Pengembangan sebuah game menjadi proses yang bertele-tele, melelahkan, dan tak selalu menjamin kesuksesan komersil maupun secara kritis di mata gamer, maka dari itu developer takkan pernah segan Buat Meletakkan namanya didalam credits game atau bahkan judul game itu sendiri karena merasa bangga akan telah berhasil menyelesaikan proyek yang dia kerjakan selama bertahun-tahun.
Tetapi Mahluk tak pernah merasa puas, bahkan dengan hasil karyanya sendiri, hingga memunculkan rasa benci dari sang developer kepada game yang dia kerjakan Tewas-matian karena satu aspek yang Enggak berjalan sesuai rencana atau karena keputusan yang berbeda antara apa yang dikerjakan dengan visi yang dia miliki.
Berikut game yang Enggak disenangi oleh developernya sendiri:
1. Jordan Mechner – Prince of Persia: Warrior Within
Jordan Mechner merupakan kreator dari Prince of Persia , sebuah proyek kecil yang dia kerjakan Pas setelah dia lulus dari Yale University. Game action-adventure ini dikembangkan selama waktu 3 tahun dan selama waktu tersebut dia juga mengerjakan game lain berjudul Karateka Berbarengan studio Broderbund Software.
Visi yang dimiliki Jordan Buat franchise yang dia ciptakan ini adalah sebuah game petualangan bertema arabia yang banyak mengambil inspirasi dari Arabian Nights, Robin Hood dan Raiders of the Last Ark. Dia berharap game tersebut dapat dimainkan oleh siapapun meski dengan beberapa kekerasan yang Terdapat, semuanya dibawakan dengan Enggak terlalu berlebihan maupun terlalu serius.
Ketika lisensi dari franchise ini dibeli oleh Ubisoft pada tahun 2001, dia kembali terlibat dalam beberapa seri dari franchise ini mulai dari The Sands of Time, Warrior Withing dan The Two Thrones. Dengan tim yang lebih besar dan Donasi dari publisher besar, semuanya mungkin terdengar berjalan Fasih khususnya Menyaksikan ketiga game tersebut dapatkan resepsi yang sangat Berkualitas dari gamer dan kritikus, Tetapi Jordan Mechner merasa Enggak puas pada seri kedua dan ketiga yang dia kembangkan setelah dibeli Ubisoft ini.
Warrior Within dan The Two Thrones membawakan direksi game yang jauh dari apa yang dia inginkan. Apabila sebelumnya dia Ingin franchise ini dibuat “Seluruh umur” layaknya bagaimana ketiga inspirasi terbesarnya dapat dinikmati oleh Seluruh orang. Warrior Within perlihatkan pola cerita yang terlalu serius, gameplay yang bawa kekerasan di game mencapai rating M, dan gaya visual yang terlalu edgy dari yang Terdapat di visinya. Perbedaan direksi ini Membangun Jordan Mechner dilaporkan mengeluarkan diri dari pengembangan game dan bahkan pensiun dari dunia pengembangan game Buat beralih ke industri TV.
2. Dong Nguyen – Flappy Bird
Lagi ingat dengan game satu ini, Lagi ingat ketika Seluruh orang tak mau stop membicarakan game ini dan betapa sulit dan adiktif gameplay yang dimiliki game? Di masa-masa populernya Ialah pada 2014 silam, salah satu orang yang membenci kepopuleran game ini bukan hanya para hater, tetapi sang developer dan kreator sendiri – Dong Nguyen. Pria asal Vietnam ini memutuskan Buat menghapus game dari Playstore dan App Store setelah popularitas game berada dalam puncaknya. Banyak orang pada Demi itu mengira bahwa keputusan tersebut dikarenakan masalah Hak Punya dengan pihak Nintendo Menyaksikan game memakai sedikit asset dari salah satu game mereka, Tetapi pada kenyataannya keputusan ini diambil karena Dong Nguyen muak dengan popularitas yang dia dan game tersebut dapatkan.
Dong Nguyen Ingin Flappy Birds menjadi game yang dapat dimainkan Buat bersantai meski dengan gameplay sulit yang dimiliki, bukan sesuatu yang adiktif layaknya dipandang banyak pemain Demi itu. Nguyen akui popularitas yang didapatkan Flappy Bird menjadi beban dalam hidupnya hingga membuatnya sulit tidur dan satu-satunya Langkah Buat mengatasinya ialah dengan menghilangkan eksistensi game tersebut.
Dong Nguyen hingga Demi ini Lagi mengembangkan game, Tetapi dia ungkapkan bahwa dia takkan senggan melakukan hal serupa dengan Flappy Bird apabila game lainnya yang dia buat mendapat popularitas yang sama dengan game tersebut.
3. Peter Molyneux – Fable II
Peter Molyneux telah ciptakan banyak game klasik sepanjang hidupnya. Dia merupakan kreator dibalik Black and White, Populaous, dan Dungeon Keeper. Pandai dibilang Peter merupakan bapak dari Jenis “god game“, Tetapi Terdapat masa dimana dia beralih ke Jenis lain Ialah RPG dengan franchise berjudul Fable.
Fable kembali menjadi game klasik yang diciptakan oleh Peter dan studionya, sekuelnya dipandang sebagai salah satu game terbaik yang dia pernah buat, Tetapi dibalik kesuksesan dan resepsi positif yang didapatkan game kedua ini, Peter merasa Enggak puas dengan hasil akhir game tersebut. Lewat wawancara Berbarengan Eurogamer pada 2010 silam, Peter mengkritik panas game yang dia buat ini, memanggilnya sebagai karya yang sangat Jelek, dirilis terburu-buru, dan penuh desain Jelek.
Lewat wawancara ini, dia menjelaskan betapa “sampah” cerita yang dia buat pada game ini, betapa membosankan desain map yang dia buat, Seluruh Kepribadian NPC terlihat seperti orang Rusia, loading yang lama, dan bug yang dimiliki game tak dapat dihitung jari Kembali. Meskipun dengan kritik panas yang dikeluarkan peter pada gamenya sendiri, Fable II menjadi seri favorit kebanyakan fans dan Fable III yang menjadi “anak kesayangan” dari Peter Lagi dipandang sebagai seri terburuk dari franchise ini.
4. Phil Fish – FEZ
Sulit Buat menjelaskan sosok Phil Fish, dan mungkin dia tak sepenuhnya Pandai dikategorikan dalam list satu ini. FEZ, game pertama dan terakhir dari Phil Fish, merupakan game indie yang Aneh dan penuh dengan resepsi positif dari gamer, sang kreator dan developer Esensial menjadi sosok paling toxic yang pernah Terdapat di industri game.
Phil selalu menyombongkan kesukesan yang diraih game tersebut dan memberikan pesan kebencian kepada Seluruh orang yang mengkritik dirinya sebagai developer. Phil terlihat seperti Ingin selalu menjadi pusat perhatian dan Ingin menjadi lebih Terkenal dari game yang dia buat. Puncak dari ego Phil Fish ini Ialah Demi dirinya berada dalam argumen dengan para jurnalis dan gamer lewat Twitter akan dia dan gamenya, tak tahan dengan argumen yang tak kunjung usai dan bahkan semakin memanas, Phil Fish tak hanya mengkritik industri game sebagai hal terburuk yang pernah Terdapat tetapi juga memutuskan Buat membatalkan sekuel dari game ini secara mendadak.
Ini mungkin menjadi kali pertama sebuah proyek besar yang telah dikerjakan selama bertahun-tahun musnah begitu saja karena argumen di sosial media. Phil Fish tak pernah Kembali terlihat setelah dibatalkannya game ini, namanya tak Kembali serelevan dulu setelah insiden besar ini dan kini menjadi sebuah tanda tanya apakah dia akan berani menampakan dirinya Kembali seperti dulu di dunia maya setelah insiden ini.
5. John Romero – Daikatana
Pada tahun 90-an, nama John Romero menjadi nama yang Krusial di industri gaming khususnya PC. Dia merupakan desainer dibalik banyak FPS yang dirilis pada era 90-an, tetapi peran terbesarnya adalah sebagai co-creator sekaligus level desainer dari Doom yang hingga kini dipandang sebagai game yang revolusioner Jenis FPS. Demi dia umumkan keluar dari ID Software dan tengah kerjakan game baru dengan studio barunya, fans Doom dan FPS pada umumnya tak sabar Buat Menyaksikan seperti apa game tersebut.
Proyek ini pada akhirnya diberi judul Daikatana, dan dengan keterlibatan sang legenda dan iklan bertuliskan “John Romero is about to make you his bitch,” Daikatana dengan Segera mendapatkan hype dan antisipasi yang tinggi. Sayangnya proyek ini Enggak berjalan semulus ekspektasi, game Lagi menggunakan engine lama Ialah ID tech 2.0 disaat developer lain telah beralih ke versi baru engine ini, pengembangan game terpaksa ditunda beberapa kali Buat menyesuaikan kualitas game dengan kualitas game yang dirilis Demi itu.
Setelah dirilis, game dengan iklan kontroversial dan penuh ego ini Rupanya tak sesuai dengan ekspektasi gamer, resepsi negatif membanjiri game dan reputasi John Romero seketika turun menjadi Jelek setelah perilisan game ini. Meskipun dia kini Lagi dipandang sebagai legenda, gamer hingga Demi ini takkan pernah merupakan kegagalan terbesar yang pernah dia lakukan Ialah Daikatana.
Bertahun-tahun setelah game tersebut dirilis, beliau telah memohon Ampun atas kegagalan game tersebut berserta iklan kontroversial yang digunakan Buat memasarkan game ini. Dirinya akui Kalau game tersebut merupakan game gagal dan dirinya merasa menyesal dengan eksistensi iklan tersebut.
6. Jacques Servin – Sim Copter
Nama Jacques Servin mungkin bukan nama yang tergolong Terkenal Buat banyak gamer layaknya orang-orang yang disebutkan diatas, Tetapi kebenciannya akan game ini dan studio tempat dia berkerja mungkin menjadi salah satu yang paling Menggemaskan pada list ini. Jacques Servin merupakan programmer dari Maxis pada proyek Sim Copter, selama mengerjakan proyek tersebut, dia mulai merasa muak dengan lingkungan kerja yang “Enggak manusiawi”, jam kerja yang Enggak masuk Pikiran, dan Enggak diperbolehkan mengambil libur sama sekali.
Muak dengan proyek dan kerja yang terlalu sibuk tersebut, dirinya Hening-Hening menambahkan easter egg kedalam kode game. Pada tanggal tertentu, gedung tempat Anda Meletakkan helikoptermu akan dipenuhi dengan NPC pria Separuh telanjang yang mencium satu sama lain lengkap dengan sound effect tersendiri. Easter egg ini langsung ditemukan gamer setelah rilis, Tetapi karena 50.000 hingga 80.000 kopi game telah dikirimkan Demi itu dan internet belum terkenal seperti sekarang, developer harus pasrah dengan game mereka miliki easter egg ini. Servin dalam waktu dekat dipecat dari Maxis setelah easter egg ini ditemukan.
Hingga Demi ini, E.T Buat Atari 2600 dianggap sebagai salah satu game terburuk yang pernah Terdapat. Gameplay dengan banyak mekanik game Enggak dijelaskan, objective yang Enggak Terang, dan visual yang Enggak menarik sama sekali Membangun game tak hanya dipandang sebagai game Jelek, tetapi juga menjatuhkan nama Atari yang pada Demi itu merajai industri game di negara barat.
Jutaan kopi dari game ini Enggak terjual, banyak distributor terpaksa mengembalikan game ke pihak Atari karena Enggak laku, dan Atari yang Enggak Paham harus melakukan apa pada jutaan kopi game Enggak terjual ini terpaksa membuangnya di TPA yang Terdapat di Mexico.
Howard Scotch Warshaw merupakan developer solo dari game ini. Dia merupakan developer dibalik beberapa game sukses di era Atari seperti Yars’ Revenge, Star Castle, dan game adaptasi dari Raiders of the Last Ark. Dia ditugaskan Buat Membangun game adaptasi dari E.T oleh CEO Atari, Tetapi berbeda dengan game-game sebelumnya yang biasanya dia kerjakan dalam waktu setidaknya 5 bulan, game adaptasi E.T ini harus diselesaikan dalam waktu 5 minggu Buat menemui Sasaran rilis di musim libur.
Tertekan karena deadline yang sebentar dan Sasaran penjualan yang terlalu tinggi, pengembangan game E.T menjadi mimpi Jelek tersendiri Buat Warshaw. Buat mempercepat pengerjaan game, dia harus memasang sendiri devkit di rumahnya agar kerja di kantor dapat selalu dilanjutkan di rumah. Tidur dan makan Nyaris selalu tertinggalkan selama Warshaw kerjakan game ini, dan bahkan managernya selalu datang Buat mengingatkan dia akan kedua hal tersebut. Dalam waktu 5 minggu, Warshaw berhasil kembangkan game tersebut dan hasilnya tentu Enggak memuaskan Buat dia Menyaksikan banyak ide yang harus ditinggalkan karena deadline sempit ini.
Karena kualitas yang begitu Jelek, game E.T. jauh dari Sasaran 5 juta kopi yang dipasang oleh Atari. Dalam waktu singkat, Atari rugi hingga $310 juta karena penjualan Jelek game ini serta penjualan Jelek seluruh game-game lain mereka, menyebabkan industri game di negara barat seketika Tewas hingga Nintendo hadir menghidupkan kembali industri ini.
Terlibat dalam sebuah game yang dicap sebagai yang terburuk tentu menimbulkan rasa malu yang besar dalam diri Warshaw hingga membenci eksistensi game ini, Tetapi di waktu yang sama dirinya merasa sedikit bangga telah jatuhkan satu korporat besar dengan satu game buatannya. Pandai dikatakan ini menjadi perasaan love/hate ketimbang 100% benci layaknya developer-developer yang disebutkan diatas pada list ini.
8. Brian Greenstone – Lester the Unlikely
Lester the Unlikely merupakan game yang mencoba Buat mereplika gameplay yang dimiliki Prince of Persia dari segi mekanik gameplay hingga kontrol, hanya saja Seluruh yang mereka desain dari game ini Bahkan Membangun pemain kesal khususnya pada Kepribadian Esensial yang terkesan sangat kikuk. Game ini dapatkan resepsi yang tentu saja negatif akibat hal tersebut dan eksistensinya semakin dikenal setelah Angry Video Game Nerd Membangun review dari game tersebut yang dimana tentu saja dia benci dan dia pandang sebagai “sh*tty game”.
Lester the Unlikely sangatlah Jelek, hingga sang desainer dan programmer dari game ini, Brian Greenstone, tak Ingin membicarakannya sama sekali. Game ini merupakan satu dari 6 game yang pernah dia buat, dan Terdapat Demi dimana Brian menuliskan deskripsi game tersebut di website Pangea Software sebagai “Game yang Enggak saya senangi sama sekali, saya tak mau membicarakan game tersebut.”