Jakarta, Jagatgame Indonesia —
Game tebak kata Wordle yang viral dan sering kali dibagikan di Twitter sejak tahun baru ini dilaporkan tak berniat mencari cuan meski telah sukses.
Pencipta Wordle Josh Wardle menyebut dirinya Kagak Mempunyai niat Demi mengkomersialisasikan gim yang ia buat, karena ia Mau menghadirkan sesuatu yang menyenangkan di internet, tanpa embel-embel biaya.
“Saya cukup Berhasil. Saya dalam posisi di mana saya cukup nyaman (secara finansial). Saya Kagak perlu membebankan biaya pada orang-orang Demi ini. Saya Kagak Cemburu pada orang Apabila mereka Membikin sesuatu dan membebankan biayaa Demi mereka secara online. Kagak apa-apa. Tetapi dengan Wordle, itu Kagak pernah menjadi tujuannya,” kata Wordle, ketika diwawancarai BBC 4.
“Dan saya, idealnya, Mau tetap seperti itu.”
Apa itu Wordle?
Wordle merupakan game tebak kata berbasis web. Pemain akan diberikan 6 kesempatan Demi menebak kata tersembunyi, yang terdiri atas lima huruf.
Petunjuk yang diberikan pada game ini hanya berupa kode Corak Serbuk-Serbuk, kuning, dan hijau. Kode Corak ini muncul Demi memberitahukan status huruf setiap kali pemain melontarkan tebakan.
Serbuk-Serbuk berarti huruf Kagak Eksis dalam kata tersembunyi; kuning berarti huruf Eksis dalam kata, tapi dalam posisi yang salah; dan hijau berarti huruf Eksis dalam kata dan posisinya sudah Cermat.
Wordle hanya mengizinkan pemain Demi bermain/menebak satu kata setiap hari. Pemain kemudian Dapat membagikan hasil beserta prosesnya (berapa kesempatan yang ia butuhkan Demi menebak) dalam bentuk kotak-kotak berwarna di media sosial.
Argumen Wordle Terkenal
Heinz Riehl Ketua Profesor Bisnis di Universitas New York, Anindya Ghose menyebut Eksis beberapa Argumen yang Membikin Wordle viral dan Terkenal, di antaranya karena game ini sederhana, gratis, mudah dicari, dan mudah dibagikan hasilnya.
Kemudian tampilan yang Kagak rumit dan bertumpuk dengan berbagai Ragam ikon juga Membikin game ini menyenangkan Demi dinikmati.
“Dengan fitur itu, kita menginginkan lebih, dan itu adalah kemauan besar Demi kembali setiap hari,” kata Ghose, seperti dikutip dari Marketplace.
Lebih lanjut, Ghose mengatakan bahwa psikolog telah menemukan bahwa permainan kata memberikan rangsangan pada area pemroresan bahasa dan logika di otak kita.
“Dan karena itu, seperti banyak permainan lainnya, mereka juga melepaskan dopamin, Merupakan hormon yang membantu kita merasakan kesenangan dan kepuasan,” kata Ghose.
(lmy/vws)
[Gambas:Video CNN]