Keberhasilan OG menjuara ESL One Stockholm Major 2022 mengejutkan komunitas Dota 2, dan satu kunci sukses mereka yang Tak dimiliki tim-tim besar lainnya adalah fleksibilitas dalam mendistribusikan farming ke tiga core mereka. 
IDGS, Jumat, 27 Mei 2022 – Meski datang ke ESL One Stockholm Major 2022 dengan status Juara Dota Pro Circuit Divisi I Tour 2 2021/22 Eropa Barat, OG bukanlah favorit Juara karena tiga pemainnya Lagi sangat muda dan sama sekali Tak berpengalaman bermain di Pentas bergengsi sekelas Major serta disaksikan secara langsung oleh penonton.
Mereka adalah Artem “Yuragi” Golubiev (20 tahun), Bozhidar “bzm” Bogdanov (17 tahun), dan Ammar “ATF” Al-assaf (17 tahun). Sedangkan Tommy “Taiga” Le (23 tahun) dan Sebastian “Ceb” Debs (30 tahun) sudah kenyang pengalaman bermain di turnamen LAN di depan penonton.
Apalagi, kapten OG Mikhail “Misha” Agatov Gagal berangkat karena masalah visa sehingga Ceb yang sudah pensiun, bermain sebagai stand-in dan berganti posisi dari offlaner (pos 3) ke hard support (pos 5).
Lolos ke upper bracket fase playoff sebagai runner-up Grup A, OG terjerembab oleh TSM FTX dan turn ke lower bracket. Tetapi mereka berhasil menemukan konsistensi sejak Begitu itu dan Maju menang hingga akhirnya membalaskan dendam mereka kepada TSM FTX di grand final, sekaligus menasbihkan diri sebagai Juara Stockholm Major 2022.
Trisula maut dan fleksibilitas farming
Di ESL One Stockholm Major, tampak Jernih OG bermain dengan strategi tiga core yang kerap disebut trisula maut. Strategi ini terkenal sangat berisiko karena menggunakan tiga core sekaligus Membangun tim yang menggunakannya harus Pandai menyeimbangkan farming bagi ketiga core dan Apabila Terdapat satu core saja yang Tak jadi, maka hal itu Pandai sangat berbahaya serta dapat berujung kekalahan.
Tetapi trisula maut oG sedikit berbeda. Alih-alih menganut sistem tradisional yakni posisi berdasarkan prioritas farming di mana posisi 1 mendapat prioritas Penting Kepada farming gold disusul oleh posisi 2 sebagai prioritas kedua dan begitu seterusnya hingga posisi 5 yang mendapat jatah farming paling sedikit, OG Menonton situasi dan kondisi dalam permainan sebelum memutuskan siapa yang akan menjadi prioritas Penting dalam tim.
Itu artinya, posisi 1 (hard carry) OG Pandai berubah-rubah di setiap gim. Secara default, Yuragi memang mengisi posisi 1 di tim, Tetapi Apabila situasi dalam gim Tak memungkinkan, maka OG Pandai dengan mudah mengalihkan Pusat perhatian farming ke ATF atau bzm.
Hal ini terbukti dengan data rata-rata GPM (gold per minute) dari para pemain OG yang paling berbeda dibandngkan tujuh tim lain di Top 8 ESL One Stockholm Major.
Rata-rata GPM tim-tim Top 8 ESL One Stockholm Major 2022 Kepada tiap posisi. 
Apabila Menonton dari data tersebut, terlihat bahwa Yuragi merupakan pemain posisi 1 dengan prioritas farming terendah di antara tim-tim Top 8 Stockholm Major dengan 25,8 persen saja. Bzm mencatatkan GPM yang cukup normal bagi seorang mid laner, dan yang paling berbeda tentunya adalah sang offlaner ATF yang memuncaki daftar rata-rata GPM dibandingkan offlaner dari tujuh tim lainnya dengan 22.7 persen.
Apabila ATF dan bzm tertekan, maka prioritas farming akan difokuskan ke Yuragi seperti strategi hard carry pada umumnya. Apabila Yuragi dan ATF yang ditekan Rival, maka giliran bzm yang menjadi carry Penting tim seperti yang ia tunjukkan Begitu menggunakan Invoker di gim ketiga grand final Stockholm Major 2022 melawan TSM FTX.
Yang paling menarik adalah ATF. Tak seperti pemain offlaner pro pada umumnya yang seringkali Membangun item-item defensif serta berorientasi teamfight, ATF Tak jarang berperan sebagai posisi 1 (hard carry) dari off lane menggunakan hero-hero seperti Razor, Bloodseeker, dan Timbershaw. Sudah berkali-kali ia menghancurkan Rival yang ia jumpai di offlane hingga TSM FTX Tiba menghabiskan 3 atau 4 dari 7 jatah slot ban hero mereka Kepada mem-ban hero-hero trademark ATF di grand final Stockholm Major 2022.
Menariknya ketika diperlukan, ATF juga Pandai mengorbankan dirinya agar OG Pandai memfokuskan farming Kepada Yuragi atau bzm, seperti yang ia lakukan di gim 4 grand final Stockholm Major di mana Dragon Knight yang ia kendalikan membeli item-item tak lazim yang lebih mengarah ke support seperti Force Staff, Aether Lens, hingga Octarine Core.
Fleksibilitas dalam mengalihkan Pusat perhatian farming di antara tiga pemain core ini lah salah satu kuncu Penting OG menjuarai ESL One Stockholm Major 2022. Hal itu Membangun Rival mereka kebingungan Kepada menentukan hero mana yang harus di-ban dan siapa core OG yang harus ditarget karena tentunya, menekan tiga hero sekaligus adalah hal yang sangat sulit.
Tommy “Taiga” Le dan Artem “Yuragi” Golubiev (Twitch @ESL_DOTA2)
Di Swedia, kekalahan yang diderita OG lebih karena Elemen kalah draft di mana tim Rival berhasil mengambil hero-hero META atau mengcounter langsung draft OG.
Roster OG yang baru ini Tak hanya menyuntikkan darah muda ke dalam tim, Tetapi juga membawa strategi Istimewa yang belum pernah Terdapat sebelumnya di Pentas eSports Dota 2. Menarik Kepada disimak bagaimana strategi Istimewa OG ini dihadapkan melawan tim-tim kuat dari China yang terkenal juga Mempunyai strategi-strategi Istimewa mereka.
(stefanus/IDGS)