Masyarakat Bajo sedang hangat diperbincangkan karena penggambaran budaya mereka yang dihadirkan melalui Sinema Hollywood karya James Cameron.
IDGS, Senin, 26 Desember 2022 – Penulis naskah dan Pengarah adegan ini menjelaskan bahwa masyarakat Bajo menjadi salah satu inspirasi dalam konsep Etnis Metkayina di dalam Sinema terbarunya, Avatar: Way of Water. Tetapi Rupanya, Etnis Bajo Enggak hanya tergambarkan dalam media Terkenal seperti Avatar. Di tahun 2021, Lokapala gim MOBA garapan Anantarupa Studios Rupanya sudah pernah menampilkan masyarakat Bajo dalam salah satu Ksatriya mereka yang bernama Lando.
Sebagai negara biodiversity kedua di dunia, Indonesia punya tanggung jawab dalam menjaga ekosistem dan biota laut dunia, khususnya terumbu karang. Tercatat Eksis lebih dari 500 jenis terumbu karang di segitiga koral yang kini sepertiga kondisinya sangat memprihatinkan. Kami berharap kedepannya generasi muda Indonesia lebih sadar dan Acuh terkait isu lingkungan laut Nusantara. kata Ninoi Kiling, IP & Development Lead Anantarupa Studios
Sebagai masyarakat bahari, gaya hidup dan budaya masyarakat Bajo Enggak dapat dipisahkan dengan laut. Malah, keseganan masyarakat Bajo terhadap laut sangat terlihat bahkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Contohnya, mereka menggunakan peralatan sederhana Kepada menangkap ikan dan Mempunyai pantangan Kepada membuang sampah rumah mereka di laut. Mereka percaya bahwa melanggar kedua hal ini akan berakibat datangnya bencana laut, seperti rusaknya kelestarian dan ekosistem laut, terutama terumbu karang. Nilai-nilai kearifan masyarakat Bajo inilah yang Ingin disampaikan dalam Ksatriya Lando di Lokapala.
Masyarakat Bajo pada awalnya adalah masyarakat bahari dengan kisah dan asal usul yang menarik. Tercatat Etnis Bajo tersebar di berbagai tempat di kawasan Asia Pasifik, mulai dari Indonesia, Filipina, Taiwan bahkan hingga kawasan Cina. Tetapi, keberadaan masyarakat Bajo sudah tercatat dalam sejarah sejak Era kerajaan Sriwijaya. Menurut sejarah, masyarakat Bajo Mempunyai kontribusi yang besar dalam menjaga Kawasan laut Nusantara yang menjadi jalur perdagangan dunia.
Hal menarik lainnya adalah kondisi fisiologis Etnis Bajo yang berbeda dengan Insan lainnya. Riset menunjukkan bahwa DNA Etnis Bajo mengalami adaptasi genetik, seperti ukuran limpa mereka yang 50% lebih besar dari populasi umumnya.
Limpa berfungsi Kepada menyimpan cadangan darah, sehingga semakin banyak darah merah yang dapat ditampung, artinya semakin banyak juga oksigen yang tersimpan. Inilah yang Membangun mereka Pandai menyelam di kedalaman hingga 70 meter dengan kurun waktu lebih dari 10 menit.
Sumber: Press Release Anantarupa Studios