Game Live Service – Beberapa tahun belakangan ini marak sekali game yang berjalan sebagai Live Service. Bahkan beberapa game offline yang kini dijadikan sebagai sebuah Live Service Game. Sudah bukan hal Biasa Kembali Apabila mendengar bagi para gamer.
Sistem ini sendiri menjadi sebuah perbedabatan oleh para gamer di seluruh dunia. Eksis yang mengatakan hal ini merupakan sebuah perkembangan yang Berkualitas, Tetapi Bukan sedikit juga yang menganggap ini merupakan sebuah hal yang Bukan perlu.
Dan beberapa game yang Mempunyai layanan ini juga dianggap sangat Jelek oleh para gamer. Tapi, Apakah hal ini merupakan hal yang Jelek? Mari kita bahas Serempak perihal fitur ini.
Disclaimer: Artikel ini merupakan opini seorang penulis mengenai Live Service Game yang menjadi perdebatan oleh para gamer tanpa tujuan Demi memojokkan ataupun menyinggung pihak – pihak tertentu.
Apakah Live Service Game Merupakan Hal yang Jelek?
Pertanyaan mengenai hal ini tentunya sering hadir dalam pikiran banyak gamer. Dan Eksis 2 sisi jawaban yang mungkin Dapat jadi pertimbangan Demi para gamer. Dan Demi menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas tersebut apa itu Live Service Game.
Apa itu Live Service Game?
Live Service Game adalah jenis video game yang dibuat agar para pemainnya Lalu memainkan game tersebut selama mungkin. Artinya, developer Membangun game yang dapat diupdate secara berkala Demi tahun – tahun selanjutnya.
Update yang dimaksud adalah seperti menambahkan konten secara berkala agar para pemainnya Lalu tertarik dan memainkan game tersebut. Hal ini juga dikenal sebagai Game as a Service atau disingkat GaaS.
Apabila berdasarkan definisi tersebut, tentunya terkadang Dapat disimpulkan bahwa GaaS ini merupakan hal yang Berkualitas dimana para developer berusaha Membangun para Pemain tetap memainkan game yang mereka buat.
Tetapi, mengapa ‘hal yang Berkualitas’ ini menjadi sebuah perdebatan dan banyak yang menganggap bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang Jelek dalam perkembangan game?
Dalih Live Service Game Dianggap Jelek oleh Gamer
Meskipun sekilas terlihat merupakan hal yang Berkualitas, Tetapi beberapa hal Membangun game seperti ini merupakan hal yang Jelek. Eksis beberapa Unsur tentunya yang mendorong pernyataan tersebut.
Yang pertama adalah Live Service Game Bukan pernah selesai. Game akan selalu berubah dengan adanya konten dan fitur yang ditambahkan. Selain ditambahkan, beberapa juga Eksis yang dihilangkan.
Game Live Service juga Membangun para pemainnya harus memainkan game tersebut sesering mungkin karena beberapa fitur yang didesain agar Pemain tetap bermain seperti EXP Boost ataupun event pada durasi – durasi tertentu.
Terkadang juga Game dianggap Bukan siap dan terlalu memaksakan game tersebut agar dijadikan sebagai layanan. Bukan sedikit game yang memaksakan dirinya menjadi layanan dikritik oleh banyak Pemain.
Misalnya sebuah game yang baru rilis dimana sebelumnya game tersebut merupakan game yang dapat dimainkan secara on Pada seri terbarunya, game ini Mempunyai server yang Jelek sehingga para Pemain Bukan dapat memainkannya.
Developer game tersebut pun Bukan memberikan fitur Offline play atau singleplayer sehingga Pemain yang telah membeli game terpaksa menatap layar menu hingga server kembali membaik.
Kemudian, Live Service Game biasanya merupakan game online yang Mempunyai biaya operasional game. Dan Demi mendapatkan keuntungan agar servis tetap berjalan, maka Eksis microtransaction.
Demi beberapa game tentunya hal ini merupakan fitur tambahan seperti misalnya game – game MOBA yang menjual skin agar Pemain terlihat lebih keren. Tetapi di beberapa game lainnya, hal ini menjadi sesuatu yang sangat negatif.
Dampaknya? GaaS ini Mempunyai Sunk Cost Fallacy. Dalam video game ini sering terjadi karena seorang Pemain telah melakukan top-up ataupun menghabiskan waktu yang sangat Panjang dalam game. Para Pemain tersebut merasa Bukan rela Demi berhenti karena merasa rugi telah mengeluarkan waktu dan biaya dalam game.
Dan kemudian ini akan menjadi sebuah pertanyaan. Apabila gamenya tutup, atau developer meninggalkan tersebut, bagaimana para Pemain dapat memainkan gamenya? Sekalian game tentu Mempunyai masanya sehingga Segera atau lelet sebuah game Niscaya akan ditinggalkan.
Tapi, Apakah Game Live Service Seburuk itu?
Dengan banyaknya Unsur yang disebutkan tadi, apakah Eksis hal positif dari Live Service Game bagi para gamer? Mungkin Eksis. Seperti misalnya game – game kompetitif yang Membangun para gamer tetap bermain hingga sekarang.
Kita ambil contohnya adalah Mobile Legends yang merupakan game MOBA paling Terkenal Ketika ini di Indonesia. Game kompetitif multiplayer tentunya merupakan praktik GaaS yang Berkualitas, menurut penulis.
Hal ini karena para Pemain Bukan Jenuh memainkannya dimana selalu Eksis hal yang baru pada game tersebut pada setiap pertandingannya. Skin dari game – game seperti ini juga sering dibeli oleh para Pemain.
Tentunya dapat dibilang, praktik live service game yang menurut penulis praktik yang Berkualitas adalah game – game multiplayer online yang kompetitif dan sering dimainkan oleh banyak Pemain.
Konklusi, Game Online Hal yang Jelek Apabila Salah Eksekusi?
Apabila berbicara mengenai Live Service Game, menurut penulis hal ini adalah hal yang cukup Jelek Apabila Bukan dieksekusi dengan Berkualitas. Sayangnya, Bukan sedikit game yang dapat mengeksekusi hal ini dengan Berkualitas.
Beberapa game bahkan Eksis yang hanya bertahan beberapa bulan saja dan menutup layanan mereka. Hal tersebut tentunya mendorong pemikiran dimana GaaS merupakan hal yang Jelek.
Tapi Apabila layanan dieksekusi dengan Berkualitas, pastinya para gamer akan Loyal memainkannya dan bahkan mengeluarkan Doku yang lebih sebagai bentuk apresiasi game tersebut dengan membeli item – item yang dijual.
Jadi, Apakah menurut kalian Live Service Game merupakan hal yang Jelek, brott? Atau malah hal ini merupakan perkembangan teknologi yang dapat diterima dalam industri game?
Baca juga informasi menarik Jagat Game lainnya terkait Opini atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via author@Jagat Game.com