4 Argumen Developer Indie Protes Kebijakan Baru Unity Engine

Argumen Developer Indie Protes Kebijakan Baru Unity Engine – Minggu Lampau Unity Membangun kebijakan baru yang sangat kontroversial. Kebijakan ini Membangun para developer merasa dirugikan, terutama kebijakan Runtime Fee yang sangat Tak masuk Intelek.

Para developer Berkualitas dari developer besar hingga Indie melakukan protes yang sangat masif agar perusahaan engine tersebut menarik ataupun melakukan revisi terhadap kebijakan yang akan mereka terapkan tahun depan.

Argumen apa saja sih yang Membangun para developer Indie ini melakukan protes? pada artikel ini, Jagat Game akan menjelaskan beberapa Argumen Developer Indie Protes Kebijakan Baru Unity Engine.

Disclaimer: Artikel ini ditulis berdasarkan beberapa Argumen yang penulis temukan di sosial media developer – developer Indie yang melakukan protes kepada Unity Engine. Artikel ini Tak bermaksud Kepada menyerang ataupun memojokkan pihak – pihak terkait.

Argumen Developer Indie Protes Kebijakan Baru Unity Engine

Perubahan Kebijakan Unity

Berikut adalah Argumen Developer Indie Protes Kebijakan Baru Unity Engine terbaru Yakni Runtime Fee:

1. Developer Merasa Dikhianati oleh Unity

Developer Merasa Dikhianati
Developer Merasa Dikhianati

Argumen Protes pertama tentunya adalah para developer kini merasa dikhianati oleh Unity yang selama ini menjadi Engine yang sangat ramah. Adanya kebijakan baru tanpa sepengetahuan para Developer ini Terang telah menghancurkan kepercayaan secara bisnis.

Baca Juga:  9 Game Terburuk PC/Console 2020

Selama ini para developer menggunakan kebijakan Lamban yang sangat ramah. Developer hanya perlu mengikuti kebijakan sesuai dengan jenis Engine yang mereka gunakan. Dan dulunya, engine ini dianggap cukup transparan.

Tetapi sebelum kebijakan baru ini, beberapa hal yang dianggap mencurigakan terjadi seperti perubahan kebijakan mendadak dan penghapusan repository di Github yang Membangun para developer menganggap perusahan tersebut Tak transparan.

Dengan hancurnya kepercayaan ini, Akibat jangka panjangnya adalah para developer akan berpikir berkali – kali Kepada menggunakan engine tersebut ketika akan mengembangkan sebuah game.

2. Unity Runtime Fee Tak Masuk Intelek

Beresiko Menyakiti Berbagai Pihak Di Industri Game
Beresiko Menyakiti Berbagai Pihak Di Industri Game

Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan ini dianggap Tak masuk Intelek karena terlalu mengambil untung dan Membangun para developer merasa dirugikan. Perhitungan yang diberikan juga dirasa belum matang.

Perhitungan yang dimaksud adalah perusahaan ini akan mengambil 20 sen Kepada setiap instalasi dari game yang sudah terkena Pengaruh runtime fee ini. Sehingga hal ini Membangun para developer menjadi sangat kecewa.

Resiko beberapa oknum akan melakukan instal masal dan melakukan install bombing merupakan salah satu Argumen mengapa runtime fee dianggap Tak masuk Intelek. Developer beresiko Kepada membayar biaya yang luar Lumrah besarnya Kalau hal ini terjadi.

Baca Juga:  Apa Berita Game Genshin Killer yang Dulu Diadu Mekanik Dulu Gamer?

Meskipun pihak perusahaan sendiri telah menjelaskan bahwa mereka Mempunyai Langkah Kepada mengatasi install-bomb ini, Tetapi oknum – oknum yang Mau melakukan Langkah kotor ini Mempunyai berbagai Langkah seperti contohnya menginstall menggunakan virtual machine sehingga tetap akan terhitung.

3. Menipisnya Keuntungan Developer

Perhitungan Membuat Developer Rugi
Perhitungan Membangun Developer Rugi

Tentunya ini merupakan Argumen yang sangat kuat dari para developer sehingga mereka melakukan protes atas kebijakan terbaru ini. Seperti diketahui, Developer Mempunyai berbagai hal yang harus mereka selesaikan dan menggunakan biaya.

Seperti biaya potongan dari Publisher dimana Developer biasanya akan mendapatkan keuntungan Kalau telah menjual lebih dari yang tertera pada kontrak. Disamping itu, platform store juga memakan potongan yang cukup besar.

Biaya bulanan yang mereka keluarkan Kepada membayar Engine Unity juga masuk kedalam hal tersebut sehingga keuntungan para developer terutama Developer Indie sangat tipis. Dan dengan adanya Runtime Fee ini, Bisa – Bisa keuntungan mereka bahkan menjadi minus alias rugi.

Kalau para developer rugi, maka mereka akan mengurungkan Kepada Membangun game menggunakan Unity karena dianggap sebagai Engine yang terlalu memakan biaya. Wajar saja para developer melakukan protes.

4. Berpindah Engine Membutuhkan Banyak Waktu

Rekomendasi Dari Rami Ismail
Rekomendasi Dari Rami Ismail

Hal ini yang tentunya menjadi Argumen lainnya mengapa para developer melakukan protes. Kepada berpindah ke engine lain, para developer harus belajar Tengah Kepada menguasai dan terbiasa menggunakan Engine baru.

Baca Juga:  Menyambut Dead Space Remake, Berikut Rekomendasi 8 Game Action Bercampur Horror

Dan proses tersebut memakan banyak waktu. Alternatifnya memang menggunakan Langkah porting ke engine lain, Tetapi porting ini tentunya Tak sempurna sehingga akan Terdapat beberapa permasalahan lain yang harus mereka perbaiki.

Para developer harus belajar Tengah agar mereka dapat memperbaiki beberapa permasalahan pada game yang telah mereka port. Selain membutuhkan banyak waktu, hal ini juga membutuhkan biaya yang lebih banyak Tengah.

Begitu ini, Engine yang paling Lumrah digunakan Berkualitas di industri game maupun pada sektor pendidikan adalah Unity karena engine ini dapat digunakan secara gratis. Dan perubahan besar akan terjadi Kalau kebijakan ini berlaku sehingga para developer juga protes Kepada merubah kebijakan runtime fee ini.

Nah itulah Argumen – Argumen Developer Indie Protes Kebijakan Baru Unity Engine yang dianggap terlalu merugikan mereka. Syukurnya, perusahaan engine tersebut baru – baru ini telah merubah kebijakan mereka dan meminta Ampun.


Baca juga informasi menarik Jagat Game lainnya terkait Unity atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via author@Jagat Game.com