video a-la Dampak Boomerang, foto dengan berbagai Dampak Tiba time-lapse.
Sementara Kepada akses ketiga kamera, Anda Dapat menekan tiga tombol yang Terdapat di atas mode foto. Paling kiri Kepada ultra-wide, tengah menggunakan sensor 108MP, dan kanan Kepada kamera periskop. Ketika salah satunya ditekan, opsi Kepada zoom mulai 30-100x Dapat dipilih, atau Anda Dapat menggesernya Kepada meraih Derajat zoom sesuai selera. Ketika menggunakan zoom jauh, Samsung berikan fitur focus peaking a-la kamera DSLR profesional, mempermudah Anda mengarahkan kamera sesuai keinginan.
Kepada kondisi Sinar melimpah, tentu Bukan Terdapat komplain. Bagus kamera ultra-wide, wide maupun telefoto Dapat hasilkan foto dengan detil yang tinggi, serta reproduksi Rona yang pas. Samsung Lanjut meningkatkan akurasi white balance smartphone flagship-nya, dari yang dulu dikenal lebih warm atau hangat, kini semakin mendekati Independen atau Seksama. Buat saya, fitur zoom-nya Tetap sangat usable Kepada pembesaran 5x Tiba 10x. Kalau sudah 30x, kondisi sore sudah mulai terlihat agak buram. Sementara Kepada menggunakan fitur 100x zoom, objek harus Benar-Benar jauh agar Dapat Konsentrasi. Proses Konsentrasi juga cenderung lama atau terkadang susah, terutama kalau tangan Bukan terlalu Konsisten.
Begitu kondisi malam hari, Galaxy S20 Ultra juga Dapat ambil foto dengan shutter relatif Segera. Tapi yang saya perhatikan, Kecenderungan Kepada mengurangi noise Tetap terlihat. Foto jadi terlihat sedikit lebih halus demi noise minim, walaupun reproduksi Rona Tetap terjaga. Penggunaan sensor telefoto Begitu kondisi malam juga harus dihindari, terutama Kepada pembesaran lebih dari 5x. Tapi tenang, Samsung menyediakan night mode yang cukup membantu.
Kalau di Galaxy S10 belum dilengkapi night mode dari bawaan (yang kemudian datang lewat pembaruan software), Galaxy S20 Ultra sudah dilengkapi night mode dan kompatibel Kepada ketiga sensor kamera utamanya. Begitu saya uji dalam kondisi luar ruangan malam hari, ketika menggunakan sensor Penting, akan terlihat tanda Kalau kamera akan mengambil foto selama 4 detik.
Dalam kondisi yang sama, dua kamera lainnya butuh waktu 8 detik. Informasi yang simpel nan informatif, tak seperti Google Pixel yang harus tebak-tebakan kameranya akan mengambil foto berapa lama. Dan ketika satu foto berhasil diambil, Anda Dapat langsung ambil foto Kembali tanpa harus menunggu proses foto sebelumnya selesai. Pun proses-nya terjadi cukup Segera berkat penggunaan chipset yang kencang.
Yang kurang menurut saya Terdapat pada bagian Konsentrasi kameranya. Berbeda dari Galaxy S20 & S20+ dengan Dual Pixel AF, S20 Ultra Guna teknologi PDAF yang Dapat dikatakan lebih sederhana. Pengambilan fokusnya terasa agak lama Kepada standar smartphone flagship, bahkan Kalau dibandingkan dengan Mi Note 10 yang di atas kertas punya sensor kamera sama, malah dengan chipset lebih sederhana.
Ketika saya bandingkan keduanya Begitu ambil foto objek dekat, Galaxy S20 Ultra lebih sering salah menempatkan Konsentrasi, Membikin keseluruhan foto nampak seperti out-of-focus. Bahkan objek sudah disentuh, fokusnya Bukan Dapat instan, atau tetap Bukan Konsentrasi. Sebagai catatan, unit sudah menggunakan software versi ATCT dengan security patch April 2020. Ini bukan pembaruan pertama yang mendatangkan peningkatan performa kamera.
Isu lain dengan sensor besar, sama seperti Mi Note 10, adalah rentang Konsentrasi yang sempit terutama Begitu memotret objek dalam jarak dekat. Serta yang menurut saya kurang, adalah Dampak bokeh yang dihasilkan oleh mode Live Focus. Ketika digunakan Kepada memotret objek seperti ponsel dan makanan, tak jarang saya lebih puas dengan Dampak background blur yang dihasilkan oleh Pixel 3 saya, murni menggunakan olah software tanpa Sokongan sensor ToF.
Kepada perekaman video, Galaxy S20 Ultra Dapat merekam hingga 4K 60fps bahkan 8K 24 fps. Dengan kondisi Begitu ini dimana jaringan internet Segera belum tersedia secara merata, plus rata-rata televisi dan layar laptop yang Tetap lebih Lazim pada resolusi full HD, saya rasa fitur ini hanya cocok sebagai bonus saja. Super Steady Bukan tersedia pada mode ini, jadi mungkin hanya cocok Kepada perekaman menggunakan tripod, dalam kondisi Sinar melimpah Kepada kebutuhan cropping.
Sementara pada perekaman 30fps, video Samsung Galaxy S20 Ultra Dapat dilengkapi auto HDR plus focus tracking. Ketika video diperbesar, audio juga akan mengikuti Derajat zoom secara Mekanis. Transisi atau perpindahan antar kamera selama perekaman juga terasa cukup halus, mendekati iPhone 11 series.
Kamera depan 40MP f/2.2 pada S20 Ultra dilengkapi PDAF, dan menggunakan teknologi quad-binning Kepada hasilkan foto 10MP. Dibandingkan generasi sebelumnya, sudah jauh lebih Bagus dalam hal ketajaman atau detil Raut. Walaupun bukan yang terbaik Kepada kelas flagship. Kamera depannya juga dilengkapi night mode, EIS dan Dapat rekam video Tiba 4K 60fps.
Hasil foto lengkap dari Samsung Galaxy S20 Ultra Dapat Anda akses pada album berikut ini.
Fitur
Samsung Galaxy S20 Ultra sudah menggunakan tampilan antarmuka One UI 2.1 berbasis Android 10. Security patch-nya juga sudah yang terbaru Begitu ini, Samsung memang Bukan kalah Giat Kepada memperbarui keamanan smartphone flagship-nya. Menurut saya, One UI adalah tampilan antarmuka yang paling matang serta mudah Kepada digunakan. Meski layarnya besar, Dekat seluruh tombol Dapat diraih dengan satu tangan berkat peletakannya yang praktis.
Fitur-fiturnya juga bermanfaat, kecuali Bixby yang belum se-optimal Google Assistant. Ketika awal saya menggunakan smartphone ini, saya kebingungan karena menahan tombol power Bahkan memunculkan Bixby, alih-alih menampilkan opsi Kepada mematikan daya. Rupanya saya harus menggantinya lewat menu Settings. Opsi Kepada double press dan press and hold Dapat diatur sesuka hati. Hanya saya agak menyayangkan aja, Bixby jadi opsi terpilih secara default, jadi sedikit membingungkan di awal. Fitur-fitur lain seperti built-in screen recorder serta Edge shortcut juga tersedia. Multitasking juga gampang banget berkat adanya opsi tambahan pop-up view, selain split screen.
Baca juga: Tips: Mengaktifkan Focus Mode di Samsung Galaxy Begitu Bekerja & Belajar #DiRumahAja
Samsung Galaxy S20 Ultra juga sudah dilengkapi speaker stereo. Yang saya suka, output Bunyi dari kedua speaker terdengar seimbang dalam hal volume serta kualitas, biasanya speaker Dasar lebih dominan. Walaupun keras, detailnya Tetap pas dan Bukan pecah, jadi nyaman banget Kepada dipakai menonton serial tv ataupun Gambar hidup. Vibration motornya juga Dapat hasilkan getaran presisi. Oh ya, walaupun dimensinya besar, S20 Ultra tetap Bukan dilengkapi dengan jack audio 3,5mm ya.
Performa
Unit yang kami uji adalah varian Formal dengan chipset Exynos 990 dari Samsung. Kepada negara bagian lain seperti Amerika Perkumpulan, Samsung Galaxy S20 series ditenagai chipset Snapdragon 865 mikik Qualcomm. Banyak yang menyayangkan keputusan Samsung Kepada rilis smartphone dengan dua varian chipset berbeda, karena Dapat mempengaruhi berbagai sisi penggunaan seperti daya tahan baterai bahkan hasil kamera.
Samsung Exynos 990 punya arsitektur CPU octa-core (2×2.73 GHz Mongoose M5 & 2×2.50 GHz Cortex-A76 & 4×2.0 GHz Cortex-A55) plus GPU Mali-G77 MP11. Sama-sama dibuat dengan fabrikasi 7nm, secara performa, Bukan Terdapat masalah dengan Galaxy S20 Ultra varian Exynos. Yah jangan Tiba ya, mengingat ini flagship. Semuanya terasa mulus dan Segera, ditambah dengan refresh rate tinggi yang bikin pindah aplikasi terasa menyenangkan. Dipakai nge-game juga Lancar banget, paduan performa yang kencang plus layar responsif Membikin S20 Ultra cocok dipakai nge-game.
RAM-nya sudah sangat lega, berkapasitas 12GB. Yang sangat sangat disayangkan adalah keputusan Samsung Indonesia Kepada rilis smartphone ini dengan varian memori internal 128GB. Dengan foto beresolusi 108MP, video 8K dan mode single take, mudah sekali Kepada menghabiskan memori yang tergolong kecil Kepada kelas flagship tersebut. Dukungan microSD hingga 1TB memang Terdapat, tapi kecepatan kartu eksternal Bukan Dapat menyamai UFS 3.0 pada internal S20 Ultra.
Dan sedikit catatan tambahan, smartphone ini relatif mudah terasa hangat di bagian belakang bodi, terutama bagian tengah dan atas sebelah modul kamera. Walaupun sekadar digunakan Kepada akses media sosial, hangatnya cukup terasa apalagi Kalau tanpa menggunakan case, dan agak mendekati panas ketika digunakan sebagai mobile hotspot.
Baterai
Samsung Galaxy S20 Ultra punya kapasitas baterai 5.000 mAh, terbesar sepanjang sejarah ponsel flagship Samsung. Wajar saja, smartphone ini didesain dengan kemampuan jaringan 5G, layar yang sangat besar, plus fitur kamera melimpah yang kalau digunakan Seluruh, Dapat menghabiskan banyak daya. Menurut saya, smartphone ini tergolong irit, meski Bukan Dapat Tiba dua hari penggunaan.
Sebagai catatan, saya selalu menggunakan mode refresh rate 120Hz dengan AOD aktif. Kepada penggunaan intensif ala saya, Galaxy S20 Ultra Dapat menyala seharian dengan screen-on time Sekeliling 6 jam. Ketika malem, Tetap Terdapat sisa baterai yang cukup Tiba keesokan paginya. Nah, pengecasannya Bukan memerlukan waktu lama. Samsung menyertakan charger 25 watt dalam paket penjualan, tetapi Galaxy S20 Ultra mendukung charger hingga 45 watt. Lewat GaN charger yang saya punya, mengisi daya S20 Ultra dari 5% Tiba penuh dengan kondisi menyala hanya perlu waktu Sekeliling satu jam.
Galaxy S20 Ultra juga mendukung wireless charging Tiba 15 watt. Perlu? isi daya earphone TWS atau smartwatch ketika kondisi mendadak? Anda Dapat memanfaatkan fitur Wireless PowerShare. Nyalakan fitur ini, balik menghadap ke Dasar, dan Anda tinggal taruh perangkat aksesoris di bagian back cover.
Konklusi
Mungkin dalam ulasan kali ini saya lebih banyak menyampaikan hal-hal kecil yang kurang sempurna di Samsung Galaxy S20 Ultra. Hal tersebut mungkin saya maklumi ketika smartphone tersebut dibanderol seharga Rp2 jutaan. Atau, misal, ketika realme X2 Pro tak punya kualitas kamera sebaik flagship lain, saya maklumi mengingat performa yang Dapat diberikan Kepada harga Rp7 jutaan. Atau Mi Note 10 yang punya proses ambil foto agak Lamban, tapi secara keseluruhan Bagus Kepada harga Rp6 jutaan.
Kondisinya jauh berbeda dengan Galaxy S20 Ultra yang dibanderol seharga Rp18,499 juta. Merogok kocek lebih Dekat Rp20 juta, tentu Anda mendambakan smartphone yang semuanya sempurna. Mulai dari desain, performa, kamera, kualitas audio, daya tahan baterai, semuanya. Ketika smartphone murah sudah semakin Bagus, smartphone flagship serasa Bukan boleh punya kekurangan.
Saya pribadi lebih memilih Galaxy S20+ dengan banderol harga lebih murah. Meski kemampuan zoom-nya tak sejauh versi Ultra, kamera bebas dari isu Konsentrasi, serta dimensinya yang lebih pas di tangan, serta desain fisik yang Tetap terlihat lebih menarik. Kembali-Kembali, ini hal yang subjektif. Kalau Anda memang mendambakan smartphone berlayar super besar dengan kualitas terbaik, kamera Luwes yang Dapat zoom Tiba 100x, tak Terdapat salahnya Kepada membeli Samsung Galaxy S20 Ultra.
Beli Smartphone Samsung di:
ERASPACE.com Lazada.co.id Shopee.co.id Blibli JD.ID Tokopedia.com
Spesifikasi Samsung Galaxy S20 Ultra
General
Device Type |
smartphone |
Model / Series |
Samsung Galaxy S20 Ultra |
Released |
04 Maret, 2020 |
Status |
Available |
Price |
Rp 18.499.000 (12/128GB) (launch price) |
Platform
Chipset |
Exynos 990 (7nm+) |
CPU |
Octa Core (Dual 2,73GHz Mongoose M5 + Dual 2,50GHz Cortex-A76 + Quad 2.0GHz Cortex-A55) |
GPU |
Mali-G77 MP11 |
RAM (Memory) |
12 GB RAM |
Storage |
128 GB, support Micro SD Slot Up to 1 TB |
Operating System |
Android 10 |
User Interface |
Samsung One UI 2.1 |
Design
Dimensions |
166.9 x 76 x 8.8mm |
Weight |
222 g |
Design Features |
3D Curved Edge Design, Gorilla Glass 6 front & back, aluminium frame Rona: Cosmic Grey, Cosmic Black |
Battery |
Non-removable 5,000 mAh battery Fast battery charging 45W Fast wireless charging 15W Reverse wireless charging 9W |
Display
Screen Type |
Infinity-O Dynamic AMOLED 2X |
Size and Resolution |
6.9-inch QHD+ (1440×3200), 20.:9 ratio (~511 ppi density) |
Touch Screen |
capacitive touchscreen |
Features |
Corning Gorilla Glass 6 HDR10+ Always-on display 120Hz refresh rate (@1080p) In-display fingerprint sensor (ultrasonic) |
Network
Network Frequency |
GSM/ HSPA/ LTE/5G SA/NSA/Sub6/mmWave (locked) |
SIM |
Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
Camera
Multi Camera |
Yes (Rear) |
Rear |
Main: 108MP, F1.8, OIS Telephoto: 48MP, F3.5, OIS Ultra Wide: 12MP, F2.2 ToF Sensor |
Front |
40MP (F2.2) wide, PDAF |
Flash |
Yes |
Video |
8K @24fps, 4K @60fps |
Camera Features |
LED flash, Pemandangan, HDR, Night mode, Super steady video, Pro video mode, gyro-EIS+OIS, stereo sound recorder |
Connectivity
Wi-fi |
Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, WiFi Direct, hotspot |
Bluetooth |
5.0, A2DP, LE |
USB |
2.0, Type-C 1.0 reversible connector |
GPS |
Yes, with A-GPS, GLONASS, BDS |
HDMI |
No |
Wireless Charging |
Yes |
NFC |
|
Infrared |
No |
Smartphone Features
Multimedia Features |
– Active noise cancellation with dedicated mic |
FM Radio |
Yes |
Web Browser |
HTML5 |
Messaging |
SMS; MMS |
Sensors |
Fingerprint (under display, ultrasonic), accelerometer, gyro, proximity, compass, barometer |
Other |
Samsung Pay, Bixby Home, Bixby Reminder, Dolby Atmos, Samsung Knox |