Populix Ungkap Pertumbuhan Mobil Listrik di Indonesia Tergantung Infrastruktur yang Lengkap

Pertumbuhan mobil listrik di Indonesia

Jakarta, Jagatgame.id – Riset Populix terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan mobil listrik di Indonesia Bisa saja kian meningkat bila infrastruktur di negara ini lengkap. Seperti yang kalian ketahui, merek seperti Hyundai, Chery, Wuling, sudah menghadirkan mobil listrik di pasar Indonesia dan pertumbuhan mobil listrik pun terbilang sangat terlihat.

Tetapi demikian, isu baterai dan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik menjadi hambatan terbesar pertumbuhan industri kendaraan listrik di tanah air. Bahkan tak hanya Buat mobil listrik (EV) saja, motor listrik pun juga memilik kendala yang sama.

“Seiring dengan berkembangnya pasar kendaraan listrik (EV) di Indonesia, kolaborasi antara regulator dan produsen EV menjadi semakin krusial Buat mengatasi tantangan yang mendasar seperti aksesibilitas, jarak tempuh, biaya, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang menghambat integrasi kendaraan listrik bagi mobilitas konsumen sehari-hari,” ujar Dr. Timothy Astandu, CEO & Co-Founder Populix.

Baca Juga: Survei Populix: 84% Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online dari Medsos

Riset Populix: Tunjukan Pertumbuhan Mobil Listrik Akan Terlihat Bila Infrastruktur Sudah Lengkap

Dalam riset Populix terbaru yang bertajuk “Electric Vehicle Dynamics: Unveiling Consumer Perspectives and Market Insights” menunjukan bahwa kekhawatiran dengan sisa baterai selama perjalanan (65%), kapasitas jarak tempuh terbatas (61%), dan Bukan Seluruh bengkel menerima perbaikan meskipun kerusakannya non-listrik (49%). Selain itu, keterbatasan infrastruktur atau fasilitas charging (43%) dan Letak stasiun pengisian daya yang Lagi sedikit dan cenderung jauh (42%) juga menjadi tantangan yang dihadapi konsumen dalam menggunakan kendaraan listrik. Hal tersebut cukup disayangkan padahal pertumbuhan mobil listrik sudah mulai terlihat.

Baca Juga:  Razer Menghadirkan Keyboard Gaming Terbaru Lewat BlackWidow V4 Pro 75%

Pengisian daya kendaraan listrik paling nyaman dilakukan di rumah (59%), sementara stasiun pengisian kendaraan listrik Lazim (SPKLU) hanya digunakan oleh 15% responden. Letak penukaran baterai kendaraan listrik yang paling Terkenal adalah Letak brand Formal (78%) diikuti oleh stasiun penukaran baterai kendaraan listrik Lazim (SPBKLU) (42%).

Frekuensi penggunaan SPKLU atau SPBKLU bervariasi dimana 55% melakukan pengisian daya di tempat tersebut setidaknya satu kali seminggu dan bahkan sebagian kecil menggunakannya setiap hari. Dalam kategori sepeda listrik, tujuan Esensial penggunaan termasuk belanja kebutuhan sehari-hari (79%), antar-jemput Sahabat atau keluarga (62%), mengunjungi Sahabat atau keluarga (58%), mengirim barang (23%), dan bekerja (13%).

Google Maps permudah mobil EV dengan fitur yang akan datang.
ilustrasi mobil listrik (Physics World)

Konsumen Mempunyai ekspektasi harga sepeda listrik rata-rata sebesar Rp4.700.000 dengan jarak tempuh 12,32 KM Buat memenuhi kebutuhan mobilitas mereka. Sepeda listrik yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Uwinfly (32%), Exotic (22%), dan Polygon (12%).

Beralih ke motor listrik, responden menggunakan motor listrik dengan tujuan Esensial Buat belanja kebutuhan sehari-hari (72%), mengunjungi Sahabat atau keluarga (57%), antar-jemput Sahabat atau keluarga (57%), bekerja (47%), dan perjalanan dalam kota (46%). Buat memenuhi tujuan tersebut, konsumen merasa bahwa jarak tempuh motor listrik yang ideal adalah 74,93 KM.

Baca Juga:  17 Hp RAM 12 GB Terbaik, Harga Terbaru di 2024
Motor listrik Volta

Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap harga motor listrik rata-rata sebesar Rp18.000.000 dengan tiga merek motor listrik yang paling banyak digunakan adalah Volta (15%), Honda (15%), dan Polytron (13%). Sementara Buat mobil listrik, tujuan Esensial penggunaan meliputi mengunjungi Sahabat atau keluarga (71%), perjalanan dalam kota (69%), bekerja (67%), antar-jemput Sahabat atau keluarga (63%), dan belanja kebutuhan sehari-hari (60%). Pertumbuhan mobil listrik dapat terlihat dalam banyaknya penggunaan mobil EV tersebut di Indonesia.

Rata-rata konsumen menilai harga mobil listrik yang ideal adalah sebesar Rp 250.000.000 dan Mempunyai jarak tempuh 261,18 KM. Adapun mobil listrik yang Ketika ini paling banyak digunakan adalah Wuling (57%), Hyundai (24%), dan Toyota (9%).

Pertumbuhan mobil listrik menurut Populix

VP of Research Populix Indah Tanip menjelaskan bahwa Ketika ini pembelian kendaraan listrik Lagi didorong kuat oleh program-program promosi. Adapun bentuk promosi yang paling disukai oleh konsumen mencakup diskon Tertentu dari produsen seperti potongan harga atau cashback (65%), garansi baterai atau unit (65%), subsidi pemerintah dalam bentuk diskon atau Insentif langsung (57%), serta penawaran paket spesial selama periode tertentu (43%). Sehingga bila perusahaan tak melakukan promosi yang cukup besar, mungkin pertumbuhan mobil listrik tak akan terlihat

Baca Juga:  Gak Tiba Jutaan, itel Ring Hadir Hanya Rp 300 Ribuan Bisa Tracking Kesehatan

Meski dari sisi infrastruktur belum terpenuhi, pertumbuhan mobil listrik tetap akan berlanjut karena mayoritas responden Lagi mencari informasi seputar kendaraan listrik dari media sosial dan channel online (89%) serta aset-aset BTL (80%). Adapun lima sumber media sosial dan channel online yang paling banyak digunakan meliputi iklan YouTube (39%), media sosial Formal brand (38%), website Formal brand (35%), iklan Instagram (22%), dan review di Perhimpunan online (20%).

Sementara itu, Buat kategori BTL (Below the Line), 53% responden menyebut rekomendasi Sahabat dan keluarga sebagai sumber informasi terpercaya, diikuti oleh pameran otomotif di mall (41%) dan event otomotif seperti GIIAS atau IIMS (27%). Di sisi lain, selain media sosial dan channel online, aset-aset BTL, responden juga mencari informasi seputar kendaraan listrik dari aset-aset ATL (Above the Line), khususnya publikasi atau website otomotif sebagaimana dipercaya oleh 20% responden, dan poster di jalanan atau iklan billboard yang menjadi sumber informasi 17% responden.

Dengan Terdapat riset dari Populix ini tentu harapannya para pelaku industri Bisa melakukan pertumbuhan mobil listrik dengan Berkualitas diiringin infrastruktur yang memadai.