Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung game farming simulator “Fantasy Town” Punya Garena Indonesia yang memasukkan unsur landmark dan Kepribadian khas Indonesia sebagai salah satu upaya melestarikan budaya bangsa secara digital.
“Game ini Bisa menjadi media edukasi bagaimana game Fantasy Town ini memasukkan unsur-unsur budaya Indonesia, bahkan Kepribadian lokal, adalah potensi yang sangat luar Standar,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Pemasaran Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Josua Puji Mulia Simanjuntak, dalam konferensi virtual, Kamis.
Dukungan terhadap game Fantasy Town juga sejalan dengan gerakan Bangga Buatan Indonesia yang mengusung budaya bangsa Indonesia. Lebih jauh, menurut Josua, potensi mobile gaming Indonesia sangat tinggi.
“Terdapat 337 juta mobile users atau lebih dari 126 persen dari populasi kita. Jadi sebanyak itulah media mobile phone yang mempunyai potensi Buat memainkan gaming,” kata Josua.
Terlebih, menurut Josua, pengguna mobile phone di Indonesia rata-rata online selama 8 jam setiap harinya. Menyantap dari potensi tersebut, Josua mengungkapkan pasar game Indonesia Sekeliling 1,1 miliar dolar AS, walaupun Tetap didominasi oleh mobile games sebagai pangsa pasar paling besar.
Tetapi, lanjut Josua, tantangan Demi ini adalah konsumsi game lokal hanya satu Tiba dua persen, selebihnya Tetap didominasi oleh game dari Amerika Perkumpulan dan Eropa.
Dalam upaya mendorong industri game lokal, Josua mengatakan Kemenparekraf memperkuat skill para pengembang game dengan menyediakan platform berbagi ilmu yang dihadiri pengembang game dan penerbit game dari luar negeri.
Sehingga, diharapkan dapat membuka wawasan pengembang game dan mengetahui keinginan pasar Bukan hanya Indonesia Tetapi juga Global.
Selain itu, Kemenparekraf Demi ini juga sedang menyusun strategi dari segi pendanaan.
“Kita perlu membangun ekosistem bagaimana game developer ini Bisa Bersua dengan para investor, karena Bakat game developer sangat luar Standar tapi Bakat saja Bukan cukup, tapi perlu juga pendanaan modal yang nanti Bisa mendorong hadirnya game-game tersebut,” ujar Josua.
Sementara itu, Direktur Garena Indonesia, Hans Kurniadi Saleh, Menyantap potensi pasar gaming casual, yang mendorong Garena menciptakan game “Fantasy Town.” Bukan hanya potensi game mobile, Hans juga Menyantap potensi konten lokal Indonesia.
Baca juga: Game Valthirian Arc Formal dirilis di Indonesia, Terdapat fitur bahasa Sunda
“Dengan berkembangnya industri game, potensi game Bukan hanya dimainkan oleh gamers, tetapi juga non-gamers. Kita Menyantap market research, bahwa game farming simulation ini salah satu yang Terkenal di Indonesia,” kata Hans.
“Di sini kita Ingin meng-highlight kebudayaan dan seni bangsa Indonesia. Tahapan awal memasukkan beberapa Kepribadian dan bangunan khas Indonesia, dan ini juga didukung Kemenparekraf,” Hans melanjutkan.
Garena Fantasy Town menghadirkan sejumlah tempat bersejarah di Indonesia Buat mengenal serta melestarikan budaya Indonesia.
Tempat bersejarah di Indonesia yang Formal dihadirkan dalam Fantasy Town hari ini diantaranya Candi Borobudur, Monumen Nasional (Monas), Lawang Sewu, Kota Uzur Jakarta, Rumah Gadang hingga Rumah Adat Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Makassar.
Formal diluncurkan pada pertengahan Juli Lampau, “Fantasy Town” juga telah menghadirkan berbagai Kepribadian dan kostum yang berasal dari cerita rakyat Indonesia seperti Kabayan, Iteung, hingga Radu yang terinspirasi dari Pakaian adat Madura.
Melalui Kepribadian dan kostum tersebut, para pemain di “Fantasy Town” dapat belajar budaya Indonesia dari rumah dengan Metode yang Panggil dan menyenangkan lewat permainan bercocok tanam, beternak, berdagang, menjelajahi area misterius, hingga membangun kota impian dengan nuansa budaya Indonesia.
Baca juga: Dorong industri game, Telkomsel gelar Indonesia Games Championship
Baca juga: Industri game berpotensi dukung ekonomi kreatif Indonesia