Perbedaan Kemampuan Otak : Gamer vs Non-Gamer

Akibat bermain video games sering menjadi perdebatan yang Enggak berujung dalam dunia per-muggle-an. Pihak yang pro dengan Akibat positiif video games atau biasanya kalangan para gamers berpendapat bahwa video games dapat meningkatkan pengetahuan, daya ingat dan juga menjadi media pembelajaran. Enggak sedikit terdengar bahwa beberapa gamers mengaku Dapat Lancar berbahasa inggris dengan bermain games. Sedangkan pihak lainnya mengatakan video games banyak berdampak Enggak baik terhadap kesehatan pemainnya, seperti kerusakan penglihatan, gangguan pada otak bahkan dapat menyebabkan kecacatan pada tubuh.

Begitu banyak informasi yang saling bertentangan akan Akibat video games. Jadi apa yang terjadi pada otak seorang pro-gamer? Ataukah Enggak lebih Berkualitas dari pada seorang non-gamer? Di kutip dari WIRED yang mengunjungi para peniliti dan Spesialis Buat melakukan tes Akibat video games terhadap otak dan tubuh playernya.

READ  Steam Wallet IDR dan USD, Mana yang Lebih Berkualitas?

Para Pemain Action Games yang seperti Counter Strike, Overwatch, dan PUBG ataupun Fortnight dapat meningkatkan kemampuan persepsi, kognitif dan atensi karena game-game tersebut menuntut playernya Buat Konsentrasi pada objek yang bergerak, dan memahami keaadan Kurang Lebih Konsentrasi akan Bunyi-Bunyi, beradaptasi dengan situasi dan mengambil keputusan dengan Lekas dan Akurat dibawah tekanan waktu singkat. Dengan demikian para gamer telah terlatih menganalisa dan memahami keadaan Kurang Lebih dan mengambil keputusan dengan Lekas sehingga dapat merespon dengan Akurat.

dims 1

Terbukti dari tes yang telah dilakukan tim WIRED, kemampuan persepsi pro-gamer jauh lebih Berkualitas dari non gamer, dilihat dari tes pertama Adalah menguji kecepatan dan ketepatan menekan tombol yang menyala. Non-gamer terlihat panik dan kewalahan menghadapi situasi tersebut, ia kurang Pandai Menyaksikan lampu mana yang menyala dan kemana tangannya harus menekan tombol. Sedangkan sang gamer terlihat lebih tenang dan santai, dan terlihat sangat mudah baginya dalam menjalankan tes tersebut, hal ini berarti bahwa ia sudah terbiasa berada dalam situasi yang menuntut kecepatan dan ketepatan dalam Menyaksikan hingga ia dapat menyesuaikan dirinya Buat tetap tenang, dan menganalisa situasi agar dapat merespon tombol yang menyala dengan Lekas dan Akurat. Tes pertama disamping menguji kemampuan persepsi juga menguji kemampuan kognitif Adalah menguji apakah kita dapat beradaptasi dengan situasi tersebut atau malah dikalahkan olehnya.

READ  10 Rekomendasi Game Samurai di PC Alternatif Ghost of Tsushima

maxresdefaDADADADult

Pada tes kedua, peserta diuji Buat melakukan perintah dan mengabaikan perintah secara bersamaan. Hal ini berarti kemampuan kognitif yang sedang diujikan kepada sang pro-gamer dan non-gamer. Sedang pada tes ketiga kemampuan persepsi dan atensi diuji Adalah seberapa Berkualitas peserta Menyaksikan beberapa objek bergerak secara bersamaan dan Enggak hanya Konsentrasi pada satu objek saja.

awewe

Hasil akhir tes tersebut adalah sang Pro gamer mendapat skor 98% sedangkan si non gamer dengan skor 60%-70%. Terbukti kemampuan para gamer jauh lebih tajam dalam hal penglihatan dan pendengaran, jauh lebih mudah beradaptasi dengan keadaan, mengambil keputusan sekaligus merespon dengan Lekas dan Akurat dan juga lebih Konsentrasi dibandingkan dengan non-gamer. Dari sisi Sains juga telah diteliti bahwa games khususnya action games memberikan Akibat positif yang besar pada daya Persepsi, kognitif dan Antensi seseorang.

READ  Argumen Mengapa League of Legends Gagal Total di Indonesia

aadwe

Tetapi dibalik kelebihan selalu Terdapat kekurangan, keluhan yang sering diterima dokter dari para gamer biasanya Ngilu pada jari, pergelangan tangan, siku, pundak dan leher. Jadi walaupun punya Akibat positif yang besar, dosis bermain video games juga harus tetap diperhatikan ya brott.