Sebelumnya, kita telah mengenal teknologi gimbal sebagai aksesori tambahan yang terpisah dari smartphone. Perangkat ini sangat membantu Buat pengambilan video agar Kukuh. Bagi sebagian orang, mungkin kurang praktis, karena harus membawa perangkat tambahan. Kemudian hadirlah vivo X50 series di semester pertama 2020, dengan vivo X50 Pro yang menjadi bintangnya.
Vivo X50 Pro bukan varian yang terbaik dalam hal penggunaan chipset. Tetapi seri ini telah mengadopsi teknologi Gimbal Stabilization, yang sebelumnya diperkenalkan di smartphone purwarupa, APEX 2020. Tak hanya sekadar gimmick, alias memang dapat meningkatkan kualitas video dan foto secara signifikan. Dan Lagi dipasangkan dengan sensor kamera lainnya dengan setup lengkap.
Selama lebih dari satu minggu menggunakan vivo X50 Pro sebagai daily driver, teknologi tersebut bukanlah satu-satunya fitur yang Membikin saya terkesima dengan smartphone ini. Secara keseluruhan, perangkat ini menghadirkan paket lengkap, Buat sebuah smartphone dengan spesifikasi menengah yang dijual dengan harga premium.
Apakah perangkat ini cocok Buat Seluruh orang? Tentu saja Bukan. Berikut adalah impresi lengkap saya mengenai vivo X50 Pro.
Desain vivo X50 Pro
Ini adalah smartphone vivo pertama yang pernah saya ulas, dan sepertinya telah memberikan impresi yang memesona. Bukan hanya ketika memegang unitnya, kesan premium terasa sejak pertama kali membuka boks atau kotak dari vivo X50 Pro. Presentasinya dibuat sangat Berkualitas dan rapi, Tiba tata letak aksesorinya sendiri.
Beralih ke smartphone-nya, ini adalah perangkat yang terlihat sangat elegan ketika dipandang, dan terasa premium ketika digenggam. Layar depannya dibuat melengkung, kamera punch-hole dibuat kecil seperti seri vivo V19 sebelumnya, dan sangat tipis dengan ketebalan hanya 8mm.
Beratnya tak Tiba 200 gram, alias hanya Sekeliling 180 gram saja. Ini Dapat dibilang cukup impresif, mengingat modul gimbalnya sendiri sudah memakan ruang yang jauh lebih banyak daripada teknologi OIS konvensional. Sudut sampingnya dibuat sedikit melengkung dengan kombinasi kaca belakang yang dibuat doff atau frosted, alias Bukan mudah kotor terkena sidik jari.
Varian Alpha Grey seolah Mempunyai palet Rona biru dan Serbuk-Serbuk, berubah-ubah sesuai tangkapan Sinar. Setup kameranya juga dibuat berbeda dari yang lain, tak mengikuti tren “kamera boba” atau sejenisnya, menjadikannya punya Tanda khas tersendiri. Oh ya, vivo X50 Pro juga termasuk dalam sedikit smartphone yang Dapat berdiri secara Sendiri, karena bagian Rendah dan atas bingkai aluminiumnya dibuat datar.
Desain kameranya memang terlihat timbul, Tetapi juga sama dengan smartphone flagship lain dengan sensor banyak atau besar. Sedikit kekurangan terdapat pada absennya sertifikasi ketahanan air, meski ketika slot dual SIM dilepas, terlihat vivo memberikan lapisan karet ekstra Buat menyumbat masuknya air.
Layar
Secara ukuran, layar vivo X50 Pro Dapat dibilang cukup besar di 6,56 inci. Tetapi smartphone ini terasa relatif kecil ketika digenggam. Hal tersebut karena rasio layar yang cukup tinggi, penggunaan layar lengkung, dimensi punch-hole kecil serta keempat bezel yang sangat tipis. Panel AMOLED yang digunakan punya resolusi full HD+ dengan kerapatan piksel mencapai 398 ppi.
Reproduksi warnanya cukup Berkualitas dan melimpah khas panel AMOLED, dan sudah mendukung konten HDR10+. vivo juga berikan tiga opsi mode Rona serta pengaturan temperatur Buat disesuaikan dengan pengguna. Sisi lengkung di bagian kiri dan kanannya Bukan terlalu besar, tapi sudah sangat cukup Buat Membikin tampilan depannya terlihat mewah.
Dan sesuai standar flagship, layarnya sudah mendukung refresh rate 90Hz dengan touch sampling 180Hz. Seluruh konten yang ditampilkan akan terlihat lebih halus, termasuk scroll timeline Instagram dan Twitter. Digunakan di Rendah sinar Mentari juga Bukan masalah, konten di layar Pandai terlihat dengan Berkualitas. Begitu juga dengan vibration motor-nya, cukup halus meski bukan yang terbaik di kelasnya.
Opsi always-on display juga tentunya hadir di vivo X50 Pro. Tanpa LED notifikasi, pesan yang masuk akan ditampilkan dengan Pengaruh semburan dari sisi kiri dan kanan layar, Dapat dikustomisasi lewat menu Settings. Hanya saja, ikon notifikasi di Rendah jam Lagi sangat terbatas, belum mendukung Seluruh aplikasi pihak ketiga. Situasi ini serupa dengan ColorOS terdahulu, yang kemudian sudah dibenahi melalui pembaruan OS.
Sensor sidik jarinya juga sudah dibenamkan di Rendah layar, dan cukup Seksama selama pengujian. Opsi face unlock juga tentu tersedia, yang Mekanis menyalakan layar ketika berada di kondisi ruangan gelap.
Fitur face unlock juga bekerja Lancar. Tetapi anehnya, Dapat tetap mendeteksi Raut meski saya sedang menggunakan masker. Jadi Apabila Anda mengutamakan keamanan, lebih Berkualitas gunakan in-display fingerprint saja ya.
Kamera Gimbal vivo X50 Pro
Terdapat empat sensor kamera yang disematkan di bodi belakang vivo X50 Pro, masing-masing adalah sensor Penting 48MP, 13MP portrait, 8MP telephoto dan 8MP ultra-wide. Keempatnya ditemani laser autofocus serta triple-LED dual-tone flash.
Mari kita membahas kamera utamanya terlebih dahulu. vivo X50 Pro menggunakan sensor dari Sony, Yakni IMX598 48MP dengan bukaan f/1.6 dan ukuran piksel 0,8um. Ini adalah satu-satunya sensor yang dilengkapi dengan sistem micro-gimbal, yang diklaim 3x lebih Berkualitas daripada OIS regular. Dalam situasi yang senyap, mekanismenya Dapat terasa maupun terdengar seperti sedang bergerak, karena memang ini merupakan stabilisasi dalam jenis perangkat keras.
Teknologi gimbal di vivo X50 Pro sudah disempurnakan dari konsep APEX 2020, dengan ukuran yang diperkecil 40%, lebih tipis 1mm dan dapat diposisikan sangat dekat ke layar, hanya membutuhkan Jarak 0,13mm saja. Pada menu pengaturan, terdapat menu kalibrasi Spesifik yang Apabila ditekan, akan menggerakkan sensor ke berbagai arah. Juga disediakan sebuah radar di layar Buat menandakan apakah gimbal sedang Kukuh di titik tengah atau lainnya.
Kendati demikian, teknologi gimbal ini Lagi perlu diuji apakah hasilnya berbeda jauh Apabila dibandingkan dengan kompetitor. Misalnya saja Samsung, OPPO, dan Huawei, yang punya nama masing-masing Buat teknologi ultra stabilizer-nya (super steady, ultra steady, dll).
Dalam kondisi cukup Sinar, sensor Penting vivo X50 Pro Pandai hasilkan kualitas foto yang mendetil, dengan dynamic range yang lebar meski terkadang sedikit terlihat kurang natural. Secara default, foto yang ditangkap beresolusi 12MP, Tetapi tersedia opsi Buat menangkap foto dalam resolusi penuh 48MP.
Kamera ultra-wide 8MP f/2.2 mendapatkan benefit dari adanya laser autofocus, dan dapat dimanfaatkan Buat mengambil objek foto dekat dengan jarak hingga 2,5cm. Kualitasnya cenderung Lumrah saja, dengan detil yang tentunya menurun dan cenderung halus. Yang agak kurang nyaman, ketika sedang Ingin memotret sebuah objek benda secara dekat dari sensor kamera Penting, smartphone secara Mekanis mengganti kamera ke ultra-wide dengan mode makro.
Lewat Eksis kamera 13MP f/2.5 50mm dengan 2x optical zoom, yang disebut sebagai lensa potret. Ketika masuk ke mode potret, secara Mekanis akan berpindah ke kamera yang satu ini (meski pengguna dapat mengubahnya ke 1x). Mengambil foto potret menggunakan vivo X50 Pro cukup menyenangkan dengan hasil yang memuaskan. Kecuali beberapa bagian foto Lagi kurang Betul dalam separasi antara objek dan latar terutama di Sekeliling rambut dan kacamata.
Eksis isu yang saya alami adalah bagaimana smartphone ini mengambil Konsentrasi. Di aplikasi kameranya sendiri, vivo sediakan Berbagai Macam-macam fitur Konsentrasi seperti deteksi objek Tiba mata objek. Tetapi tak jarang ketika mengambil foto potret, hasil akhirnya menampilkan titik Konsentrasi yang salah, atau bahkan ketika sedang mengambil foto dari viewfinder. Memang, titik Konsentrasi Dapat diperbaiki setelah pengambilan foto. Tetapi isu ini juga terkadang dialami juga di video.
Sedangkan Buat pengambilan objek foto yang lebih jauh, disediakan sensor 8MP f/3.4 135mm dengan 5x optical zoom dan OIS 4-axis. Secara total, smartphone ini dapat mengambil foto mencapai 60x hybrid zoom. Dengan tulisan “Professional Photography” yang Eksis di sisi atas smartphone, vivo X50 Pro juga tak main-main dalam hadirkan mode kamera lengkap.
Seluruh mode Dapat dibilang Eksis, seperti Pemandangan, slow-motion, mode professional (ISO 50-3200, shutter 1/12000-32 detik), Tiba mode Spesifik Buat menangkap bulan dan bintang. vivo juga sediakan mode pro sports Buat objek yang bergerak Segera. Sedikit kekurangan Eksis pada Pengaruh beauty di mode potret yang cukup susah Buat mematikan Seluruh efeknya, dan watermark yang Bukan Dapat di-customize.
Bagaimana dengan kualitas foto malam? Stabilisasi gimbal sangat membantu Buat hasilkan foto bagus dengan detil yang berlimpah. Adanya gimbal Membikin smartphone dapat gunakan shutter yang lebih lama, sehingga lebih banyak Sinar yang dapat ditangkap oleh sensor. Bahkan dengan mode malam yang memerlukan waktu pengambilan 3-4 detik, tangan saya Bukan harus Betul-Betul 100% Hening Buat hasilkan foto steady. Malah kalau Betul-Betul Kukuh, smartphone secara Mekanis mendeteksi mode tripod dan memperlama shutter Tiba 10 detik.
Ketika Eksis di kondisi pencahayaan gelap pekat, vivo X50 Pro akan secara Mekanis tawarkan mode Extreme Night Vision. Hasilnya? Berikut adalah tampilan kondisi pencahayaan sesungguhnya dari viewfinder, dan hasil tangkapan kamera vivo X50 Pro. Tiba di belakang Kawan saya, isi gym di dalam gedung juga terlihat. Mode malam di vivo X50 Pro tak hanya Membikin terang, Tetapi juga meningkatkan detil foto. Juga berfungsi di tiga sensor kamera lainnya.
Sementara kamera depan 32MP f/2.5 di vivo X50 Pro punya hasil yang cenderung halus, seolah Pengaruh beauty-nya tak Dapat dihilangkan seutuhnya. Mode malam juga Dapat digunakan di kamera depan. Poin yang juga perlu saya mention perihal kamera depan: kualitasnya bagus ketika digunakan Buat video call lewat Google Duo. Karena tak banyak smartphone dengan kamera depan beresolusi tinggi Dapat optimalkan kualitas Demi video call.
Kamera belakang vivo X50 Pro sanggup merekam video hingga resolusi 4K 30fps. Dalam mode perekaman 1080p, kita dapat berpindah dari lensa ultra-wide Tiba 5x zoom ketika sedang merekam video. Sementara mode Ultra Stable secara Mekanis mengubah resolusi ke 1080p 60fps.
Ketika digunakan Buat merekam sambal berjalan, hasilnya cenderung Lumrah saja, alias sama dengan smartphone lain yang menggunakan OIS dan EIS. Tetapi Pengaruh stabilisasi gimbal baru akan terasa sangat Kukuh ketika kita berjalan di permukaan yang Bukan rata seperti naik turun tangga, misalnya. Atau berlari bahkan di malam hari, dengan vivo X50 Pro Lagi Pandai hasilkan video Kukuh tanpa blur yang biasanya dominan ketika EIS digunakan.
Buat hasil perekaman videonya, tunggu video terpisah dari ulasan ini ya! Sementara itu, Anda dapat mengakses ratusan foto dari vivo X50 Pro pada album berikut ini.
Fitur
Menurut saya, tampilan Funtouch versi terdahulu adalah salah satu yang paling Bukan menarik. Terkesan sangat meniru tampilan antarmuka iOS, seolah Bukan Mempunyai jati diri atau Kepribadian sendiri. Tetapi sekarang sudah jauh lebih Berkualitas dengan Funtouch 10.5 berbasis Android 10.
Tampilannya sudah jauh lebih clean tanpa elemen-elemen yang Bukan perlu. Ikon aplikasinya juga sudah nggak norak, lebih elegan dan sesuai dengan desain smartphone-nya yang modern. Mau langsung Guna, Dapat. Mau dikustomisasi lebih lanjut juga Dapat—bahkan vivo berikan menu Spesifik Buat mengganti Pengaruh animasi seperti ketika layar menyala, deteksi sidik jari Tiba ketika charger dicolokkan ke port USB-C.
Saya juga suka dengan pilihan live wallpaper yang disediakan oleh vivo X50 Pro, tak sedikit Kawan yang terkesima ketika pertama kali Menonton tampilan home screen dengan wallpaper bergerak. Sebuah hal simpel yang menambah nilai jual. Tetapi Eksis beberapa kekurangan yang menurut saya dapat ditingkatkan oleh vivo kedepannya.
Pertama, gestur geser ke Rendah di home screen belum Dapat diubah Buat menurunkan bar notifikasi. Lewat tampilan Dark Mode secara Mekanis juga mengubah aplikasi pihak ketiga menjadi gelap, Membikin tampilan antarmuka aplikasi Twitter jadi sedikit kurang Terang. Dan ketika menggunakan navigasi full gesture, vivo Bukan berikan ruang Hampa di Rendah virtual keyboard, sehingga papan ketik menjadi terlalu rendah karena bezel Rendah yang sangat ramping.
Dan saya juga Bukan menemukan opsi agar aplikasi tetap berjalan normal tanpa optimisasi Spesifik. Terkadang ketika smartphone diletakkan di posisi yang Tetap (seperti di atas meja) dalam waktu lama, notifikasi Bukan berjalan dan sambungan ke smartwatch jadi terputus. Ketika diambil, notifikasi masuk, Tetapi smartwatch Lagi Bukan tersambung. Sehingga saya harus akses aplikasi WearOS Buat trigger agar sambungan kembali berjalan. Jarang, sih, tapi terjadi beberapa kali dalam satu minggu.
Sudah mendukung Hi-Fi audio, Anda tak akan menemukan jack audio 3,5mm pada smartphone ini, sehingga harus gunakan converter atau perangkat audio nirkabel. Sayangnya, ketika saya sambungkan ke beberapa perangkat TWS, opsi Buat format AAC Bukan saya temukan di menu Bluetooth. Sehingga keluaran suaranya Lagi kurang detil. Sementara speaker mono di Rendah punya keluaran Bunyi yang rata-rata.
Performa
vivo menunjuk prosesor kelas menengah terbaru dan tertinggi dari Qualcomm, Yakni Snapdragon 765G yang Mempunyai basis CPU octa-core hingga clockspeed 2,4GHz serta GPU Adreno 620. Dipadukan dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 256GB yang relatif kencang, Bukan Eksis gangguan performa maupun suhu panas sama sekali ketika menggunakan smartphone ini sehari-hari.
Meski sebelumnya menggunakan sebuah smartphone dengan chipset Snapdragon 865, saya Bukan merasa Eksis penurunan performa yang signifikan. Dibuat bermain gim pun Lagi nyaman. Paling terasa hanya ketika membuka aplikasi atau gim, Jarak sepersekian detik lebih lama. Atau ketika mengambil foto dengan Pengaruh potret dan burst, membutuhkan waktu beberapa detik ketika hendak melihatnya secara langsung, seperti di smartphone lain yang gunakan Snapdragon 845.
Apalagi dengan refresh rate tinggi, bernavigasi di smartphone ini terasa responsif dan halus. Tetapi memang, tak dapat dipungkiri, banyak smartphone lain yang gunakan chipset lebih Berkualitas pada rentang harga yang serupa. Apabila memang hendak mencari smartphone dengan performa terbaik, hal tersebut tentu bukan nilai jual Penting vivo X50 Pro, meski juga Bukan lelet.
Oh ya, chipset ini memang sudah mendukung 5G. Tetapi opsinya tak Dapat ditemukan hingga Demi ini. Sepertinya fitur tersebut Lagi dikunci Tiba regulasi jaringan di Indonesia Buat konektivitas masa depan tersebut terselesaikan.
Baterai
Walaupun dimensinya cukup tipis, vivo Lagi Dapat menyematkan kapasitas baterai yang lumayan besar Yakni 4,315 mAh pada vivo X50 Pro. Kapasitas tersebut kurang lebih cukup Buat penggunaan dalam satu hari penuh, bahkan dengan cukup intensif sekalipun.
Copot charger dari jam 7 pagi, saya menggunakan smartphone ini dengan menyalakan AOD, set layar ke 90Hz dan mengaktifkan sensor konektivitas lain seperti Bluetooth serta NFC. Baterai Lagi tersisa Sekeliling 9-11% di penghujung malam. Kalau Kembali intensif banget rekam video maupun ambil foto, bakal habis lebih dulu menjelang malam.
Mendukung teknologi vivo FlashCharge 2.0 yang berjalan di 33 watt, mengisi daya menggunakan charger bawaan Dapat dibilang singkat. 30 menit sudah mencapai lebih dari 50%, sementara Buat full charge butuh waktu Sekeliling 70 menit. Sayangnya, ketika saya charge menggunakan GaN charger 65 watt, fitur fast charging-nya Bukan aktif. Menandai Apabila perangkat ini Bukan backward compatible dengan PD maupun QC.
Hasil
Sepertinya tahun ini adalah waktu yang Betul bagi vivo Indonesia Buat akhirnya menghadirkan sebuah smartphone kelas flagship, Yakni vivo X50 Pro. Smartphone ini layak disandingkan dengan kompetitor lain pada harga yang sekelas, Pandai menawarkan fitur yang Bukan kalah lengkap, dibalut dengan desain yang sangat premium.
Teknologi Gimbal Stabilization yang dibawa Pandai tingkatkan kualitas video dengan signifikan, dan juga membantu penggunanya Buat mengambil foto malam tanpa perlu usaha berlebih Buat hasil yang bagus. Tak hanya Buat videografi, Tetapi juga cocok bagi mereka yang menekuni hobi fotografi.
Di sisi lain, chipset-nya bukan yang paling kencang, belum waterproof, dan beberapa elemen pada Funtouch OS Lagi perlu diperbaiki, meski sudah jauh lebih Berkualitas daripada sebelumnya.
Apabila memang Ingin serius dalam videografi dan penasaran dengan teknologi gimbalnya, Anda harus merogoh kocek Rp10 juta kurang seribu. Bandingkan dengan versi Lumrah Vivo X50 yang Bukan dibekali gimbal OIS, harganya Rp6,999 juta. Artinya, Anda harus menambah Rp3 juta Buat sebuah gimbal. Sehingga tak salah Apabila disebut Vivo X50 Pro ini gimbalnya yang bikin mahal.
Cek harga smartphone vivo di:
Lazada Blibli JD.ID Shopee Eraspace
Spesifikasi vivo X50 Pro
General
Device Type |
Smartphone |
Model / Series |
vivo X50 Pro |
Released |
16 Juli, 2020 |
Status |
Available |
Price |
Rp9.999.000 (8GB/256GB) |
Platform
Chipset |
Qualcomm SDM765 Snapdragon 765G (7 nm) |
CPU |
Octa-core (1×2.4 GHz Kryo 475 Prime & 1×2.2 GHz Kryo 475 Gold & 6×1.8 GHz Kryo 475 Silver) |
GPU |
Adreno 620 |
RAM (Memory) |
8 GB |
Storage |
256 GB |
Operating System |
Android 10 |
User Interface |
Funtouch 10.5 |
Design
Dimensions |
158.5 x 72.8 x 8 mm |
Weight |
181 gram |
Design Features |
Tempered glass front & (frosted) back, aluminium frame |
Battery |
Non-removable Li-Po 4135 mAh battery |
Display
Screen Type |
AMOLED capacitive touchscreen, 16M colors |
Size and Resolution |
6.56″, 1080 x 2376 pixels (~398 ppi density) |
Touch Screen |
Yes |
Features |
90Hz refresh rate, curved display, HDR10+, Widevine L1 DRM, always-on display, in-display fingerprint sensor |
Network
Network Frequency |
LTE band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 40(2300) 5G band 1, 3, 41, 77, 78, 79 SA/NSA |
SIM |
Dual SIM (Nano-SIM, dual stand-by) |
Data Speed |
HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE-A, 5G |
Camera
Multi Camera |
Yes (Rear) |
Rear |
48MP f/1.6 (wide), PDAF, gimbal OIS + 8MP f/3.4, 135mm (periscope), OIS, 5x optical zoom + 13MP f/2.5, 50mm (portrait), 2x optical zoom + 8MP f/2.2, 120˚, 16mm (ultrawide) |
Front |
32MP, f/2.5, 26mm (wide), 1/2.8″, 0.8µm |
Flash |
Yes, triple-LED dual-tone |
Video |
2160p@30/60fps, 1080p@30/60fps |
Camera Features |
Pro Sports Mode, Extreme Night Vision Mode, Starry Sky, Supermoon, Pro mode, Super macro, Ultra Steady |
Connectivity
Wi-fi |
Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, Wi-Fi Direct, hotspot |
Bluetooth |
5.1, A2DP, LE, aptX HD |
USB |
Type-C 1.0 reversible connector, USB On-The-Go |
GPS |
Yes, with A-GPS, GLONASS, GALILEO, BDS |
HDMI |
No |
Wireless Charging |
No |
NFC |
|
Infrared |
No |
Smartphone Features
FM Radio |
Yes |
Web Browser |
HTML 5 |
Messaging |
SMS, MMS, Online |
Sensors |
Fingerprint (under display, optical), accelerometer, gyro, proximity, compass, color spectrum |
Other |
Colors: Alpha Grey Fast charging 33 Watt |